memperbaikidan memasang ban luar dan ban dalam Sedang75 Tinggi 80 78 77,67 4.12 Melaksanakan membongkar memperbaiki dan memasang ban luar dan ban dalam Sedang75 Tinggi 80 78 77,67 3.10 Menerapkan cara perawatan sistem kemudi dan power steering Sedang75 Tinggi 80 78 77,67 PENENTUAN KKM Smstr Kriteria Ketuntasan Minimal Kompleksitas Daya dukung PEMAKAIAN PELEK YANG TIDAK SEMPURNAPelek Standar Pelek Sempit Pelek LebarGambar 23. Posisi Ban Terhadap PelekPENGGUNAAN BAN DAN PELEK YANG SESUAI1. Ban luar radial harus memakai ban dalam Gunakan ban dengan spesifikasi teknis yang Gunakan pelek ukuran standar, sesuai dengan ukuran Gunakan pelek Hump Rim untuk ban Mengemudi dengan cara yang BAN LUAR1. Kesesuaian ban terhadap pelek yang digunakan. Ukuran ban harus sesuai dengan pelek yang digunakan. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan melihat ukuran ban yang tertera pada sidewall dan dibandingkan dengan ukuran pelek yang digunakan. Ukuran pelek biasanya tertera pada pelek tersebut. Pemakaian pelek yang tidak sempurna akan mengakibatkan akibat seperti telah diuraikan di atas. Penting juga memeriksa run out pelek roda, yaitu seperti gambar dibawah ini. 38Gambar 24. Memeriksa Run Out Pelek2. Pemeriksaan keausan ban. Keausan ban dapat dilihat dengan melihat indikator keausan ban pada tread. Apabila keausan tread mencapai indikator, hal ini menunjukkan batas keausan ban dan saatnya ban harus WornTread Tread TREAD WEAR INCICATOR Location marks Gambar 25. Pemeriksaan Keausan Ban3. Tekanan angin. Tekanan angin ban yang tidak sesuai akan menyebabkan kerusakan pada ban dan memperpendek umur ban, diantaranya keausan tread tidak rata, lepasnya ikatan ply-cord dari karet ban, dan keretakan pada daerah sidewall. Oleh karena itu penting juga dilakukan memeriksa keolengan roda, seperti gambar dibawah ini. keolengan roda 1,0 mmGambar 26. Pemeriksaan run-out ban 394. Kerusakan luar. Kerusakan luar dari ban merupakan kerusakan yang dapat diamati secara visual. Gantilah ban Anda Bila tanda slip sudah terlihat Gambar 27. Pemeriksaan Kerusakan Luar Ban a. Rib Tear Ada bagian alur Rib yang robek dan terlepas dari telapak ban. Tear Rib disebabkan posisi telapak ban tidak menapak ke permukaan jalan dengan sempurna, sehingga konsentrasi berat hanya bertumpu pada sebagian kecil telapak. Karena beban tidak sesuai dengan kekuatan bagian ban yang memikul, maka terjadi kerusakan. b. Separation Pada bagian luar ban terjadi benjolan bagian yang menggelembung terutama pada shoulder, atau pada sidewall. Ini disebabkan terlepasnya ikatan ply-cord dari karet ban yang disebabkan beban berat, tekanan angin kurang dan kecepatan tinggi. c. Terputusnya ply-cord pada sidewall, kerusakan dapat dilihat dari sisi dalam ban. Penyebab kerusakan ini adalah tekanan ban sangat kurang, sehingga terjadi defleksi pergerakan-pergerakan yang besar pada sidewall. Gaya regang tarik yang berulang-ulang menyebabkan ply-cord putus. 40Macam dan Golongan Kerusakan Ban LuarTabel 2. macam dan Golongan Kerusakan Ban LuarMacam dan Kondisi kerusakan Penggolongan BerbahayaPly-cord putus BerbahayaRetak alur Mencapai benang / Hati-hati kanvas Berbahaya Belum mencapai Hati-hati benang BerbahayaRusak luar telapak Mencapai benang / kanvas Hati-hati Belum mencapai Berbahaya benang Berbahaya BerbahayaRetak dinding Mencapai benang /samping kanvas Belum mencapai benangKerusakan bead Bead brokenLapisan ban terpisah separationKebocoran/perbaikan yang tidak sempurnapada ban tubeless5. Keausan ban. Digolongkan menjadi dua, yaitu keausan karena umur pemakaian dan keausan yang tidak wajar. Tread yang aus secara merata merupakan keausan yang wajar yang terjadi karena umur pemakaian ban. Apabila tanda indikator keausan pada tread sudah terlihat, ban perlu diganti baru. Berikut ini merupakan keausan yang tidak wajar yang terjadi pada ban. a. Ban Aus Pada Shoulder Atau Di Tengah Penyebab utama keausan ban yang terpusat pada shoulder atau di tengah adalah kesalahan tekanan ban. Kalau tekanan ban terlalu rendah, maka bagian tengah akan cekung, dan beban akan tertumpu pada shoulder sehingga akan aus lebih cepat daripada bagian tengah. Beban yang berlebihan juga akan berakibat sama. Kalau tekanan ban terlalu tinggi, bagian tengah ban menjadi cembung, dan sebagian besar beban akan tertumpu di tengah sehingga keausannya lebih cepat daripada bagian shoulder. 41Keausan Keausan Keausan Gambar 28. Aus Pada Tengah Tread dan Pada Shoulderb. Keausan Ban Sebelah Dalam Atau Sebelah Luar 1 Keausan karena menikung, seperti terlihat di bawah adalah yang disebabkan karena berbelok dengan kecepatan yang berlebihan. Ban tergelincir dan mengakibatkan jenis keausan diagonal. Ini adalah masalah yang paling sering terjadi. Satu-satunya cara pencegahannya adalah pengemudi harus memperlambat kendaraan pada saat membelok. 2 Deformasi atau kelonggaran yang berlebihan pada bagian suspensi akan mempengaruhi front wheel alignment, dan mengakibatkan keausan ban tidak normal. 3 Kalau sebelah tread keausannya lebih cepat dari yang lain, penyebab utamanya adalah mungkin camber tidak tepat. Karena besarnya bidang singgung ban dengan jalan tergantung pada besarnya beban, ban dengan camber positip, diameter sebelah luarnya lebih kecil daripada sebelah dalam. Akibatnya, tread bagian luar akan slip pada jalan untuk mengejar jarak tempuh yang sama untuk tread bagian dalam. Kejadian slip ini mengakibatkan keausan yang berlebihan di sebelah luar tread. Untuk ban dengan camber negatip, keausan tread di sebelah dalam akan lebih cepat. 42KeausanGambar 29. Aus Sebelah Dalam dan Luarc. Keausan Akibat Toe-In Atau Toe-Out Aus Berbulu Penyebab utama aus berbulu pada tread ban adalah penyetelan toe- in yang tidak tepat. Toe-in yang terlalu besar akan memaksa roda slip keluar dan menggesek bidang singgung tread bagian dalam pada permukaan jalan, ini menyebabkan terjadinya keausan toe-in. permukaan tread akan membentuk susunan seperti bulu seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Ini dapat diketahui dengan jalan mengusapkan tangan pada tread dari bagian dalam ke bagian luar Keausan Gambar 30. Keausan Ban Akibat Toe – inDalam hal lain, toe-out yang berlebihan akan menarik ban ke dalamdan menggesek bidang singgung tread bagian luar padapermukaan jalan. Keausan toe-out yang terjadi bentuknya sepertigambar di Keausan Gambar 31. Keausan Ban Akibat Toe – outPENTING !Kalau kedua ban menunjukkan keausan seperti ini, berartipenyetelan front end tidak tepat. Kalau hanya sebelah ban yangmengalami keausan seperti itu, kemungkinan penyebabnya adalahsteering knuckle arm bengkok. Ini mengakibatkan toe-in atau toe-out sebelah ban lebih besar dari lainnya. 43d. Keausan Toe-and-Heel Keausan toe-and-heel adalah aus sebagian yang sering terjadi pada ban dengan pola tread block dan lug. Ban dengan tread berpola rib keausannya membentuk pola seperti gelombang. Karena ban yang bukan penggerak roda tidak memperoleh gaya penggerak, tetapi hanya gaya pengereman, keausannya cenderung membentuk pola toe-and-heel. Keausan seperti ini juga akan terjadi jika rem secara berulang-ulang diinjak dan dilepaskan, yang mengakibatkan ban tergelincir pada jarak yang pendek berkali-kali. Gambar 32. Keausan Toe – and – Heele. Keausan Spot/Spot Wear Cupping Keausan spot membentuk lekukan seperti mangkok pada beberapa bagian tread roda dan terjadi jika kendaraan berjalan pada kecepatan tinggi. Keausan semacam ini terjadi karena tread roda mengalami slip pada interval yang teratur, seperti diterangkan di bawah. Kalau bearing roda, ball joint, tie rod end, dan lain-lain mengalami keausan yang berlebihan, atau kalau spindle bengkok, ban akan bergoyang pada titik tertentu di saat berputar dengan kecepatan tinggi, sehingga mengakibatkan gesekan yang kuat dan menyebabkan terjadinya keausan spot. Teromol rem yang telah berubah bentuk atau aus tidak merata menyebabkan terjadinya pengereman pada interval yang teratur, dan ini mengakibatkan terjadinya keausan spot dengan ukuran yang cukup besar melingkar pada ban. 44Keausan Gambar 33. Keausan SpotPENTING ! Kanvas yang dipasang pada tread ban untuk menambal kebocoran atau tonjolan akan menyebabkan terjadinya keausan spot. Start, pengereman dan belokan tajam yang mendadak juga menyebabkan keausan spot. Roda yang tidak balance berlebihan juga menyebabkan terjadinya keausan spot. BATAS PEMAKAIAN BAN DALAM 1.Ban dalam yang keliling penampang luarnya telah mengembang sampai 92% atau lebih, dibandingkan dengan keliling penampang ban luar pada bagian dalam. 2. Ban dalam yang rusak / patah batang pentilnya. 3. Sudah melipat, aus, atau ada bagian yang lunak karetnya. PEMILIHAN BAN DALAM 1.Ukuran ban dalam harus sesuai dengan ukuran ban luarnya. 2.Ban dalam baru dipasangkan dengan ban luar baru. 3.Gunakan merek ban dalam yang sama dengan merek ban luarnya. 4.Pilih ban dalam dengan pentil yang sesuai dengan klasifikasi ban luar dan jenis peleknya. 5.Pakailah isi pentil yang sesuai dengan jenis pentilnya dan selalu gunakan penutup pentil. 45PEMERIKSAAN BAN DALAMPemeriksaan ban dalam meliputi 1. Kesesuaian dengan ban luar yang dipakai. Ban dalam dan luar harus menggunakan ukuran dan jenis yang sama. Ban luar radial harus menggunakan ban dalam radial Keliling penampang luar. Ban dalam yang keliling penampang luarnya telah mengembang sampai 92% atau lebih, dibandingkan dengan keliling penampang ban luar pada bagian dalam harus diganti Kondisi pentil. Pentil yang sudah tidak bekerja dengan baik macet, karatan, bocor tidak layak pakai dan harus diganti baru. Batang pentil yang rusak karatan/bocor menunjukkan ban dalam harus diganti. Pastikan tutup pentil ada dan Karet ban. Ban dalam yang sudah aus, melipat, sobek ataupun ada bagian yang lunak karetnya harus diganti baru. Ban dalam dengan tambalan yang sudah terlalu banyak juga harus diganti baru. Gambar 34. Pemeriksaan Ban DalamPROSEDUR PEMERIKSAAN BAN DALAM DAN BAN LUAR1. Memeriksa Kerusakan Ban Luar Prosedur Pemeriksaan Kerusakan Ban 46a. Bersihkan seluruh permukaan ban dari kotoran dan benda-benda asing yang menempel, bila perlu cuci dengan air bersih. b. Secara visual, periksa kesesuaian ukuran ban dengan pelek. c. Secara visual, periksa ban jika terdapat cacat atau rusak pada sisi luar dan sisi dalam dari ban. Kerusakan yang sering terjadi pada ban diantaranya ply-cord putus retak alur, rusak luar telapak, retak dinding samping, kerusakan bead, lapisan ban terpisah separation, dan kebocoran/perbaikan yang tidak sempurna pada ban tubeless. d. Secara visual, periksa perubahan bentuk/keausan pada pola ban. Keausan yang sering terjadi pada ban adalah keausan normal dan keausan yang tidak normal, yakni aus pada shoulder, aus pada bagian tengah tread, aus sebelah luar/dalam, aus menyamping/berbulu, aus tidak rata spot wear, dan toe-and- Memeriksa Kerusakan Ban Dalam Prosedur Pemeriksaan Ban dalam a. Bersihkan seluruh permukaan ban dalam dari kotoran dan benda-benda asing yang menempel. b. Periksa kesesuaian dengan ban luar yang dipakai. Ban dalam dan luar harus menggunakan ukuran dan jenis yang sama. Ban luar radial harus menggunakan ban dalam radial juga. c. Periksa keliling penampang luar. Ban dalam yang keliling penampang luarnya telah mengembang sampai 92% atau lebih, dibandingkan dengan keliling penampang ban luar pada bagian dalam harus diganti baru. d. Periksa kondisi pentil. Pentil yang sudah tidak bekerja dengan baik macet, karatan, bocor tidak layak pakai dan harus diganti baru. Batang pentil yang rusak karatan/bocor menunjukkan ban dalam harus diganti. Pastikan tutup pentil ada dan terpasang. 47e. Periksa karet ban. Ban dalam yang sudah aus, melipat, sobek ataupun ada bagian yang lunak karetnya harus diganti baru. Ban dalam dengan tambalan yang sudah terlalu banyak juga harus diganti Memeriksa dan Mengatur Tekanan Udara Ban a. Item yang perlu disiapkan 1 Alat ukur ban 2 Chock udara untuk ban 3 Udara bertekanan b. Prosedur 1 Pastikan bahwa kendaraan berada pada tempat yang rata dan roda diganjal bila ban masih terpasang. 2 Periksa tekanan udara ban. Senantiasa pasang tutup katup Gambar 35. Pemeriksaan Tekanan Udara ban3 Pompa ban4 Atur tekanan udara sesuai Tekanan Udara Standar dengan/tanpa barangTabel 3. Tekanan Udara StandarUkuran ban Tekanan udara kg/cm2 depan & belakang SALAH BETUL SALAHTekanan Angin Tekanan Angin Tekanan Angin Kurang standar lebih 48Gambar 36. Pengaturan Tekanan Udara Banc. Rangkuman PEMAKAIAN BAN LUARIndikator Keausan Ban = Tread Wear Indicator. Indikator keausanban adalah tonjolan di dalam tread yang jumlahnya empat sampai enam disekeliling ban. Tingginya 1,6 sampai 1,8 mm dari dasar tread. Apabilakeausan tread mencapai indikator, hal ini menunjukkan batas keausan bandan saatnya ban harus diganti. Worn Tread New Tread TREAD WEAR INCICATOR Location marks Gambar Indikator Keausan Ban BAN LUAR1. Kesesuaian ban terhadap pelek yang digunakan. Ukuran ban harus sesuai dengan pelek yang digunakan2. Pemeriksaan keausan ban. Keausan ban dapat dilihat dengan melihat indikator keausan ban pada tread. Apabila keausan tread mencapai indikator, hal ini menunjukkan batas keausan ban dan saatnya ban harus Tekanan angin. Tekanan angin ban yang tidak sesuai akan menyebabkan kerusakan dan memperpendek umur Macam-macam kerusakan pada ban a. Rib Tear, yaitu adanya bagian alur Rib yang robek dan terlepas dari telapak ban. b. Separation, pada bagian luar ban terjadi benjolan bagian yang menggelembung yang disebabkan terlepasnya ikatan ply-cord dari karet ban. 49c. yaitu terputusnya ply-cord pada dan Golongan Kerusakan BanTabel 12. macam dan Golongan Kerusakan BanMacam dan Kondisi kerusakan PenggolonganPly-cord putus BerbahayaRetak alur Mencapai benang / Berbahaya kanvas Belum mencapai Hati-hati benangRusak luar telapak Mencapai benang / Berbahaya kanvas Belum mencapai Hati-hati benangRetak dinding samping Mencapai benang / Berbahaya kanvas Belum mencapai Hati-hati benangKerusakan bead Bead broken BerbahayaLapisan ban terpisah separation BerbahayaKebocoran/perbaikan yang tidak sempurna pada Berbahayaban tubeless5. Keausan ban. Digolongkan menjadi dua, yaitu keausan karena umurpemakaian dan keausan yang tidak wajar, diantaranya a. Ban Aus Pada Shoulder Atau Di Tengah, disebabkan terutama karenatekanan Keausan Ban Sebelah Dalam Atau Sebelah Luar, dapat disebabkanoleh Keausan karena menikung, berbelok dengan kecepatan yangberlebihan, kelonggaran yang berlebihan pada bagian suspensimengakibatkan keausan ban tidak normal, dan sudut camber yangtidak Keausan Akibat Toe-In Atau Toe-Out Aus Berbulu, penyebabutamanya adalah penyetelan toe-in yang tidak Keausan Toe-and-Heel, aus sebagian yang sering terjadi pada bandengan pola tread block dan Keausan Spot/Spot Wear Cupping, membentuk lekukan sepertimangkok pada beberapa bagian tread roda. 50PEMERIKSAAN BAN DALAMPemeriksaan ban dalam meliputi 1. Kesesuaian dengan ban luar yang dipakai. Ban dalam dan luar harusmenggunakan ukuran dan jenis yang Keliling penampang luar. Ban dalam yang keliling penampang luarnyatelah mengembang sampai 92% atau lebih, dibandingkan dengan kelilingpenampang ban luar pada bagian dalam harus diganti Kondisi pentil. Pentil yang sudah tidak bekerja dengan baik macet,karatan, bocor tidak layak pakai dan harus diganti baru. Batang pentilyang rusak karatan/bocor menunjukkan ban dalam harus Karet ban. Ban dalam yang sudah aus, melipat, sobek ataupun adabagian yang lunak karetnya harus diganti baru. Ban dalam dengantambalan yang sudah terlalu banyak juga harus diganti yang penting harus diperhatikan saat perbaikan1. Selalu periksa tekanan ban untuk menghindari keausan yang tidak buku petunjuk bengkel untuk tekanan Pastikan ban yang double belakang bertekanan yang Pastikan tidak ada benda asing pada permukaan kontak antara roda dantromol rem pada saat pemasangan agar tidak terjadi perubahan bentukdeformasi dan kencangkan baut roda secara merata. Deformasi tromolrem mengakibatkan getaran saat Ukur play roda seperti pada gambar untuk mengetahui adanya deformasiserta kondisi pemasangan. Dial gaugeVerticalplay Side playGambar 37. Mengukur play roda 51d. Tugas 3. 1. Ban diganti dengan pada roda yang sama. Apa akibatnya pada performa kendaraan kecepatan, kemampuan menanjak, pembacaan pada speedometer, dll! 2. Jelaskan kecenderungan keausan ban bila a. Tekanan udara terlalu tinggi b. Tekanan udara ban terlalu rendah c. Toe-in terlalu besar d. Toe-out terlalu besar e. Camber terlalu besar f. Camber terlalu kecile. Tes Formatif 3. 1. Jelaskan jenis-jenis kerusakan pada ban biasa dan ban tubeless, dan jelaskan dengan gambar sketsa ! 2. Jelaskan prosedur pemeriksaan kerusakan ban luar ! 3. Jelaskan prosedur pemeriksaan kerusakan ban dalam ! Jawaban Formatif 3. 1. Jenis-jenis kerusakan pada ban biasa dan ban tubeless. a. Rib Tear. Ada bagian alur Rib yang robek dan terlepas dari telapak ban yang disebabkan posisi telapak ban tidak menapak ke permukaan jalan dengan sempurna, sehingga konsentrasi berat hanya bertumpu pada sebagian kecil telapak. Karena beban tidak sesuai dengan kekuatan bagian ban yang memikul, maka terjadi kerusakan. b. Separation. Pada bagian luar ban terjadi benjolan bagian yang menggelembung terutama pada shoulder, atau pada sidewall. Ini disebabkan terlepasnya ikatan ply-cord dari karet ban yang disebabkan beban berat, tekanan angin kurang dan kecepatan tinggi. c. Terputusnya ply-cord pada sidewall, kerusakan dapat dilihat dari sisi dalam ban. Penyebab kerusakan ini adalah tekanan ban sangat kurang, sehingga terjadi defleksi pergerakan-pergerakan yang besar pada sidewall. Gaya regang tarik yang berulang-ulang menyebabkan ply-cord putus. d. Keausan ban. Digolongkan menjadi dua, yaitu keausan karena umur pemakaian dan keausan yang tidak wajar. Tread yang aus secara merata merupakan keausan yang wajar yang terjadi karena umur pemakaian ban. Apabila tanda indikator keausan pada tread sudah terlihat, ban perlu diganti baru. Keausan yang tidak wajar yang terjadi pada ban 1 Ban aus pada shoulder atau di tengah, disebabkan oleh kesalahan tekanan ban. Tekanan ban terlalu rendah/beban yang berlebihan menyebabkan shoulder aus lebih cepat daripada bagian tengah. Tekanan ban yang terlalu tinggi akan mengebabkan bagian tengah tread aus lebih cepat daripada bagian shoulder. Keausan Keausan KeausanGambar Aus Pada Tengah Tread dan Pada Shoulder532 Keausan Ban Sebelah Dalam Atau Sebelah Luar. Kalau sebelah tread keausannya lebih cepat dari yang lain, penyebab utamanya adalah mungkin camber tidak tepat. Ban dengan camber positip, mengakibatkan keausan yang berlebihan di sebelah luar tread. Untuk ban dengan camber negatip, keausan tread di sebelah dalam akan lebih cepat. Keausan Gambar Aus Sebelah Dalam dan Luar3 Keausan Akibat Toe-In Atau Toe-Out Aus Berbulu. Penyebabutama aus berbulu pada tread ban adalah penyetelan toe-in yangtidak tepat. Toe-in yang terlalu besar akan memaksa roda slipkeluar dan menggesek bidang singgung tread bagian dalam padapermukaan jalan, ini menyebabkan terjadinya keausan toe-in. Keausan Keausan Gambar Keausan Ban Akibat Toe – inToe-out yang berlebihan akan menarik ban ke dalam danmenggesek bidang singgung tread bagian luar pada permukaanjalan. Keausan toe-out yang terjadi bentuknya seperti gambar dibawah. Keausan Keausan Gambar Keausan Ban Akibat Toe - out4 Keausan Toe-and-Heel. Keausan toe-and-heel adalah aus sebagian yang sering terjadi pada ban dengan pola tread block dan lug. Keausan seperti ini juga akan terjadi jika rem secara berulang- ulang diinjak dan dilepaskan, yang mengakibatkan ban tergelincir pada jarak yang pendek berkali-kali. 54Gambar Keausan Toe – and – Heel 5 Keausan Spot/Spot Wear Cupping. Keausan spot membentuk lekukan seperti mangkok pada beberapa bagian tread roda dan terjadi jika kendaraan berjalan pada kecepatan tinggi. Keausan semacam ini terjadi karena tread roda mengalami slip pada interval yang teratur, seperti bearing roda, ball joint, tie rod end mengalami keausan yang berlebihan, teromol rem yang telah berubah bentuk atau aus tidak merata menyebabkan terjadinya keausan spot dengan ukuran yang cukup besar melingkar pada ban. Keausan Gambar Keausan Spot2. Prosedur pemeriksaan ban luar. a. Bersihkan seluruh permukaan ban dari kotoran dan benda-benda asing yang menempel, bila perlu cuci dengan air bersih. b. Secara visual, periksa kesesuaian ukuran ban dengan pelek. c. Secara visual, periksa ban jika terdapat cacat atau rusak pada sisi luar dan sisi dalam dari ban. Kerusakan yang sering terjadi pada ban diantaranya ply-cord putus retak alur, rusak luar telapak, retak dinding samping, kerusakan bead, lapisan ban terpisah separation, dan kebocoran/perbaikan yang tidak sempurna pada ban tubeless. d. Secara visual, periksa perubahan bentuk/keausan pada pola ban. Keausan yang sering terjadi pada ban adalah keausan normal karena umur pemakaian, dan keausan yang tidak normal, yakni aus pada 55shoulder, aus pada bagian tengah tread, aus sebelah luar/dalam, aus berbulu, aus tidak rata spot wear, dan Prosedur pemeriksaan ban dalam. a. Bersihkan seluruh permukaan ban dalam dari kotoran dan benda-benda asing yang menempel, bila perlu cuci dengan air bersih. b. Periksa kesesuaian dengan ban luar yang dipakai. Ban dalam dan luar harus menggunakan ukuran dan jenis yang sama. Ban luar radial harus menggunakan ban dalam radial c. Periksa keliling penampang luar. Ban dalam yang keliling penampang luarnya telah mengembang sampai 92% atau lebih, dibandingkan dengan keliling penampang ban luar pada bagian dalam harus diganti baru. d. Periksa kondisi pentil. Pentil yang sudah tidak bekerja dengan baik macet, karatan, bocor tidak layak pakai dan harus diganti baru. Batang pentil yang rusak karatan/bocor menunjukkan ban dalam harus diganti. Pastikan tutup pentil ada dan terpasang. e. Periksa karet ban. Ban dalam yang sudah aus, melipat, sobek ataupun ada bagian yang lunak karetnya harus diganti baru. Ban dalam dengan tambalan yang sudah terlalu banyak juga harus diganti baru. 56g. Lembar Kerja 3 1. Alat dan Bahan a. Roda dengan rim 13 “ b. Ban yang sudah dibongkar c. Alat ukur tekanan ban d. Chock udara untuk ban e. Lap/majun 2. Keselamatan Kerja a. Gunakanlah peralatan yang sesuai dengan fungsinya. b. Ikutilah instruksi dari instruktur ataupun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja. c. Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja. d. Gunakan tekanan kompresor sesuai tekanan yang diizinkan. 3. Langkah Kerja a. Persiapkan alat dan bahan praktek secara cermat, efektif dan seefisien mungkin. b. Perhatikan penjelasan prosedur penggunaan alat, baca lembar kerja dengan teliti. c. Lakukan pemeriksaan roda dan tanda pemasangan ! d. Mintalah penjelasan pada instruktur, hal yang belum jelas. e. Buatlah catatan penting kegiatan praktek secara ringkas. f. Setelah selesai, bersihkan dan kembalikan semua peralatan dan bahan yang telah digunakan kepada petugas. 4. Tugas a. Buatlah laporan kegiatan praktik saudara secara ringkas dan jelas ! b. Buatlah rangkuman pengetahuan yang anda peroleh setelah mempelajari kegiatan belajar 3 ! 574. KEGIATAN BELAJAR 4 Memasang Roda a. Tujuan Kegiatan Belajar 4 Peserta diklat memiliki kemampuan 1. Menjelaskan urutan dan momen pengencangan roda sesuai dengan spesifikasi secara lengkap. 2. Melaksanakan pekerjaan sesuai spesifikasi. 3. Menjelaskan penggunaan peralatan dan perlengkapan keamanan tempat. 4. Menjelaskan pemasangan roda-roda dengan aman dan memastikan urutan pengencangan dan momen pengencangan sesuai spesifikasi. 5. Menjelaskan pemeriksaan kerja roda untuk pemasangan roda yang benar dan kemungkinan keausan. 6. Menjelaskan seluruh kegiatan dilaksanakan berdasarkan SOP Standard Operatio Prosedures, undang-undang K3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, peraturan perundang-undangan dan prosedur/kebijakan perusahaan. b. Uraian Materi 4. 1. Prosedur Pemasangan Ban a. Pastikan bahwa kendaraan berada pada tempat yang rata dan roda diganjal. b.Pompa yang sesuai dengan peruntukan ban. Peralatan yang perlu disiapkan antara lain Tire gauge alat ukur tekanan ban, Chuck udara untuk ban, udara bertekanan, kunci roda dan jack stand. 58Gambar 39. Menambah Tekanan BanTabel 5. Standar Tekanan BanUkuran ban Tekanan udara kg/cm2 depan & belakang Tempatkan roda pada lubang baut-baut roda sehingga posisinya tepat dan benar sesuai dengan tanda pemasangannya. Gambar 40. Tanda Pemasangand. Dongkraklah kendaraan dan kemudian ambil stand dari bawah kendaraan. Gambar 41. Mendongkrak kendaraan 59e. Keraskan mur roda dengan urutan seperti pada gambar disamping ini, Torsi 600 kgf-cm 59 43 Mur Hub 1 13 134 42 43 52 25 FOUR WHEEL NUTS FIVE WHEEL NUTSGambar 42. Urutan Pemasangan Baut Kencangkan setiap mur roda dengan kunci mur roda dan periksa jika ada yang kendor.  Jika ada yang longgar, kencangkan sampai putaran yang ditentukan.  Putaran untuk mengencangkan - - 4,800 Gambar 43. Pengencangan mur roda2. Metode pengencangan baut Metode pengencangan baut ada dua, yaitu metode elastic region konvensional dan metode plastic region angle torque. a. Metode elastic region Pada metode ini momen pengencangan bertambah sesuai dengan putaran sudut baut, bila baut dikeraskan melebihi elastic region hanya sudut putaran yang bertambah tetapi momennya tetap. b.Metode plastic region 60Pada tipe mesin tertentu, baut cylinder head dan main cap bearingdikencangkan dengan metode plastic region. Pada metode ini,pertama baut dikencangkan pada momen yang mendekati yieldpoint titik getas, kemudian diputar lagi sampai melewati yieldpoint. Baut tipe ini menghalangi tegangan aksial di daerah plasticregion. DAERAH ELASTIS DAERAH PLASTIS VARIASI KECILTEKANAN AKSIAL BAUT PATAH VARIASI TITIK BESAR GETAS PEMANJANGAN BAUT Grafik 1. Metode Pengencangan Bautc. Rangkuman 4 1. Prosedur Pemasangan Ban a. Pastikan bahwa kendaraan berada pada tempat yang rata dan roda diganjal. b. Pompa ban dengan kompresor dengan tekanan yang sesuai dengan peruntukan ban menurut spesifikasi. c. Posisikan roda pada lubang baut-baut roda sehingga posisinya tepat dan benar sesuai dengan tanda pemasangannya. d. Dongkraklah kendaraan dan kemudian ambil stand dari bawah kendaraan. 61e. Keraskan mur roda dengan urutan seperti pada gambar disamping ini, Torsi 600 kgf-cm 59 43 2. Metode pengencangan baut Metode pengencangan baut ada dua, yaitu metode elastic region konvensional dan metode plastic region angle torque.d. Tugas 4. 1. Buatlah flow chart tentang prosedur pemasangan roda!e. Tes Formatif 4. 1. Jelaskan tentang prosedur pemasangan roda dan pengencangan mur roda ! 62f. Kunci Jawaban Formatif 4 1. Prosedur Pemasangan Ban a. Pastikan bahwa kendaraan berada pada tempat yang rata dan roda diganjal. b. Pompa ban dengan kompresor dengan tekanan yang sesuai dengan peruntukan ban. Peralatan yang perlu disiapkan antara lain Tire gauge alat ukur tekanan ban, Chuck udara untuk ban, udara bertekanan, kunci roda dan jack stand. c. Tempatkan roda pada lubang baut-baut roda sehingga posisinya tepat dan benar sesuai dengan tanda pemasangannya. d. Dongkraklah kendaraan dan kemudian ambil stand dari bawah kendaraan. 63e. Keraskan mur roda dengan urutan seperti pada gambar disamping ini, Torsi 600 kgf-cm 59 43  Kencangkan setiap mur roda dengan kunci mur roda dan periksa jika ada yang kendor.  Jika ada yang longgar, kencangkan sampai putaran yang ditentukan.  Putaran untuk mengencangkan - 4,000 - 4,800 64g. Lembar Kerja 4 1. Alat dan Bahan a. Ban mobil lengkap dengan ban dalam dan peleknya b. Alat ukur tekanan ban dan kunci roda c. Lap/majun 2. Keselamatan Kerja a. Gunakanlah peralatan yang sesuai dengan fungsinya. b. Ikutilah instruksi dari instruktur ataupun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja. c. Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja. d. Gunakan tekanan kompresor sesuai tekanan yang diizinkan. e. Bila perlu mintalah buku manual dari ban yang menjadi training object. f. Gunakanlah jack stand untuk menyangga kendaraan. 3. Langkah Kerja a. Persiapkan alat dan bahan praktek secara cermat, efektif dan efisien. b. Perhatikan penjelasan prosedur penggunaan alat, baca lembar kerja dengan teliti. c. Lakukan pemasangan roda sesuai prosedur yang benar! d. Mintalah penjelasan pada instruktur mengenai hal yang belum jelas. e. Buatlah catatan penting kegiatan praktek secara ringkas. 4. Tugas a. Buatlah rangkuman pengetahuan yang anda peroleh setelah mempelajari kegiatan belajar 4! b. Buatlah laporan kegiatan praktik saudara secara ringkas dan jelas! 65BAB III EVALUASIA. PERTANYAAN komponen- 1. Gambarkan konstruksi dasar ban, berikan keterangan komponennya ! 2. Jelaskan prosedur pelepasan dan pemasangan roda !B. KUNCI JAWABAN 1. Konstruksi dasar Carcass Cassing Carcass merupakan rangka ban yang keras, cukup kuat untuk menahan udara yang bertekanan tinggi, tetapi harus cukup fleksibel untuk meredam perubahan beban dan benturan. Carcass terdiri dari ply layer dari tire cord lembaran anyaman paralel dari bahan yang kuat yang direkatkan menjadi satu dengan karet. Cord pada ban-ban bus atau truck biasanya dibuat dari nylon atau baja, sedangkan untuk mobil-mobil penumpang kecil biasanya terbuat dari polyester atau Tread Tread adalah lapisan karet luar yang melindungi carcass terhadap keausan dan kerusakan yang disebabkan oleh permukaan jalan. Ini adalah bagian yang langsung berhubungan dengan permukaan jalan dan menghasilkan 66tahanan gesek yang memindahkan gaya gerak dan gaya pengereman kendaraan ke permukaan jalan. Pola tread terdiri dari alur yang terdapat pada permukaan tread, dan dirancang untuk memperbaiki kemampuan ban dalam memindahkan gaya ke permukaan Sidewall Sidewall adalah lapisan karet yang menutup bagian samping ban dan melindungi Carcass terhadap kerusakan dari luar. Sebagai bagian ban yang paling besar dan paling fleksibel, sidewall secara terus menerus melentur di bawah beban yang dipikulnya selama berjalan. Di sidewall tercantum nama pabrik pembuat, ukuran ban, dan informasi Breaker Breaker adalah lapisan yang terletak diantara Carcass dengan Tread yang memperkuat daya rekat keduanya. Breaker meredam kejutan yang timbul dari permukaan jalan ke Carcass dan biasanya digunakan pada ban dengan bias-ply. Ban untuk bus dan truck serta truck ringan menggunakan breaker yang terbuat dari nylon, sedangkan untuk mobil penumpang menggunakan bahan Belt Rigid Breaker Ini adalah tipe breaker yang digunakan pada ban radial-ply dan diletakkan seperti sarung mengelilingi ban diantara carcass dan karet tread, untuk menahan Carcass dengan kuat. Ban untuk mobil penumpang menggunakan rigid breaker yang tersusun dari kawat baja, rayon atau polyester, sedangkan untuk bus dan truck menggunakan rigid breaker dari kawat Bead Untuk mencegah robeknya ban dari rim oleh karena berbagai gaya yang bekerja, sisi bebas atau bagian samping ply dikelilingi oleh kawat baja yang disebut kawat bead. Udara bertekanan di dalam ban mendorong bead keluar pada rim pelek dan tertahan kuat disana. Bead dilindungi dari kerusakan karena gesekan dengan pelek dengan jalan memberinya lapisan karet keras yang disebut Chafer strip. 67Flipper Bead Wire Chafer Bead Toe Bead Heeel Bead Base2. Prosedur prosedur pelepasan dan pemasangan roda. a. Pastikan bahwa kendaraan berada pada tempat yang rata dan roda diganjal. b. Pompa ban dengan kompresor dengan tekanan yang sesuai dengan peruntukan ban menurut spesifikasi. c. Posisikan roda pada lubang baut-baut roda sehingga posisinya tepat dan benar sesuai dengan tanda pemasangannya. d. Dongkraklah kendaraan dan kemudian ambil stand dari bawah kendaraan. e. Keraskan mur roda dengan urutan seperti pada gambar disamping ini, Torsi 600 kgf-cm 59 43 KRITERIA KELULUSAN Aspek Skor Bobot Nilai Keterangan 1-10 5Kognitif soal no 1 s/d 2 1 Syarat lulus,Ketelitian pemeriksaan nilai minimal 70pendahuluan 2Ketepatan prosedur melepas, dengan skormemasang dan menyetel 1 setiap aspekroda 1Ketepatan waktu minimal 7Keselamatan kerja Nilai AkhirKeterangan tidak lulusTidak = 0 nol lulusYa = 70 100 68Kategori Kelulusan 70 79 memenuhi kriteria minimal dengan bimbingan80 89 memenuhi kriteria minimal tanpa bimbingan90 100 di atas minimal tanpa bimbingan 69BAB IV PENUTUP Peserta diklat yang telah mencapai syarat kelulusan minimal dapatmelanjutkan ke modul berikutnya. Sebaliknya, apabila peserta diklat dinyatakantidak lulus, maka peserta diklat harus mengulang modul ini dan tidakdiperkenankan untuk mengambil modul selanjutnya. Jika peserta diklat telah lulus menempuh modul ini, maka peserta diklatberhak memperoleh serfikat kompetensi Melepas, Memasang, dan MenyetelRoda. 70DAFTAR PUSTAKAAnonim. 1992. Basic Knowledge of Tire. Bogor PT. Bridgestone Tire 1992. Bridgestone Tire Advisor. Bogor PT. Bridgestone Tire 1992. Bridgestone Tire Maintenance. Bogor PT. Bridgestone Tire 1987. Dasar-dasar Automotive. Jakarta PT. Toyota – Astra 1995. Materi Pelajaran Chassis Group Step 2. Jakarta PT. Toyota – Astra 1995. New Step 1 Training Manual. Jakarta PT. Toyota – Astra K. Tobold & Larry Johnson. 1977. Automotive Encyyclopedia. South Holland The Good Heart – Wilcox Company Inc. Publisher. 71 Toesendiri terbagi dua jenis yaitu toe in dan toe out. Pemeriksaan ini adalah untuk memastikan bahwa sudut ban tidak terlalu belok ke dalam atau ke luar atau perlu disesuaikan. Apabila jarak antara roda kanan dan kiri sudah sesuai, dan bagian belakangnya sudah sesuai, maka laju mobil akan seimbang dan dapat berjalan lurus. Kingpin Inclination KODE MODUL OPKR-40-019B SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF PEMBONGKARAN, PERBAIKAN DAN PEMASANGAN BAN LUAR DAN BAN DALAM BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2004 KATA PENGANTAR Modul Pembongkaran, Perbaikan dan Pemasangan Ban Luar dan Ban Dalam digunakan sebagai panduan kegiatan belajar untuk membentuk salah satu kompetensi, yaitu Pembongkaran, Perbaikan dan Pemasangan Ban Luar dan Ban Dalam. Modul ini dapat digunakan untuk peserta diklat Program Keahlian Mekanik Otomotif. Modul ini memberikan latihan untuk mempelajari membongkar, memperbaiki dan memasang ban luar dan ban dalam. Modul ini terdiri atas tiga kegiatan belajar. Kegiatan belajar 1 membahas tentang membongkar, memasang dan mengganti ban dalam dan luar. Kegiatan belajar 2 membahas tentang memeriksa ban dalam dan luar untuk menentukan perbaikan, dan Kegiatan belajar 3 membahas tentang melaksanakan perbaikan ban dalam atau ban luar. Penyusun menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan modul ini, sehingga saran dan masukan yang konstruktif sangat penyusun harapkan. Semoga modul ini banyak memberikan manfaat. Yogyakarta, Desember 2004 Penyusun, Tim Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta iii DAFTAR ISI MODUL Halaman HALAMAN SAMPUL ……………………………………………………………………………… i HALAMAN FRANCIS ……………………………………………………………………………… ii KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………… iii DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………… v PETA KEDUDUKAN MODUL ………………………………………………………………… vii PERISTILAHAN/GLOSSARY……………………………………………………………… x I. PENDAHULUAN ……………………………………………………………………………… 1 A. DESKRIPSI ………………………………………………………………………… 1 B. PRASYARAT …………………………………………………………………………………… 1 C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL …………………………………………………… 2 1. Petunjuk Bagi Peserta Diklat ………………………………………………………… 2 2. Petunjuk Bagi Guru …………………………………………………………………………… 3 D. TUJUAN AKHIR ……………………………………………………………………………… 3 E. KOMPETENSI ………………………………………………………………………………… 3 F. CEK KEMAMPUAN ………………………………………………………………………… 7 II. PEMELAJARAN ……………………………………………………………………………… 8 A. RENCANA BELAJAR PESERTA DIKLAT ………………………………… 8 B. KEGIATAN BELAJAR ……………………………………………………………………… 8 1. Kegiatan Belajar 1 Membongkar, Memasang dan 8 Mengganti Ban Dalam dan Ban Luar ................……………………… a. Tujuan kegiatan belajar 1 …………………………………………. 8 b. Uraian materi 1 …………………………………………………………………… 8 c. Rangkuman 1 ……………………………………………………………………… 30 d. Tugas 1 ……………………………………………………………………………… 31 e. Tes formatif 1 …………………………………………………………………… 31 f. Kunci jawaban formatif 1 …………………………………………………… 32 g. Lembar kerja 1 ………………………………………………………………… 39 2. Kegiatan Belajar 2 Memeriksa Ban Dalam dan Ban Luar Untuk Menentukan Perbaikan ….............……………………...... 41 a. Tujuan kegiatan belajar 2 …………………………………………. 41 iv b. Uraian materi 2 …………………………………………………………………… 41 c. Rangkuman 2 ……………………………………………………………………… 55 d. Tugas 2 ……………………………………………………………………………… 58 e. Tes formatif 2 …………………………………………………………………… 58 f. Kunci jawaban formatif 2 …………………………………………………… 59 g. Lembar kerja 2 ………………………………………………………………… 64 3. Kegiatan Belajar 3 Melaksanakan Perbaikan Ban Dalam atau Ban Luar ………………………......................................... a. Tujuan kegiatan belajar 3 ……………………………………….. 66 66 b. Uraian materi 3 ……………………………………………………………… 66 c. Rangkuman 3 ……………………………………………………………………… 72 d. Tugas 3 ……………………………………………………………………………… 73 e. Tes formatif 3 …………………………………………………………………… 73 f. Kunci jawaban formatif 3 …………………………………………………… 74 g. Lembar kerja 3 ………………………………………………………………… 78 ……………………………………………………………………………………… 80 A. PERTANYAAN ………………………………………………………………………………… 80 B. KUNCI JAWABAN …………………………………………………………………………… 81 C. KRITERIA KELULUSAN ………………………………………………………………… 87 ………………………………………………………………………………………… 88 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………… 89 v PETA KEDUDUKAN MODUL A. Diagram Pencapaian Kompetensi Diagram ini menunjukkan tahapan atau tata urutan pencapaian kompetensi yang dilatihkan pada peserta diklat dalam kurun waktu tiga tahun, serta kemungkinan multi entry–multi exit yang OPKR-40-019B diterapkan. vi dapat Keterangan Diagram Pencapaian Kompetensi Kode Kompetensi Judul Modul OPKR 10-001B Pelaksanaan pemeliharaan/ servis komponen Pemasangan sistem hidrolik Pemeliharaan/servis sistem hidrolik Pemeliharaan/servis dan perbaikan kompresor udara dan komponen-komponennya Melaksanakan prosedur pengelasan, pematrian, dan pemotongan dengan panas dan pemansan Pembacaan dan pemahaman gambar teknik Penggunaan dan pemeliharaan alat ukur Mengikuti prosedur kesehatan dan keselamatan kerja Penggunaan dan pemeliharaan peralatan dan perlengkapan tempat kerja Konstribusi komunikasi di tempat kerja Pelaksanaan operasi penangan an secara manual Pemeliharaan/servis engine dan komponen-komponennya Pemeliharaan/servis sistem pendingin dan komponenkomponennya Perbaikan sistem pendingin dan komponen-komponennya Overhaul komponen sistem pendingin Pemeliharaan/servis sistem bahan bakar bensin Pemeliharaan/servis sistem injeksi bahan bakar diesel Pemeliharaan/servis kopling dan komponen-komponennya sistem pengoperasian Perbaikan kopling dan komponenkomponennya Overhaul kopling dan komponenkomponennya Pemeliharaan/servis transmisi manual Pemeliharaan/servis transmisi otomatis Pelaksanaan pemeliharaan/ servis komponen Pemasangan sistem hidrolik Pemeliharaan/servis sistem hidrolik Pemeliharaan/servis dan perbaikan kompresor udara dan komponen-komponennya Melaksanakan prosedur pengelas-an, pematrian, dan pemotongan dengan panas dan pemansan Pembacaan dan pemahaman gambar teknik Penggunaan dan pemeliharaan alat ukur Mengikuti prosedur kesehatan dan keselamatan kerja Penggunaan dan pemeliharaan peralatan dan perlengkapan tempat kerja Konstribusi komunikasi di tempat kerja Pelaksanaan operasi penanganan secara manual Pemeliharaan/servis engine dan komponen-komponennya Pemeliharaan/servis sistem pendingin dan komponenkomponennya Perbaikan sistem pendingin dan komponen-komponennya Overhaul komponen sistem pendingin Pemeliharaan/servis sistem bahan bakar bensin Pemeliharaan/servis sistem injeksi bahan bakar diesel Pemeliharaan/servis kopling dan komponen-komponennya sistem pengoperasian Perbaikan kopling dan komponen-komponennya Overhaul kopling dan komponen-komponennya Pemeliharaan/servis transmisi manual Pemeliharaan/servis transmisi otomatis OPKR 10-002B OPKR 10-003B OPKR 10-005B OPKR 10-006B OPKR 10-009B OPKR 10-010B OPKR 10-016B OPKR 10-017B OPKR 10-018B OPKR 10-019B OPKR 20-001B OPKR 20-010B OPKR 20-011B OPKR 20-012B OPKR 20-014B OPKR 20-017B OPKR 30-001B OPKR 30-002B OPKR 30-003B OPKR 30-004B OPKR 30-007B vii Kode Kompetensi Judul Modul OPKR 30-010B Pemeliharaan/servis unit final drive/gardan Pemeliharaan/servis poros roda penggerak Perbaikan poros penggerak roda Perakitan dan pemasangan sistem rem dan komponen-komponennya Pemeliharaan/servis unit final drive/ gardan Pemeliharaan/servis poros roda penggerak Perbaikan poros penggerak roda Perakitan dan pemasangan sistem rem dan komponenkomponennya Pemeliharaan/servis sistem rem Perbaikan sistem rem Overhaul komponen sistem rem Pemeriksaan sistem kemudi Perbaikan sistem kemudi Pemeriksaan sistem suspensi Pemeliharaan/servis sistem suspensi Balans roda/ban Melepas, memasang dan menyetel roda Pembongkaran, perbaikan, dan pemasangan ban luar dan ban dalam Pengujian, pemeliharaan/servis dan penggantian baterai Perbaikan ringan pada rangkaian/ sistem kelistrikan Pemasangan, pengujian, dan perbaikan sistem penerangan dan wiring Pemasangan, pengujian, dan perbaikan sistem pengaman ke listrikan dan komponennya Pemasangan kelengkapan kelistrikan tambahan assesoris Perbaikan sistem Pengapian Memelihara/servis sistem AC Air Conditioner OPKR 30-013B OPKR 30-014B OPKR 40-001B OPKR OPKR OPKR OPKR OPKR OPKR OPKR 40-002B 40-003B 40-004B 40-008B 40-009B 40-012B 40-014B OPKR 40-016B OPKR 40-017B OPKR 40-019B OPKR 50-001B OPKR 50-002B OPKR 50-007B OPKR 50-008B OPKR 50-009B OPKR 50-011B OPKR 50-019B Pemeliharaan/servis sistem rem Perbaikan sistem rem Overhaul komponen sistem rem Pemeriksaan sistem kemudi Perbaikan sistem kemudi Pemeriksaan sistem suspensi Pemeliharaan/servis sistem suspensi Balans roda/ban Melepas, memasang dan menyetel roda Pembongkaran, perbaikan, dan pemasangan ban luar dan ban dalam Pengujian, pemeliharaan/servis dan penggantian baterai Perbaikan ringan pada rangkaian/sistem kelistrikan Pemasangan, pengujian, dan perbaikan sistem penerangan dan wiring Pemasangan, pengujian, dan perbaikan sistem pengaman ke listrikan dan komponennya Pemasangan kelengkapan kelistrikan tambahan assesoris Perbaikan sistem Pengapian Memelihara/servis sistem AC Air Conditioner B. Kedudukan Modul Modul dengan kode OPKR-40-019B tentang “Pembongkaran, perbaikan, dan pemasangan ban luar dan ban dalam” ini merupakan prasyarat untuk menempuh modul OPKR-40-016B, sebagaimana dapat dilihat dalam peta kedudukan modul. viii PERISTILAHAN / GLOSSARY Aspek Rasio Aspect Ratio merupakan perbandingan antara tinggi penampang ban dengan lebar penampang ban, dinyatakan dalam satuan persen. Ban Bias merupakan ban yang dibuat dengan lapisan benang/serat arah miring membentuk sudut 30o – 40o terhadap garis tengah ban. Ban Radial merupakan ban yang dibuat dengan lapisan serat tegak lurus dengan garis tengah ban, ditambah lapisan sabuk/belt rigid breaker searah lingkar ban yang terbuat dari benang tekstil kuat atau kawat yang dibalut karet untuk membuat tread lebih rigid. Ban Tubeless merupakan ban yang dalam penggunaannya tidak menggunakan ban dalam. Tekanan udara hanya ditahan oleh lapisan dalam ban, yaitu lapisan karet yang kedap udara. Bead Base adalah bagian bead yang datar, yang berada di antara bead toe dan bead heel. Bead Heel yaitu bagian bead yang kontak dengan pelek pada flens. Bead Toe merupakan bagian bead sebelah dalam. Bead Wire merupakan kawat baja yang mengandung kadar karbon tinggi menjamin pemasangan ban ke pelek. Bead untuk mencegah robeknya ban dari rim oleh karena berbagai gaya yang bekerja, sisi bebas atau bagian samping ply dikelilingi oleh kawat baja yang disebut kawat bead. Belt Rigid Breaker adalah tipe breaker yang digunakan pada ban radial-ply dan diletakkan seperti sarung mengelilingi ban diantara carcass dan karet tread, untuk menahan Carcass dengan kuat. ix Breaker adalah lapisan yang terletak diantara Carcass dengan Tread yang memperkuat daya rekat keduanya. Breaker meredam kejutan yang timbul dari permukaan jalan ke Carcass dan biasanya digunakan pada ban dengan bias-ply. merupakan jenis kerusakan ban berupa terputusnya ply-cord pada sidewall, kerusakan dapat dilihat dari sisi dalam ban. Camber adalah kemiringan roda/ ban terhadap garis/ sumbu vertikal jika dilihat dari depan kendaraan. Carcass Cassing merupakan rangka ban, terdiri dari ply layer dari tire cord lembaran anyaman paralel dari bahan yang kuat yang direkatkan menjadi satu dengan karet. Chafer adalah lapisan terluar yang membungkus bead untuk mencegah kerusakan karena gesekan dengan pelek. Flipper adalah pembungkus bead wire yang memiliki bentuk sedemikian rupa sehingga cocok dengan bentuk ban pada bead Memakai karet pengisi bead yang berbentuk segitiga. Front Wheel Alignment yaitu Penyetelan kedudukan alignment roda depan dapat memperbaiki stabilitas dan pengendalian kendaraan serta menghindari keausan ban yang tidak rata. Hydroplanning merupakan peristiwa yang terjadi pada saat ban melewati genangan air di jalan yang menjadi penyekat antara ban dengan permukaan jalan, sehingga mengurangi daya cengkeram ban road holding. PR Play Rating yaitu Rating merupakan satu istilah yang dipakai untuk menyatakan kekuatan ban, berdasarkan pada kekuatan serat katun yang ditentukan oleh JIS x BAB I PENDAHULUAN A. DESKRIPSI Modul Pembongkaran, Perbaikan dan Pemasangan Ban Luar dan Dalam ini membahas tentang beberapa hal penting yang perlu diketahui agar dapat melakukan Pembongkaran, Perbaikan dan Pemasangan Ban Luar dan Dalam secara efektif, efisien dan aman. Cakupan materi yang akan dipelajari dalam modul ini meliputi a membongkar dan mengganti ban dalam dan luar, b memeriksa dan memperbaiki ban dalam dan luar, dan c memasang ban dalam dan luar. Modul ini terdiri atas tiga kegiatan belajar. Kegiatan belajar 1 membahas tentang membongkar, memasang dan mengganti ban dalam dan luar. Kegiatan belajar 2 membahas tentang memeriksa ban dalam dan luar untuk menentukan perbaikan, dan Kegiatan belajar 3 membahas tentang melaksanakan perbaikan ban dalam atau ban luar. Setelah mempelajari modul ini peserta diklat diharapkan dapat memahami cara Pembongkaran, Perbaikan dan Pemasangan Ban Luar dan Dalam. B. PRASYARAT Sebelum memulai modul ini, peserta diklat pada Bidang Keahlian Mekanik Otomotif harus sudah menyelesaikan modul-modul prasyarat seperti terlihat dalam diagram pencapaian kompetensi maupun peta kedudukan modul. Prasyarat mempelajari modul OPKR-40-019B antara lain adalah OPKR-40-017B C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL 1. Petunjuk Bagi Peserta Diklat 1 Untuk memperoleh menggunakan modul hasil ini belajar maka secara maksimal, langkah-langkah yang dalam perlu dilaksanakan antara lain a. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta diklat dapat bertanya pada guru atau instruktur yang mengampu kegiatan belajar. b. Kerjakan setiap tugas formatif soal latihan untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar. c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah hal-hal berikut ini 1 Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku. 2 Pahami setiap langkah kerja prosedur praktikum dengan baik. 3 Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi tentukan peralatan dan bahan yang diperlukan dengan cermat. 4 Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar. 5 Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus meminta ijin guru atau instruktur terlebih dahulu. 6 Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula. d. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada guru atau instruktur yang mengampu kegiatan pemelajaran yang bersangkutan. 2. Petunjuk Bagi Guru Dalam setiap kegiatan belajar guru atau instruktur berperan untuk 2 a. Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar. b. Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar. c. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep, praktik baru, dan menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai proses belajar peserta diklat. d. Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar. e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan. f. Merencanakan seorang ahli / pendamping guru dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan. D. TUJUAN AKHIR Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam modul ini peserta diklat diharapkan 1. Memahami cara membongkar dan mengganti ban dalam dan luar. 2. Memahami cara memeriksa dan memperbaiki ban dalam dan luar. 3. Memahami cara memasang ban dalam dan luar. E. KOMPETENSI Modul OPKR-40-019 B membentuk subkompetensi membongkar, memasang dan mengganti ban dalam dan luar, memeriksa ban dalam dan luar untuk menentukan perbaikan, dan melaksanakan perbaikan ban dalam atau ban luar yang merupakan unsur untuk membentuk kompetensi Pembongkaran, Perbaikan dan Pemasangan Ban Luar dan Dalam. Uraian subkompetensi ini dijabarkan seperti di bawah ini. 3 Tabel 1. Uraian Kompetensi Pembongkaran, Perbaikan dan Pemasangan Ban Luar dan Dalam Sub Kompetensi 1. Membongkar, memasang dan mengganti ban dalam dan luar. Materi Pokok Pemelajaran 4 Kriteria Unjuk Kerja Lingkup Belajar 1. Pembongkaran dan penggantian ban dalam dan luar dilaksanakan tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen/sistem lainnya. 2. Informasi yang benar diakses dari spesifikasi pabrik dan dipahami. 3. Data yang tepat dilengkapi sesuai hasil pembongkaran dan penggantian. 4. Seluruh kegiatan pembongkaran, pemasangan dan penggantian dilaksanakan berdasarkan SOP Standard Operation Procedures, Undangundang K3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, peraturan perundangundangan dan prosedur/kebijakan perusahaan. 5. Mengetahui keandalan perusahaan dalam hal perbaikan ban. 1. Tipe ban dalam dan ban luar beserta konstruksinya. 2. Prosedur pemeriksaan ban untuk menentukan kemampuan perbaikan keseluruhan, sebagian atau tidak dapat diperbaiki. 3. Peraturan kelaikan jalan berhubungan pada ban dan pelek. 4. Prosedur pembongkaran, perbaikan, dan penggantian ban. 4 Sikap 1. Cermat dan teliti dalam pelaksanaan pembongkaran, pemasangan dan penggantian ban dalam dan ban luar. 2. Mematuhi keselamatan kerja. Pengetahuan Ketrampilan Tipe ban dalam atau ban 1. Membongkar luar dan konstruksinya. dan mengganti 2. Prosedur pemeriksaan untuk ban dalam dan menentukan kemampuan luar. perbaikan keseluruhan, sebagian atau tidak dapat diperbaiki. 3. Keandalan perusahaan terhadap perbaikan ban. 4. Peraturan kelaikan jalan berhubungan pada ban dan pelek. 5. Prosedur pembongkaran dan penggantian. 6. Prosedur perbaikan ban dalam dan luar. 7. Informasi teknik yang sesuai. 8. Persyaratan keamanan perlengkapan. 9. Kebijakan perusahaan. 10. Peraturan pemerintah yang ditetapkan. 11. Prosedur penanganan secara manual. 12. Persyaratan keselamatan diri. 1. 5 Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja 2. Memeriksa ban dalam dan luar untuk menentukan perbaikan. 1. Pemeriksaan ban dalam atau luar dilaksanakan tanpa menyebabkan kerusakan pada kelengkapan tempat kerja atau kendaraan. 2. Informasi yang benar diakses dari spesifikasi pabrik dan dipahami. 3. Data yang tepat dilengkapi sesuai hasil pemeriksaan ban dalam dan luar. 4. Seluruh kegiatan pemeriksaan dilaksanakan berdasarkan SOP Standard Operation Procedures, Undang-undang K3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, peraturan perundang-undangan dan prosedur/kebijakan perusahaan. 5. Penilaian ban yang tepat terhadap keseluruhan atau bagian kecil untuk menentukan perbaikan. 6. Mengetahui keandalan perusahaan dalam hal perbaikan ban. Materi Pokok Pemelajaran Lingkup Belajar Sikap 1. Prosedur pemeriksaan ban dalam dan ban luar jenis biasa dan tubeless. 1. Cermat dan teliti dalam mengidentifikasi kerusakan dan perbaikan. 5 Pengetahuan 1. Mengetahui jenis kerusakan pada ban biasa dan ban tubeless. Ketrampilan 1. Melaksanakan pemeriksaan ban dalam dan ban luar. 2. Mengidentifikasi kerusakan ban dalam dan ban luar. 3. Melaksanakan prosedur perbaikan ban luar dan ban dalam. Sub Kompetensi 3. Melaksanakan perbaikan ban dalam atau ban luar. 6 Kriteria Unjuk Kerja Lingkup Belajar 1. Perbaikan ban dalam dan ban luar dilaksanakan tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen/sistem. 2. Informasi yang benar diakses dari spesifikasi pabrik dan dipahami. 3. Perbaikan atau penggantian ban dalam atau luar dengan menggunakan metode dan perlengkapan yang telah disetujui, berdasarkan spesifikasi industri dan pabrik. 4. Data yang tepat dilengkapi sesuai hasil perbaikan. 5. Seluruh kegiatan perbaikan dilaksanakan berdasarkan SOP Standard Operation Procedures, Undangundang K3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, peraturan perundangundangan dan prosedur/kebijakan perusahaan. 1. Prosedur perbaikan ban dalam dan ban luar. Materi Pokok Pemelajaran Sikap 1. Cermat dan teliti dalam perbaikan. 6 Pengetahuan 1. Mengetahui cara-cara perbaikan pada ban biasa dan ban tubeless. 2. Memahami cara menggunakan peralatan dan perlengkapan yang sesuai dengan aman. Ketrampilan 1. Melaksanakan perbaikan ban dalam dan ban luar. 2. Melaksanakan cara menggunakan peralatan dan perlengkapan yang sesuai dengan aman. F. CEK KEMAMPUAN Sebelum mempelajari modul OPKR-40-019 B, isilah dengan cek list ? kemampuan yang telah dimiliki peserta diklat dengan sikap jujur dan dapat dipertanggung jawabkan Tabel 2. Cek Kemampuan Sub Kompetensi Pernyataan Ya Jawaban Tidak Bila jawaban Ya’, kerjakan 7 1. Membongkar, memasang dan mengganti ban dalam dan luar. 1. Saya mampu menjelaskan tentang pembongkaran, pemasangan dan penggantian ban dalam dan luar. Soal Tes Formatif 1. 2. Memeriksa ban dalam dan luar untuk menentukan perbaikan. 3. Melaksanakan perbaikan ban dalam atau ban luar. 2. Saya mampu menjelaskan tentang pemeriksaan ban dalam dan luar untuk menentukan perbaikan. Soal Tes Formatif 2. 3. Saya mampu menjelaskan tentang perbaikan ban dalam atau ban luar. Soal Tes Formatif 3. Apabila peserta diklat menjawab Tidak, pelajari modul ini 7 BAB II PEMELAJARAN A. RENCANA BELAJAR PESERTA DIKLAT Rencanakan setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi tabel di bawah ini dan mintalah bukti belajar kepada guru jika telah selesai mempelajari setiap kegiatan belajar. Tabel 3. Rencana Belajar Jenis Kegiatan Tanggal Waktu Tempat Belajar Alasan Perubahan Paraf Guru 1. Membongkar, memasang dan mengganti ban dalam dan luar. 2. Memeriksa ban dalam dan luar untuk menentukan perbaikan. 3. Melaksanakan perbaikan ban dalam atau ban luar. B. KEGIATAN BELAJAR 1. Kegiatan Belajar 1 Membongkar, Memasang Mengganti Ban Dalam dan Luar dan a. Tujuan Kegiatan Belajar 1 1 Peserta diklat dapat menjelaskan tipe ban dalam atau ban luar dan konstruksinya. 2 Peserta diklat dapat menjelaskan informasi yang benar diakses dari spesifikasi pabrik dan dipahami. 3 Peserta diklat dapat menjelaskan prosedur pembongkaran dan penggantian ban dalam dan luar. b. Uraian Materi 1 BAN DAN PELEK 8 Kendaraan yang menggunakan ban pneumatik diisi dengan udara bertekanan. Ban adalah satu-satunya bagian kendaraan yang berhubungan permukaan jalan. Ban tidak dapat berdiri sendiri pada kendaraan, akan tetapi harus dipasang pada pelek supaya dapat dipergunakan. 1 BAN Ban mempunyai fungsi sebagai berikut a Menahan seluruh berat kendaraan. b Karena berhubungan dengan permukaan jalan, maka ban akan memindahkan gaya gerak dan gaya pengereman kendaraan ke jalan, dan juga mengontrol start, akselerasi, deselerasi, pengereman dan berbelok. c Mengurangi kejutan yang disebabkan oleh permukaan jalan yang tidak beraturan. KONSTRUKSI BAN Gambar berikut menunjukkan konstruksi dasar ban. Gambar 1. Konstruksi Dasar Ban 9 a Carcass Cassing Carcass merupakan rangka ban yang keras, cukup kuat untuk menahan udara yang bertekanan tinggi, tetapi harus cukup fleksibel untuk meredam perubahan beban dan benturan. Carcass terdiri dari ply layer dari tire cord lembaran anyaman paralel dari bahan yang kuat yang direkatkan menjadi satu dengan karet. Cord pada ban-ban bus atau truck biasanya dibuat dari nylon atau baja, sedangkan untuk mobil-mobil penumpang kecil biasanya terbuat dari polyester atau nylon. b Tread Tread adalah lapisan karet luar yang melindungi carcass terhadap keausan dan kerusakan yang disebabkan oleh permukaan jalan. Ini adalah bagian yang langsung berhubungan dengan permukaan jalan dan menghasilkan tahanan gesek yang memindahkan gaya gerak dan gaya pengereman kendaraan ke permukaan jalan. Pola tread terdiri dari alur yang terdapat pada permukaan tread, dan dirancang untuk memperbaiki kemampuan ban dalam memindahkan gaya ke permukaan jalan. c Sidewall Sidewall adalah lapisan karet yang menutup bagian samping ban dan melindungi Carcass terhadap kerusakan dari luar. Sebagai bagian ban yang paling besar dan paling fleksibel, sidewall secara terus menerus melentur di bawah beban yang dipikulnya selama 10 berjalan. Di sidewall tercantum nama pabrik pembuat, ukuran ban, dan informasi lainnya. d Breaker Breaker adalah lapisan yang terletak diantara Carcass dengan Tread yang memperkuat daya rekat keduanya. Breaker meredam kejutan yang timbul dari permukaan jalan ke Carcass dan biasanya digunakan pada ban dengan bias-ply. Ban untuk bus dan truck serta truck ringan menggunakan breaker yang terbuat dari nylon, sedangkan untuk mobil penumpang menggunakan bahan polyester. e Belt Rigid Breaker Ini adalah tipe breaker yang digunakan pada ban radialply dan diletakkan seperti sarung mengelilingi ban diantara carcass dan karet tread, untuk menahan Carcass dengan kuat. Ban untuk mobil penumpang menggunakan rigid breaker yang tersusun dari kawat baja, rayon atau polyester, sedangkan untuk bus dan truck menggunakan rigid breaker dari kawat baja. f Bead Untuk mencegah robeknya ban dari rim oleh karena berbagai gaya yang bekerja, sisi bebas atau bagian samping ply dikelilingi oleh kawat baja yang disebut kawat bead. Udara bertekanan di dalam ban mendorong bead keluar pada rim pelek dan tertahan kuat disana. Bead dilindungi dari kerusakan karena gesekan dengan pelek dengan jalan memberinya lapisan karet keras yang disebut Chafer strip. Konstruksi bead secara lebih rinci dapat dilihat pada gambar di bawah ini. 11 Flipper Bead Wire Chafer Bead Toe Bead Heel Bead Base Gambar 2. Konstruksi Bead Flipper Pembungkus bead wire yang memiliki bentuk sedemikian rupa sehingga cocok dengan bentuk ban pada bead Memakai karet pengisi bead yang berbentuk segitiga. Bead Toe Bagian bead sebelah dalam. Bead Heel Bagian bead yang kontak dengan pelek pada flens. Bead Base Bagian bead yang datar, yang berada di antara bead toe dan bead heel. Chafer Lapisan terluar yang membungkus bead untuk mencegah kerusakan karena gesekan dengan pelek. Bead Wire Kawat baja yang mengandung kadar karbon tinggi menjamin pemasangan ban ke pelek. POLA TREAD Tread dibuat dengan berbagai macam pola dengan tujuan antara lain membuang air, dan menanggulangi berbagai 12 faktor yang timbul karena kondisi permukaan jalan serta jenis kendaraan yang menggunakannya. a Pola Rib Gambar 3. Pola Rib Rib berbentuk beberapa alur zig-zag paralel yang mengelilingi ban. Pola ini sangat cocok untuk berjalan di jalan dengan permukaan yang rata pada kecepatan tinggi highway bagi berbagai jenis mobil, mulai mobil penumpang kecil sampai bus dan truck. Karakteristik Pola Rib mempunyai tahanan gelinding rolling resistance yang kecil bagi ban, side-slipping resistance lebih besar sehingga kendaraan lebih mudah dikendalikan, suara yang ditimbulkan oleh ban kecil, dan tenaga tariknya kurang baik bila dibandingkan dengan ban yang menggunakan pola Lug. b Pola Lug Alur pola Lug adalah tegak lurus terhadap garis keliling ban. Pola ini banyak dipakai pada ban mesin konstruksi dan truck, dan pola tread ini cocok untuk berjalan pada jalan yang tidak rata dan lunak jalan tanah. 13 Gambar 4. Pola Lug Karakteristik Pola Lug mempunyai tenaga tarik yang baik, tahanan gelinding rolling resistance ban cukup tinggi, tahanan terhadap side-slipping lebih kecil, tread pada daerah Lug lebih mudah aus tidak merata, dan suara ban lebih besar. c Pola Rib dan Lug Pola ini adalah gabungan dari Rib dan Lug dengan tujuan untuk memperbaiki kestabilan pengemudian, dan banyak dipakai pada ban-ban bus dan truck, dan cocok dijalankan pada jalan yang rata maupun tidak rata jalan berpasir dan berbatu. Gambar 5. Pola Rib – Lug Karakteristik Pola Rib yang melingkar pada keliling ban menstabilkan kendaraan dengan 14 mengurangi kemungkinan side- slipping, sedangkan pola Lug pada tepi ban memperbaiki kemampuan pengendaraan dan pengereman. Bagian Lug pada pola ini lebih mudah aus dengan tidak merata. d Pola Block Gambar 6. Pola Block Pada pola ini, tread terbentuk dari Block yang berdiri sendiri bebas. Pola ini banyak digunakan pada ban-ban salju, dan sekarang pola Block mulai digunakan pada ban radial-ply untuk mobil-mobil penumpang. Karakteristik Pola Block mempunyai kemampuan pengendaraan dan pengereman yang lebih baik, mengurangi slipping dan skidding pada jalan yang tertutup lumpur atau bersalju, cenderung lebih cepat aus jika dibanding dengan pola Rib dan Lug, rolling resistance sedikit lebih besar, dan tread lebih mudah aus tidak beraturan, terutama pada permukaan jalan yang keras. JENIS-JENIS BAN Menurut konstruksinya ban dikelompokkan sebagai berikut Klasifikasi menurut cara penyusunan ply-cord yang membentuk carcass ban bias-ply cross-ply tire dan ban radial-ply. 15 Klasifikasi menurut caranya menyimpan udara ban dengan ban dalam Tube Type dan ban tanpa ban dalam Tubeless. a Klasifikasi ban menurut cara penyusunan ply-cord Ban Bias Ban ini dibuat dengan lapisan benang/serat arah miring membentuk sudut 30o – 40o terhadap garis tengah ban. Memiliki tapak tread dengan daya serap benturan yang baik sehingga memberikan kenyamanan berkendaraan. Adapun ketahanan terhadap keausan dan guncangan rol tidak sebaik ban radial. Ban Radial Lapisan serat pada ban ini tegak lurus dengan garis tengah ban, ditambah lapisan sabuk/belt rigid breaker searah lingkar ban yang terbuat dari benang tekstil kuat atau kawat yang dibalut karet untuk membuat tread lebih rigid. BREAKER BELT RADIAL CORD BIAS CORD Gambar 7. Ban Bias dan Ban Radial 16 Perbedaan Ban Bias dan Ban Radial Tabel 4. Perbedaan Ban Bias dan Ban radial Ban Bias a Dinding samping lebih tebal kaku dibandingkan dengan ban radial b Telapak kurang kaku dibandingkan dengan ban radial c Dinding samping tebal akan mengurangi kelenturan, setiap gerakan akan mempengaruhi penampang telapak ban d Pada saat menikung, sebagian telapak terangkat, sehingga mengurangi kekuatan kontak telapak dengan permukaan jalan Ban Radial a Dinding samping ban tidak tebal lentur b Telapak ban lebih kaku c Waktu kendaraan menikung, gaya menyamping diserap oleh dinding ban yang lentur, sehingga tidak mempengaruhi kedudukan telapak ban dengan permukaan jalan Struktur Ban Bias dan Ban Radial Tabel 5. Struktur Ban Bias dan Ban Radial Struktur Bias Radial Konstruksi Material Arah benang carcass bersilangan terhadap garis keliling ban & memakai breaker Benang carcass diarahkan melingkar, sehingga telapak menjadi kokoh Carcass & Breaker - Polyester, atau - Nylon Carcass a Rayon b Polyester c Nylon Belt d Rayon Perbandingan Prestasi Tabel 6. Perbandingan Prestasi Ban Radial dan Ban Bias Radial a Umur pemakaian lebih lama b Peningkatan panas ban kecil c Stabilitas pengendalian baik Kelebihan a Daya pengereman lebih baik b Hambatan gesekan rolling resistance kecil & ketahanan ban pada kecepatan tinggi lebih baik c Hemat bahan bakar 17 Bias Secara keseluruhan prestasi ban bias merata, misalnya a Kenyamanan cukup baik b Umur ban dan kemampuan pengendalian sedikit lebih rendah dibandingkan dengan ban radial Radial Bias Kekurangan - Pada kecepatan rendah, kenyamanannya berkurang & pengemudian terasa berat b Klasifikasi udara ban menurut caranya menyimpan Ban Biasa Dengan Ban Dalam Tube Type Di dalamnya terdapat ban dalam untuk menampung udara yang dipompakan ke dalam ban. Katup atau pentil air valve yang menonjol keluar melalui lubang pelek menjadi satu dengan ban dalam. Sidewall pada ban radial lebih fleksibel agar mudah terjadi deformasi. Sebagai kompensasi, maka pada ban dalam untuk ban radial lebih kuat dari pada ban biasa. Ban Tubeless Ban Tubeless ban tanpa ban dalam tidak menggunakan ban dalam. Tekanan udara hanya ditahan oleh lapisan dalam ban, yaitu lapisan karet yang kedap udara. Karena ban tubeless tidak menggunakan ban dalam, maka pentil air valve langsung dipasang pada pelek. a. Ban dengan Ban Dalam b. Ban Tubeless Gambar 8. Ban Dengan Ban Dalam dan Ban Tubeless 18 Perbedaan Ban Tube Type dengan Ban Tubeless Tabel 7. Perbedaan Ban Tube Type dengan Ban Tubeless Tube Type Tubeless Type 1. Memakai ban dalam. 2. Pada bagian beadnya tidak ada air seal. 1. Memakai inner liner yang berfungsi sebagai pengganti ban dalam. 2. Pada bagian beadnya ada air seal hump yang berfungsi sebagai penahan udara. Keuntungan Ban Tubeless 1 Bila ban tertusuk paku atau benda tajam lainnya, ban tidak menjadi kempes sekaligus karena lapisan dalamnya menghasilkan efek merapatkan sendiri. Sekalipun tertusuknya pada saat kendaraan berjalan, biasanya tekanan udaranya tidak turun tiba-tiba sehingga pengemudi tidak kehilangan kontrol kendaraan. Gambar 9. Keuntungan Ban Tubeless 2 Karena udara dalam ban berhubungan langsung dengan rim, transfer radiasi panas akan lebih baik. Dengan dihilangkannya ban dalam, flap dan side ring ban menjadi lebih ringan. 19 PENTING ! Ban tubeless tidak berarti tahan terhadap tusukan, tetapi hanya kebocoran udaranya saja yang lambat dibandingkan dengan ban biasa. Mengendarai dengan ban tubeless yang masih ada pakunya sangat berbahaya, terutama pada kecepatan tinggi, paku akan terlempar keluar, suhu akan meningkat disebabkan adanya gesekan yang kempes, menyebabkan ban akan rusak sebelum ditambal. KODE UKURAN BAN Pada sidewall biasanya terdapat kode yang menunjukkan lebar ban, diameter dalam diameter pelek, dan ply rating. Untuk ban kecepatan tinggi terdapat kode tambahan misalnya H, S, dan seterusnya, dan pada ban radial terdapat Huruf R. diantaranya ada pula yang mencantumkan aspect ratio. Gambar 10. Posisi Pengukuran Ban 20 Contoh Pengkodean Ban dan Cara Membacanya ? ? ? Ban Bias S 14 40R 1 2 3 4 Ban Radial 195 / 70 H R 14 1 5 2 6 3 Sistem Kode Ban ISO International Standardization Organization 195 1 / 70 5 R 6 14 3 86 7 H 2 Keterangan 1 Lebar ban dalam Inchi Ban Bias atau milimeter Ban Radial 2 Kecepatan maksimum yang diizinkan 3 Diameter pelek dalam inchi 4 Kapasitas maksimum membawa beban dalam satuan Ply Rating 5 Aspect ratio tinggi/lebar ban dalam persen 6 Ban Radial 7 Kapasitas mengangkut beban Load Index SIMBOL KECEPATAN DAN INDEKS BEBAN Tabel 8. Simbol Kecepatan dan Indeks Beban Ban Simbol Kecepatan ? J K L M N P Q R S T U H V Kecepatan Maksimal ? 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 240 Km/h Km/h Km/h Km/h Km/h Km/h Km/h Km/h Km/h Km/h Km/h Km/h Km/h Indeks beban 0 1 2 ? 76 80 82 84 85 87 89 90 91 95 ? 279 Kapasitas Angkut 45 ? Kg Kg Kg 400 450 475 500 515 545 580 600 615 690 136 Kg Kg Kg Kg Kg Kg Kg Kg Kg Kg Ton 21 PR PLAY RATING Rating merupakan satu istilah yang dipakai untuk menyatakan kekuatan ban, berdasarkan pada kekuatan serat katun yang ditentukan oleh JIS. Semakin banyak jumlah lapisan, semakin tinggi kekuatan ban. Dengan kata lain, jumlah ini menyatakan berapa banyak lapisan benang katun carcass yang membentuk kerangka ban yang sama. 14PR tidak berarti bahwa ban mempunyai 14 lapisan serat katun. Sebagai contoh Ukuran Ban Jenis Cord Daya Angkut Max. Jumlah lapis Nilai Lapis 500 – 12 8 MR Cotton Nylon 485 kg 485 kg 8 Plies 4 Plies 8 PR 8 PR Ply rating Load Range 2 A 4 B 6 C Gambar 11. Ply Rating ASPEK RASIO / SERI / PROFIL Aspek Rasio Aspect Ratio merupakan perbandingan antara tinggi penampang ban dengan lebar penampang ban, dinyatakan dalam satuan persen. 22 Sebagai Contoh Ukuran Ban Tinggi Penampang T Lebar Penampang L 175/65 R 13 114 mm 175 mm Gambar 12. Aspek Rasio Ban 2 PELEK Pelek merupakan komponen yang vital bagi keselamatan dalam pengemudian, sehingga harus cukup kuat menahan beban vertikal dan beban samping, gaya pengendaraan dan pengereman, serta berbagai gaya yang menumpunya. Pelek juga harus seringan mungkin dan harus balance sehingga dapat berputar dengan mulus pada kecepatan tinggi dengan rim yang dirancang dengan tepat agar dapat menahan ban dengan kuat. Pelek diikat dengan kuat pada baut tanam hub bolt yang dipasang pada axle hub dengan mur roda. Mur roda dibuat sedemikian rupa sehingga pelek dapat menempatkan 23 posisinya dengan tepat dan center secara otomatis pada axle hub saat pemasangan. Gambar 13. Konstruksi Pelek Tipe Pelek Pelek dapat dibedakan menurut metode pembuatan dan bahannya. Ada dua tipe yang umumnya digunakan sekarang, yaitu baja press dan campuran besi tuang cast-light alloy. a Pelek Baja Press Pelek tipe pressed-steel disc wheel ini terdiri atas rim yang dilas ke disc. Disc dibuat dari lembaran baja yang dipres. Konstruksi seperti ini mudah untuk diproduksi dalam jumlah yang banyak. Pada umumnya mobil menggunakan tipe ini karena tahan lama dan kualitasnya merata. b Pelek Dari Bahan Campuran Besi Tuang 24 Pelek cast light-alloy disc wheel ini terbuat dari bahan campuran terutama dari alumunium atau magnesium. Pada umumnya digunakan untuk mengurangi berat, dan menambah penampilan kendaraan. 3 PROSEDUR PEMBONGKARAN DAN PENGGANTIAN BAN DALAM DAN LUAR Pembongkaran ban dari pelek diperlukan apabila terjadi kebocoran ban, mengganti ban dengan yang baru, merubah posisi ban yang terkikis satu sisi dan penggantian ban apabila terjadi cacat atau kerusakan tread ban. Sebelum menekan sidewall dari ban, perlu diperhatikan keselamatan kerja sebagai berikut a Rim dan ban dalam kondisi bersih, kering dan kondisinya baik. Apabila termasuk perlu, pemberat lepaskan yang pemberat balansing menggunakan model perekat. Hal lain yang perlu diperhatikan, 1 Cek ban dan tread dari kerusakan, 2 Cek rim dan bead dari kerusakan/perubahan bentuk. Untuk pelek racing dari bahan alumunium alloy, bagian sisi ring perlu dicek kerataannya. b Tambahkan sabun colek pada permukaan kontak rim dengan tepi ban perlu diberi pelumas khusus/sabun colek untuk memudahkan dalam proses pelepasan ban terhadap pelek. c Gantilah ban dalam dengan ban dalam yang baru. d Ukuran ban harus sesuai dengan ukuran rim. e Sebelum melakukan pelepasan ban, angin dikeluarkan dari ban dengan melepas katup pentil. 25 harus f Untuk membersihkan ban di atas mesin dilarang menggunakan air/udara bertekanan. Prosedur Pembongkaran Ban dari Pelek Ban Biasa a Pasang ban yang kempes pada sisi telah samping mesin. b Posisikan bilah penekan 3 dengan menggeser handle 4 pada sisi samping ban berjarak 5 mm dari rim. c Selama proses pengepresan, Gbr. 14. a – d tangan tidak berada di posisi samping ban karena berbahaya. d Tekan pedal 2, maka bilah nekan 3 akan menekan sidewall dengan tekanan yang cukup kuat sampai kedua bead lepas dari rim. e Tempatkan roda di atas Gbr. 15. e mesin, tekan pedal 3 sampai posisi pelek terjepit dengan kuat. f Posisikan pengait pelepas ban 2, 2 mm di atas rim. g Gunakan untuk sendok ban mencongkel 1 sisi samping ban dan menepatkan 26 Gbr. 16. f dengan pengait 2 sampai pengait masuk ke dalam bead. h Tekan pedal pemutar 3, maka mesin akan memutarkan ban berlawanan arah jarum jam anticlock wise, maka bead akan terlepas dari rim. i Keluarkan ban dalam dari Gbr. 17. g pelek dengan menarik secara perlahan. j Untuk bawah, melepas bead tempatkan sisi pengait pada rim sisi bawah. k Tekan pedal 3, maka mesin akan berputar berlawanan arah jarum jam dan ban akan terlepas dari peleknya. Gbr. 18. j Prosedur Pemasangan Ban a Tempatkan pelek di atas mesin. b Tempatkan ban di atas pelek, masukkan bead ke salah satu sisi samping pelek. c Tempatkan tuas pemasang pada bead sisi bawah dan tekan pedal pemutar, maka mesin akan berputar searah jarum jam, maka bead bawah akan terpasang pada pelek. 27 Gbr. 19. a - b d Masukkan tepatkan ban dalam pentil dan pada lubangnya sampai posisi tegak lurus terhadap pelek. e Pasang tuas pengait pemasang, setel posisi tuas 2 mm di sisi atas rim. f Tekan pedal pemutar panah kanan, maka mesin akan berputar searah jarum jam, secara perlahan ban akan terpasang pada pelek. g Posisikan ban luar terhadap pelek dengan cara menekan Gbr. 20. f sisi bead, maka ban akan tertata rapi pada peleknya. h Pasang katup pentil ban dengan menggunakan kunci pentil. i Pompa ban dengan kompresor dengan tekanan yang sesuai dengan peruntukan ban. 28 Gbr. 21. i Tabel 9. Standar Tekanan Ban Dingin Tekanan udara kg/cm2 depan & belakang Ukuran ban 11/ CATATAN Ban-ban Dengan Pola Unidirectional Ini adalah ban-ban yang mempunyai pola tread disesuaikan dengan arah putaran ban. Alur ke samping pada ban dibuat searah untuk meningkatkan kemampuan ban pada jalan basah. Karena ban ini lebih mudah membuang air. Kemampuan ban ini di jalan basah menjadi tidak baik bila pemasangan ban arahnya terbalik. Gambar 22. Ban dengan Pola Unidirectional 4 PEMILIHAN BAN LUAR PENGGANTIAN BAN DAN DALAM UNTUK Pemilihan ukuran, kelas & penggunaan ban luar, harus disasarkan kepada hal-hal sebagai berikut a Ketentuan dari pabrik pembuat kendaraan. b Anjuran dari pabrik ban atau asosiasi perusahaan ban sebagai pemilihan tambahan. 29 Petunjuk Pemakaian Ban Luar a Gunakan ban dengan ukuran, kelas, konstruksi, pola telapak & merek yang sama pada satu kendaraan. b Jangan gunakan ban dengan klasifikasi yang berbeda pasa satu kendaraan. c Hindari pemasangan dengan konstruksi yang berbeda pada satu kendaraan. d Bila pemakaian ban campuran sulit dihindari, harap ikuti petunjuk pemakaian ban campuran. Pemilihan Ban Dalam a Ukuran ban dalam harus sesuai dengan ukuran ban luarnya. b ban dalam baru dipasangkan dengan ban luar baru. c Gunakan merek ban dalam yang sama dengan merek ban luarnya. d Pilih ban dalam dengan pentil yang sesuai dengan klasifikasi ban luar dan jenis peleknya. Pakailah isi pentil yang sesuai dengan jenis pentilnya dan selalu gunakan penutup pentil. c. Rangkuman 1 1 Ban mempunyai fungsi menahan seluruh berat kendaraan, memindahkan gaya gerak dan gaya pengereman kendaraan ke jalan, dan juga mengontrol start, akselerasi, deselerasi, pengereman dan berbelok, juga mengurangi kejutan yang disebabkan oleh permukaan jalan yang tidak beraturan. 2 Konstruksi dasar ban terdiri dari Carcass casing, Tread, Sidewall, Breaker, dan bead. 3 Macam-macam pola tread Rib, Lug, Rib – Lug, dan Block. 30 4 Menurut konstruksinya, ban dikelompokkan sebagai berikut ban bias-ply cross-ply tire, ban radial-ply dan ban belted bias. Menurut caranya menyimpan udara ban dengan ban dalam Tubed dan ban tanpa ban dalam Tubeless. Pembongkaran dan Penggantian Ban Dalam dan Luar Pembongkaran ban dari pelek diperlukan apabila terjadi kebocoran ban, mengganti ban dengan yang baru, merubah posisi ban yang terkikis satu sisi dan penggantian ban apabila terjadi cacat atau kerusakan tread ban. d. Tugas 1. 1. Jelaskan makna dari kode ban di bawah ini ! a. 250/70 R 17 - 120 110 O b. 10-18 - 18PR e. Tes Formatif 1 1 Jelaskan jenis-jenis ban menurut konstruksinya, dengan sketsa konstruksi bagian-bagiannya ! 2 Gambarkan konstruksi dasar sebuah ban lengkap dengan keterangannya ! 3 Jelaskan prosedur pembongkaran dan penggantian ban dalam dan luar ! 31 f. Kunci Jawaban Formatif 1 1 Jenis-jenis ban menurut konstruksinya. Menurut konstruksinya ban dikelompokkan sebagai berikut a Klasifikasi menurut cara penyusunan ply-cord yang membentuk carcass ban bias-ply cross-ply tire dan ban radial-ply. b Klasifikasi menurut caranya menyimpan udara ban dengan ban dalam Tube Type dan ban tanpa ban dalam Tubeless. Ban Bias Dibuat dengan lapisan benang/serat arah miring membentuk sudut 30o – 40o terhadap garis tengah ban. Memiliki tapak tread dengan daya serap benturan yang baik sehingga memberikan kenyamanan berkendaraan. Ban Radial Lapisan serat pada ban ini tegak lurus dengan garis tengah ban, ditambah lapisan sabuk/belt rigid breaker searah lingkar ban yang terbuat dari benang tekstil kuat atau kawat yang dibalut karet untuk membuat tread lebih rigid. BREAKER BELT BIAS CORD RADIAL CORD Ban Biasa Dengan Ban Dalam Tube Type Di dalamnya terdapat ban dalam untuk menampung udara yang dipompakan ke dalam ban. Katup atau pentil 32 air valve yang menonjol keluar melalui lubang pelek menjadi satu dengan ban dalam. Sidewall pada ban radial lebih fleksibel agar mudah terjadi deformasi. Sebagai kompensasi, maka pada ban dalam untuk ban radial dibuat lebih kuat dari pada untuk ban biasa. Ban Tubeless Ban Tubeless ban tanpa ban dalam tidak menggunakan ban dalam. Tekanan udara hanya ditahan oleh lapisan dalam ban, yaitu lapisan karet yang kedap udara. Karena ban tubeless tidak menggunakan ban dalam, maka pentil air valve langsung dipasang pada pelek. 2 Konstruksi dasar ban. 33 a Carcass Cassing Carcass merupakan rangka ban yang keras, cukup kuat untuk menahan udara yang bertekanan tinggi, tetapi harus cukup fleksibel untuk meredam perubahan beban dan benturan. Carcass terdiri dari ply layer dari tire cord lembaran anyaman paralel dari bahan yang kuat yang direkatkan menjadi satu dengan karet. Cord pada ban-ban bus atau truck biasanya dibuat dari nylon atau baja, sedangkan untuk mobil-mobil penumpang kecil biasanya terbuat dari polyester atau nylon. b Tread Tread adalah lapisan karet luar yang melindungi carcass terhadap keausan dan kerusakan yang disebabkan oleh permukaan jalan. Ini adalah bagian yang langsung berhubungan dengan permukaan jalan dan menghasilkan tahanan gesek yang memindahkan gaya gerak dan gaya pengereman kendaraan ke permukaan jalan. Pola tread terdiri dari alur yang terdapat pada permukaan tread, dan dirancang untuk memperbaiki kemampuan ban dalam memindahkan gaya ke permukaan jalan. c Sidewall Sidewall adalah lapisan karet yang menutup bagian samping ban dan melindungi Carcass terhadap kerusakan dari luar. Sebagai bagian ban yang paling besar dan paling fleksibel, sidewall secara terus menerus melentur di bawah beban yang dipikulnya selama 34 berjalan. Di sidewall tercantum nama pabrik pembuat, ukuran ban, dan informasi lainnya. d Breaker Breaker adalah lapisan yang terletak diantara Carcass dengan Tread yang memperkuat daya rekat keduanya. Breaker meredam kejutan yang timbul dari permukaan jalan ke Carcass dan biasanya digunakan pada ban dengan bias-ply. Ban untuk bus dan truck serta truck ringan menggunakan breaker yang terbuat dari nylon, sedangkan untuk mobil penumpang menggunakan bahan polyester. e Belt Rigid Breaker Ini adalah tipe breaker yang digunakan pada ban radialply dan diletakkan seperti sarung mengelilingi ban diantara carcass dan karet tread, untuk menahan Carcass dengan kuat. Ban untuk mobil penumpang menggunakan rigid breaker yang tersusun dari kawat baja, rayon atau polyester, sedangkan untuk bus dan truck menggunakan rigid breaker dari kawat baja. f Bead Untuk mencegah robeknya ban dari rim oleh karena berbagai gaya yang bekerja, sisi bebas atau bagian samping ply dikelilingi oleh kawat baja yang disebut kawat bead. Udara bertekanan di dalam ban mendorong bead keluar pada rim pelek dan tertahan kuat disana. Bead dilindungi dari kerusakan karena gesekan dengan pelek dengan jalan memberinya lapisan karet keras yang disebut Chafer strip. 35 Flipper Bead Wire Chafer Bead Toe Bead Heeel Bead Base Flipper Pembungkus bead wire yang memiliki bentuk sedemikian rupa sehingga cocok dengan bentuk ban pada bead Memakai karet pengisi bead yang berbentuk segitiga. Bead Toe Bagian bead sebelah dalam. Bead Heel Bagian bead yang kontak dengan pelek pada flens. Bead Base Bagian bead yang datar, yang berada di antara bead toe dan bead heel. Chafer Lapisan terluar yang membungkus bead untuk mencegah kerusakan karena gesekan dengan pelek. Bead Wire Kawat baja yang mengandung kadar karbon tinggi menjamin pemasangan ban ke pelek. 3 Prosedur pembongkaran dan penggantian ban dalam dan luar. Prosedur Pembongkaran Ban dari Pelek Ban Biasa a Pasang ban yang telah kempes pada sisi samping mesin. b Posisikan bilah penekan 3 dengan menggeser handle 4 pada sisi samping ban berjarak 5 mm dari rim. 36 c Selama proses pengepresan, tangan tidak berada di posisi samping ban karena berbahaya. d Tekan pedal 2, maka bilah penekan 3 akan menekan sidewall dengan tekanan yang cukup kuat sampai kedua bead lepas dari rim. e Tempatkan roda di atas mesin, tekan pedal 3 sampai posisi pelek terjepit dengan kuat. f Posisikan pengait pelepas ban 2, 2 mm di atas rim. g Gunakan sendok ban 1 untuk mencongkel sisi samping ban dan menepatkan dengan pengait sampai pengait 2 masuk ke dalam bead. h Tekan pedal pemutar 3, maka mesin akan memutarkan ban berlawanan arah jarum jam anticlock wise, maka bead akan terlepas dari rim. i Keluarkan ban dalam dari pelek dengan menarik secara perlahan. j Untuk melepas bead sisi bawah, tempatkan pengait pada rim sisi bawah. k Tekan pedal 3, maka mesin akan berputar berlawanan arah jarum jam dan ban akan terlepas dari peleknya. Prosedur Pemasangan Ban pada Pelek a Tempatkan pelek di atas mesin. b Tempatkan ban di atas pelek, masukkan bead ke salah satu sisi samping pelek. c Tempatkan tuas pemasang pada bead sisi bawah dan tekan pedal pemutar, maka mesin akan berputar searah jarum jam, maka bead bawah akan terpasang pada pelek. 37 d Masukkan ban dalam dan tepatkan pentil pada lubangnya sampai posisi tegak lurus terhadap pelek. e Pasang tuas pengait pemasang, setel posisi tuas 2 mm di sisi atas rim. f Tekan pedal pemutar panah kanan, maka mesin akan berputar searah jarum jam, secara perlahan ban akan terpasang pada pelek. g Posisikan ban luar terhadap pelek dengan cara menekan sisi bead, maka ban akan tertata rapi pada peleknya. h Pasang katup pentil ban dengan menggunakan kunci pentil. i Pompa ban dengan kompresor dengan tekanan yang sesuai dengan peruntukan ban. 38 g. Lembar Kerja 1 1 Alat dan Bahan a Mesin Pelepas Ban Tire changer b Sendok ban c Sabun colek d Ban mobil luar ring 13” e Ban dalam ring 13” f Pelek mobil ring 13” g Paselin h Lap / majun 2 Keselamatan Kerja a Gunakanlah peralatan yang sesuai dengan fungsinya. b Ikutilah instruksi dari instruktur ataupun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja. c Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja. d Gunakan tekanan kompresor sesuai tekanan yang diizinkan. e Bila perlu mintalah buku manual dari ban yang menjadi training object. 3 Langkah Kerja a Persiapkan alat dan bahan praktek secara cermat, efektif dan seefisien mungkin. b Perhatikan penjelasan prosedur penggunaan alat, baca lembar kerja dengan teliti. c Lakukan pembongkaran, pemasangan dan mengganti ban dalam dan luar dengan prosedur yang benar ! 39 d Mintalah penjelasan pada instruktur mengenai hal yang belum jelas. e Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktek secara ringkas. f Setelah selesai, bersihkan dan kembalikan semua peralatan dan bahan yang telah digunakan kepada petugas. 4 Tugas a Buatlah laporan kegiatan praktik saudara secara ringkas dan jelas ! b Buatlah rangkuman pengetahuan yang anda peroleh setelah mempelajari kegiatan 1 ! 40 2. KEGIATAN BELAJAR 2 Memeriksa Ban Dalam dan Luar Untuk Menentukan Perbaikan. a. Tujuan Kegiatan Belajar 2 Peserta diklat memiliki kemampuan 1 Menjelaskan cara pemeriksaan ban dalam dan ban luar. 2 Mengidentifikasi jenis kerusakan pada ban biasa dan ban tubeless. 3 Menjelaskan prosedur perbaikan ban luar dan ban dalam. b. Uraian Materi 2 BATAS PEMAKAIAN BAN LUAR Indikator Keausan Ban = Tread Wear Indicator. Indikator keausan ban adalah tonjolan di dalam tread yang jumlahnya empat sampai enam di sekeliling ban. Tingginya 1,6 sampai 1,8 mm dari dasar tread. Apabila keausan tread mencapai indikator, hal ini menunjukkan batas keausan ban dan saatnya ban harus diganti. Berikut ini merupakan alasan mengapa ban yang keausannya sudah mencapai TWI harus diganti. Gambar 23. Indikator Keausan Ban 41 Hydroplanning Genangan air di jalan yang menjadi penyekat antara ban dengan permukaan jalan, sehingga mengurangi daya cengkeram ban road holding. Faktor yang mempengaruhi hydroplanning Aman Berbahaya 1 Kecepatan Rendah Tinggi 2 Tekanan Angin Tinggi Rendah 3 Alur Telapak Ban Ada alur Gundul Ban yang baik harus dapat mengalirkan air minimal sebanyak 4 s/d 5 liter per detik, ketika kendaraan berkecepatan 60 km/jam. Bila ketentuan tersebut tidak terpenuhi, maka kemungkinankemungkinan yang dapat terjadi ialah 1 Terjadi peningkatan permukaan air di depan ban, 2 Bila kecepatan kendaraan meningkat, ban/kendaraan akan berjalan di atas air terjadi Aquaplane / Hydroplane, 3 Daya cengkeram kurang, kendaraan tidak dapat dikendalikan dengan baik ada resiko slip, mengurangi kemampuan pengereman. Alur telapak ban dirancang sedemikian rupa untuk dapat membuang / mengalirkan air dengan baik, agar terjadi kontak area antara telapak ban dengan permukaan jalan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembuangan air 1 Kedalaman alur telapak 2 Kelebaran alur telapak 3 Jumlah alur telapak 4 Jenis pola telapak 5 Kecepatan kendaraan Pemakaian pelek yang tidak sempurna akan mengakibatkan 42 1 Posisi kedudukan bead kurang sempurna tidak melekat dengan baik. 2 Ketika menikung, ban mungkin lepas dari pelek. 3 Tidak dapat menjaga tekanan angin ban tubeless dengan sempurna. 4 Ban dalam mungkin koyak karena terjepit bead pada pelek yang lebih sempit. 5 Pada pelek yang lebih lebar, dinding samping ban terlalu tegang tidak lentur, sehingga pengendaraan menjadi keras. PEMAKAIAN PELEK YANG TIDAK SEMPURNA Pelek Standar Pelek Sempit Pelek Lebar Gambar 24. Posisi Ban Terhadap Pelek PENGGUNAAN BAN DAN PELEK YANG SESUAI 1 Ban luar radial harus memakai ban dalam radial. 2 Gunakan ban dengan spesifikasi teknis yang seragam. 3 Gunakan pelek ukuran standar, sesuai dengan ukuran ban. 4 Gunakan pelek Hump Rim untuk ban tubeless. 5 Mengemudi dengan cara yang wajar. PEMERIKSAAN BAN LUAR 1 Kesesuaian ban terhadap pelek yang digunakan. Ukuran ban harus sesuai dengan pelek yang digunakan. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan melihat ukuran ban 43 yang tertera pada sidewall dan dibandingkan dengan ukuran pelek yang digunakan. Ukuran pelek biasanya tertera pada pelek tersebut. Pemakaian pelek yang tidak sempurna akan mengakibatkan akibat seperti telah diuraikan di atas. 2 Pemeriksaan keausan ban. Keausan ban dapat dilihat dengan melihat indikator keausan ban pada tread. Apabila keausan tread mencapai indikator, hal ini menunjukkan batas keausan ban dan saatnya ban harus diganti. Gambar 25. Pemeriksaan Keausan Ban 3 Tekanan angin. Tekanan angin ban yang tidak sesuai akan menyebabkan kerusakan pada ban dan memperpendek umur ban. Tekanan yang berlebihan akan menyebabkan berkurangnya kenyamanan pengendara, slip ke samping, irisan-dan pecah-pecah pada tread karena tumbukan, dan keausan yang cepat di bagian tengah tread. Tekanan angin ban yang kurang akan menyebabkan pemakaian bahan bakar boros, bagian luar tread/shoulder menjadi lebih cepat aus, lepasnya ikatan ply-cord dari karet ban, dan keretakan pada daerah sidewall. 4 Kerusakan luar. Kerusakan luar dari ban merupakan kerusakan yang dapat diamati secara visual. 44 Gambar 26. Pemeriksaan Kerusakan Luar Ban a Rib Tear Ada bagian alur Rib yang robek dan terlepas dari telapak ban. Tear Rib disebabkan posisi telapak ban tidak menapak ke permukaan jalan dengan sempurna, sehingga konsentrasi berat hanya bertumpu pada sebagian kecil telapak. Karena beban tidak sesuai dengan kekuatan bagian ban yang memikul, maka terjadi kerusakan. b Separation Pada bagian luar ban terjadi benjolan bagian yang menggelembung terutama pada shoulder, atau pada sidewall. Ini disebabkan terlepasnya ikatan ply-cord dari karet ban yang disebabkan beban berat, tekanan angin kurang dan kecepatan tinggi. c Terputusnya ply-cord pada sidewall, kerusakan dapat dilihat dari sisi dalam ban. Penyebab kerusakan ini adalah tekanan ban sangat kurang, sehingga terjadi defleksi pergerakan yang besar pada sidewall. Gaya 45 regang tarik yang berulang-ulang menyebabkan ply-cord putus. Gambar 27. Rib Tear, Separation & CBU Macam dan Golongan Kerusakan Ban Luar Tabel 10. macam dan Golongan Kerusakan Ban Luar Macam dan Kondisi kerusakan Ply-cord putus Retak alur Penggolongan Mencapai benang / kanvas Belum mencapai benang Mencapai benang / kanvas Belum mencapai benang Mencapai benang / kanvas Belum mencapai benang Rusak luar telapak Retak dinding samping Kerusakan bead Bead broken Lapisan ban terpisah separation Kebocoran/perbaikan yang tidak tubeless sempurna pada ban Berbahaya Berbahaya Hati-hati Berbahaya Hati-hati Berbahaya Hati-hati Berbahaya Berbahaya Berbahaya 5 Keausan ban. Digolongkan menjadi dua, yaitu keausan karena umur pemakaian dan keausan yang tidak wajar. Tread yang aus secara merata merupakan keausan yang wajar yang terjadi karena umur pemakaian ban. Apabila tanda indikator keausan pada tread sudah terlihat, ban perlu diganti baru. Berikut ini merupakan keausan yang tidak wajar yang terjadi pada ban. 46 a Ban Aus Pada Shoulder Atau Di Tengah Penyebab utama keausan ban yang terpusat pada shoulder atau di tengah adalah kesalahan tekanan ban. Kalau tekanan ban terlalu rendah, maka bagian tengah akan cekung, dan beban akan tertumpu pada shoulder sehingga akan aus lebih cepat daripada bagian tengah. Beban yang berlebihan juga akan berakibat sama. Kalau tekanan ban terlalu tinggi, bagian tengah ban menjadi cembung, dan sebagian besar beban akan tertumpu di tengah sehingga keausannya lebih cepat daripada bagian shoulder. Gambar 28. Aus Pada Tengah Tread dan Pada Shoulder b Keausan Ban Sebelah Dalam Atau Sebelah Luar 1 Keausan karena menikung, seperti terlihat di bawah adalah yang disebabkan karena berbelok dengan kecepatan yang berlebihan. Ban tergelincir dan mengakibatkan jenis keausan diagonal. Ini adalah masalah yang paling sering terjadi. Satu-satunya cara pencegahannya adalah pengemudi harus memper-lambat kendaraan pada saat membelok. 2 Deformasi atau kelonggaran yang berlebihan pada bagian suspensi akan mempengaruhi front wheel alignment, dan mengakibatkan keausan ban tidak normal. 47 Keausan Gambar 29. Aus Sebelah Dalam dan Luar 3 Kalau sebelah tread keausannya lebih cepat dari yang lain, penyebab utamanya adalah mungkin camber tidak tepat. singgung ban besarnya beban, Karena dengan ban besarnya jalan tergantung dengan camber bidang pada positip, diameter sebelah luarnya lebih kecil daripada sebelah dalam. Akibatnya, tread bagian luar akan slip pada jalan untuk mengejar jarak tempuh yang sama untuk tread bagian dalam. Kejadian slip ini mengakibatkan keausan yang berlebihan di sebelah luar tread. Untuk ban dengan camber negatip, keausan tread di sebelah dalam akan lebih cepat. c Keausan Akibat Toe-In Atau Toe-Out Aus Berbulu Penyebab utama aus berbulu pada tread ban adalah penyetelan toe-in yang tidak tepat. Toe-in yang terlalu besar akan memaksa roda slip keluar dan menggesek bidang singgung tread bagian dalam pada permukaan jalan, ini menyebabkan terjadinya keausan toe-in. permukaan tread akan membentuk susunan seperti bulu seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Ini dapat diketahui dengan jalan mengusapkan tangan pada tread dari bagian dalam ke bagian luar ban. 48 Keausan Keausan Gambar 30. Keausan Ban Akibat Toe – in Dalam hal lain, toe-out yang berlebihan akan menarik ban ke dalam dan menggesek bidang singgung tread bagian luar pada permukaan jalan. Keausan toe-out yang terjadi bentuknya seperti gambar di bawah. Keausan Keausan Gambar 31. Keausan Ban Akibat Toe – out PENTING ! Kalau kedua ban menunjukkan keausan seperti ini, berarti penyetelan front end tidak tepat. Kalau hanya sebelah ban yang mengalami keausan seperti itu, kemungkinan penyebabnya adalah steering knuckle arm bengkok. Ini mengakibatkan toe-in atau toe-out sebelah ban lebih besar dari lainnya. d Keausan Toe-and-Heel Keausan toe-and-heel adalah aus sebagian yang sering terjadi pada ban dengan pola tread block dan lug. Ban dengan tread berpola rib keausannya membentuk pola seperti gelombang. Karena ban memperoleh yang gaya bukan penggerak penggerak, tetapi roda tidak hanya gaya pengereman, keausannya cenderung membentuk pola toe-and-heel. Keausan seperti ini juga akan terjadi jika 49 rem secara berulang-ulang diinjak dan dilepaskan, yang mengakibatkan ban tergelincir pada jarak yang pendek berkali-kali. Gambar 32. Keausan Toe – and – Heel e Keausan Spot [Spot Wear Cupping] Keausan spot membentuk lekukan seperti mangkok pada beberapa bagian tread roda dan terjadi jika kendaraan berjalan pada kecepatan tinggi. Keausan semacam ini terjadi karena tread roda mengalami slip pada interval yang teratur, seperti diterangkan di bawah. Kalau bearing roda, ball joint, tie rod end, dan lain-lain mengalami keausan yang berlebihan, atau kalau spindle bengkok, ban akan bergoyang pada titik tertentu di saat berputar dengan kecepatan tinggi, sehingga mengakibatkan gesekan yang kuat dan menyebabkan terjadinya keausan spot. Teromol rem yang telah berubah bentuk atau aus tidak merata menyebabkan terjadinya pengereman pada interval yang teratur, dan ini mengakibatkan terjadinya keausan spot dengan ukuran yang cukup besar melingkar pada ban. Keausan Gambar 33. Keausan Spot 50 PENTING ! ? Kanvas yang dipasang pada tread ban untuk menambal kebocoran atau tonjolan akan menyebabkan terjadinya keausan spot. ? Start, pengereman dan belokan tajam yang mendadak juga menyebabkan keausan spot. ? Roda yang tidak balance berlebihan juga menyebabkan terjadinya keausan spot. BATAS PEMAKAIAN BAN DALAM 1 Ban dalam yang keliling penampang luarnya telah mengembang sampai 92% atau lebih, dibandingkan dengan keliling penampang ban luar pada bagian dalam. 2 Ban dalam yang rusak / patah batang pentilnya. 3 Sudah melipat, aus, atau ada bagian yang lunak karetnya. PEMILIHAN BAN DALAM 1 Ukuran ban dalam harus sesuai dengan ukuran ban luarnya. 2 Ban dalam baru dipasangkan dengan ban luar baru. 3 Gunakan merek ban dalam yang sama dengan merek ban luarnya. 4 Pilih ban dalam dengan pentil yang sesuai dengan klasifikasi ban luar dan jenis peleknya. 5 Pakailah isi pentil yang sesuai dengan jenis pentilnya dan selalu gunakan penutup pentil. PEMERIKSAAN BAN DALAM Pemeriksaan ban dalam meliputi 1 Kesesuaian dengan ban luar yang dipakai. Ban dalam dan luar harus menggunakan ukuran dan jenis yang sama. Ban luar radial harus menggunakan ban dalam radial juga. 51 2 Keliling penampang luar. Ban dalam yang keliling penampang luarnya telah mengembang sampai 92% atau lebih, dibandingkan dengan keliling penampang ban luar pada bagian dalam harus diganti baru. 3 Kondisi pentil. Pentil yang sudah tidak bekerja dengan baik macet, karatan, bocor tidak layak pakai dan harus diganti baru. Batang pentil yang rusak karatan/bocor menunjukkan ban dalam harus diganti. Pastikan tutup pentil ada dan terpasang. 4 Karet ban. Ban dalam yang sudah aus, melipat, sobek ataupun ada bagian yang lunak karetnya harus diganti baru. Ban dalam dengan tambalan yang sudah terlalu banyak juga harus diganti baru. Gambar 34. Pemeriksaan Ban Dalam PROSEDUR PEMERIKSAAN BAN DALAM DAN BAN LUAR 1 Memeriksa Kerusakan Ban Luar Prosedur Pemeriksaan Kerusakan Ban a Bersihkan seluruh permukaan ban dari kotoran dan benda-benda asing yang menempel, bila perlu cuci dengan air. b Secara visual, periksa kesesuaian ukuran ban dan pelek. 52 c Secara visual, periksa ban jika terdapat cacat atau rusak pada sisi luar dan sisi dalam dari ban. Kerusakan yang sering terjadi pada ban diantaranya ply-cord putus retak alur, rusak luar telapak, retak dinding samping, kerusakan separation, dan bead, lapisan ban kebocoran/perbaikan terpisah yang tidak sempurna pada ban tubeless. d Secara visual, periksa perubahan bentuk/keausan pada pola ban. Keausan yang sering terjadi pada ban adalah keausan normal karena umur pemakaian, dan keausan yang tidak normal, yakni aus pada shoulder, aus pada bagian tengah tread, aus sebelah luar/dalam, aus menyamping/berbulu, aus tidak rata spot wear, dan toe-and-heel. 2 Memeriksa Kerusakan Ban Dalam Prosedur Pemeriksaan Ban dalam a Bersihkan seluruh permukaan ban dalam dari kotoran dan benda-benda asing yang menempel, bila perlu cuci dengan air bersih. b Periksa kesesuaian dengan ban luar yang dipakai. Ban dalam dan luar harus menggunakan ukuran dan jenis yang sama. Ban luar radial harus menggunakan ban dalam radial juga. c Periksa keliling penampang luar. Ban dalam yang keliling penampang luarnya telah mengembang sampai 92% atau lebih, dibandingkan dengan keliling penampang ban luar pada bagian dalam harus diganti baru. d Periksa kondisi pentil. Pentil yang sudah tidak bekerja dengan baik macet, karatan, bocor tidak layak pakai 53 dan harus diganti baru. Batang pentil yang rusak karatan/bocor menunjukkan ban dalam harus diganti. Pastikan tutup pentil ada dan terpasang. e Periksa karet ban. Ban dalam yang sudah aus, melipat, sobek ataupun ada bagian yang lunak karetnya harus diganti baru. Ban dalam dengan tambalan yang sudah terlalu banyak juga harus diganti baru. 3 Memeriksa dan Mengatur Tekanan Udara Ban a Item yang perlu disiapkan 1 Alat ukur ban 2 Chock udara untuk ban 3 Udara bertekanan b Prosedur 1 Pastikan bahwa kendaraan berada pada tempat yang rata dan roda diganjal bila ban masih terpasang. 2 Periksa tekanan udara ban. ? Senantiasa pasang tutup katup Gambar 35. Pemeriksaan Tekanan Udara ban 3 Pompa ban 4 Atur tekanan udara sesuai spesifikasi. c Tekanan Udara Standar dengan atau tanpa barang 54 Tabel 11. Tekanan Udara Standar Dingin Ukuran ban 11/ Tekanan udara kg/cm2 depan & belakang * Periksa dan lakukan servise setiap waktu, sesuai dengan kondisi pemakaian kendaraan Gambar 36. Pengaturan Tekanan Udara Ban c. Rangkuman 2 BATAS PEMAKAIAN BAN LUAR Indikator Keausan Ban = Tread Wear Indicator. Indikator keausan ban adalah tonjolan di dalam tread yang jumlahnya empat sampai enam di sekeliling ban. Tingginya 1,6 sampai 1,8 mm dari dasar tread. Apabila keausan tread mencapai indikator, hal ini menunjukkan batas keausan ban dan saatnya ban harus diganti. PEMERIKSAAN BAN LUAR 1 Kesesuaian ban terhadap pelek yang digunakan. Ukuran ban harus sesuai dengan pelek yang digunakan 2 Pemeriksaan keausan ban. Keausan ban dapat dilihat dengan melihat indikator keausan ban pada tread. Apabila keausan tread mencapai indikator, hal ini menunjukkan batas keausan ban dan saatnya ban harus diganti. 55 3 Tekanan angin. Tekanan angin ban yang tidak sesuai akan menyebabkan kerusakan pada ban dan memperpendek umur ban. 4 Macam-macam kerusakan pada ban a Rib Tear, yaitu adanya bagian alur Rib yang robek dan terlepas dari telapak ban. b Separation, pada bagian luar ban terjadi benjolan bagian yang menggelembung yang disebabkan terlepasnya ikatan ply-cord dari karet ban. c yaitu terputusnya ply-cord pada sidewall. Macam dan Golongan Kerusakan Ban Tabel 12. macam dan Golongan Kerusakan Ban Macam dan Kondisi kerusakan Ply-cord putus Retak alur Penggolongan Mencapai benang / kanvas Belum mencapai benang Mencapai benang / kanvas Belum mencapai benang Mencapai benang / kanvas Belum mencapai benang Rusak luar telapak Retak dinding samping Kerusakan bead Bead broken Lapisan ban terpisah separation Kebocoran/perbaikan yang tidak tubeless sempurna pada ban Berbahaya Berbahaya Hati-hati Berbahaya Hati-hati Berbahaya Hati-hati Berbahaya Berbahaya Berbahaya 5 Keausan ban. Digolongkan menjadi dua, yaitu keausan karena umur pemakaian dan keausan yang tidak wajar, diantaranya a Ban Aus Pada Shoulder Atau Di Tengah, disebabkan terutama karena tekanan ban. b Keausan Ban Sebelah Dalam Atau Sebelah Luar, dapat disebabkan oleh Keausan karena menikung, berbelok dengan kecepatan yang berlebihan, kelonggaran yang berlebihan pada bagian 56 suspensi mengakibatkan keausan ban tidak normal, dan sudut camber yang tidak tepat. c Keausan Akibat Toe-In Atau Toe-Out Aus Berbulu, penyebab utamanya adalah penyetelan toe-in yang tidak tepat. d Keausan Toe-and-Heel, aus sebagian yang sering terjadi pada ban dengan pola tread block dan lug. e Keausan Spot [Spot Wear Cupping], membentuk lekukan seperti mangkok pada beberapa bagian tread roda. PEMERIKSAAN BAN DALAM Pemeriksaan ban dalam meliputi 1 Kesesuaian dengan ban luar yang dipakai. Ban dalam dan luar harus menggunakan ukuran dan jenis yang sama. 2 Keliling penampang luar. Ban dalam yang keliling penampang luarnya telah mengembang sampai 92% atau lebih, dibandingkan dengan keliling penampang ban luar pada bagian dalam harus diganti baru. 3 Kondisi pentil. Pentil yang sudah tidak bekerja dengan baik macet, karatan, bocor tidak layak pakai dan harus diganti baru. Batang pentil yang rusak karatan/bocor menunjukkan ban dalam harus diganti. 4 Karet ban. Ban dalam yang sudah aus, melipat, sobek ataupun ada bagian yang lunak karetnya harus diganti baru. Ban dalam dengan tambalan yang sudah terlalu banyak juga harus diganti baru. 57 d. Tugas 2 1 Jelaskan penyebab jenis-jenis kerusakan pada ban berikut ini ! a Separation b c Aus berbulu d Toe-and-heel e. Tes Formatif 2 1 Jelaskan jenis-jenis kerusakan pada ban biasa dan ban tubeless, dan jelaskan dengan gambar sketsa ! 2 Jelaskan prosedur pemeriksaan kerusakan ban luar ! 3 Jelaskan prosedur pemeriksaan kerusakan ban dalam ! 58 f. Kunci Jawaban Formatif 2 1 Jenis-jenis kerusakan pada ban biasa dan ban tubeless. a Rib Tear. Ada bagian alur Rib yang robek dan terlepas dari telapak ban yang disebabkan posisi telapak ban tidak menapak ke permukaan jalan dengan sempurna, sehingga konsentrasi berat hanya bertumpu pada sebagian kecil telapak. Karena beban tidak sesuai dengan kekuatan bagian ban yang memikul, maka terjadi kerusakan. b Separation. Pada bagian luar ban terjadi benjolan bagian yang menggelembung terutama pada shoulder, atau pada sidewall. Ini disebabkan terlepasnya ikatan ply-cord dari karet ban yang disebabkan beban berat, tekanan angin kurang dan kecepatan tinggi. c Terputusnya ply-cord pada sidewall, kerusakan dapat dilihat dari sisi dalam ban. Penyebab kerusakan ini adalah tekanan ban sangat kurang, sehingga terjadi defleksi sidewall. pergerakan-pergerakan Gaya regang tarik yang yang besar pada berulang-ulang menyebabkan ply-cord putus. d Keausan ban. Digolongkan menjadi dua, yaitu keausan karena umur pemakaian dan keausan yang tidak wajar. Tread yang aus secara merata merupakan keausan yang wajar yang terjadi karena umur pemakaian ban. Apabila tanda indikator keausan pada tread sudah terlihat, ban perlu diganti baru. Keausan yang tidak wajar yang terjadi pada ban 1 Ban aus pada shoulder atau di tengah, disebabkan oleh kesalahan tekanan ban. Tekanan ban terlalu 59 rendah/beban yang berlebihan menyebabkan shoulder aus lebih cepat daripada bagian tengah. Tekanan ban yang terlalu tinggi akan mengebabkan bagian tengah tread aus lebih cepat daripada bagian shoulder. Keausan Keausan Keausan 2 Keausan Ban Sebelah Dalam Atau Sebelah Luar. Kalau sebelah tread keausannya lebih cepat dari yang lain, penyebab utamanya adalah mungkin camber tidak tepat. Ban dengan camber positip, mengakibatkan keausan yang berlebihan di sebelah luar tread. Untuk ban dengan camber negatip, keausan tread di sebelah dalam akan lebih cepat. Keausan 3 Keausan Akibat Toe-In Atau Toe-Out Aus Berbulu. Penyebab utama aus berbulu pada tread ban adalah penyetelan toe-in yang tidak tepat. Toe-in yang terlalu besar akan memaksa roda slip keluar dan menggesek bidang singgung tread bagian dalam pada permukaan menyebabkan terjadinya keausan toe-in. 60 jalan, ini Keausan Keausan Toe-out yang berlebihan akan menarik ban ke dalam dan menggesek bidang singgung tread bagian luar pada permukaan jalan. Keausan toe-out yang terjadi bentuknya seperti gambar di bawah. Keausan 4 Keausan Keausan Toe-and-Heel. Keausan toe-and-heel adalah aus sebagian yang sering terjadi pada ban dengan pola tread block dan lug. Keausan seperti ini juga akan terjadi jika rem secara berulang-ulang diinjak dan dilepaskan, yang mengakibatkan ban tergelincir pada jarak yang pendek berkali-kali. 5 Keausan Spot [Spot Wear Cupping]. Keausan spot membentuk lekukan seperti mangkok pada beberapa bagian tread roda dan terjadi jika kendaraan berjalan pada kecepatan tinggi. Keausan semacam ini terjadi karena tread roda mengalami slip pada interval yang teratur, seperti bearing roda, ball joint, tie rod end mengalami keausan yang berlebihan, teromol rem yang telah berubah bentuk atau 61 aus tidak merata menyebabkan terjadinya keausan spot dengan ukuran yang cukup besar melingkar pada ban. Keausan 2 Prosedur pemeriksaan ban luar. a Bersihkan seluruh permukaan ban dari kotoran dan benda-benda asing yang menempel, bila perlu cuci dengan air bersih. b Secara visual, periksa kesesuaian ukuran ban dengan pelek. c Secara visual, periksa ban jika terdapat cacat atau rusak pada sisi luar dan sisi dalam dari ban. Kerusakan yang sering terjadi pada ban diantaranya ply-cord putus retak alur, rusak luar telapak, retak dinding samping, kerusakan separation, dan bead, lapisan kebocoran/perbaikan ban terpisah yang tidak sempurna pada ban tubeless. d Secara visual, periksa perubahan bentuk/keausan pada pola ban. Keausan yang sering terjadi pada ban adalah keausan normal karena umur pemakaian, dan keausan yang tidak normal, yakni aus pada shoulder, aus pada bagian tengah tread, aus sebelah luar/dalam, aus berbulu, aus tidak rata spot wear, dan toe-and-heel. 3 Prosedur pemeriksaan ban dalam. a Bersihkan seluruh permukaan ban dalam dari kotoran dan benda-benda asing yang menempel, bila perlu cuci dengan air bersih. 62 b Periksa kesesuaian dengan ban luar yang dipakai. Ban dalam dan luar harus menggunakan ukuran dan jenis yang sama. Ban luar radial harus menggunakan ban dalam radial c Periksa keliling penampang luar. Ban dalam yang keliling penampang luarnya telah mengembang sampai 92% atau lebih, dibandingkan dengan keliling penampang ban luar pada bagian dalam harus diganti baru. d Periksa kondisi pentil. Pentil yang sudah tidak bekerja dengan baik macet, karatan, bocor tidak layak pakai dan harus diganti baru. Batang pentil yang rusak karatan/bocor menunjukkan ban dalam harus diganti. Pastikan tutup pentil ada dan terpasang. e Periksa karet ban. Ban dalam yang sudah aus, melipat, sobek ataupun ada bagian yang lunak karetnya harus diganti baru. Ban dalam dengan tambalan yang sudah terlalu banyak juga harus diganti baru. 63 g. Lembar Kerja 2 1 Alat dan Bahan a Ban mobil lengkap dengan ban dalam dan peleknya b Ban yang sudah dibongkar c Alat ukur tekanan ban d Chock udara untuk ban e Kompresor f Lap/majun 2 Keselamatan Kerja a Gunakanlah peralatan yang sesuai dengan fungsinya. b Ikutilah instruksi dari instruktur ataupun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja. c Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja. d Gunakan tekanan kompresor sesuai tekanan yang diizinkan. e Bila perlu mintalah buku manual dari ban yang menjadi training object. 3 Langkah Kerja a Persiapkan alat dan bahan praktek secara cermat, efektif dan seefisien mungkin. b Perhatikan penjelasan prosedur penggunaan alat, baca lembar kerja dengan teliti. c Lakukan pemeriksaan ban dalam dan ban luar untuk menentukan perbaikan! 64 d Mintalah penjelasan pada instruktur mengenai hal yang belum jelas. e Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktek secara ringkas. f Setelah selesai, bersihkan dan kembalikan semua peralatan dan bahan yang telah digunakan kepada petugas. 4 Tugas a Buatlah laporan kegiatan praktik saudara secara ringkas dan jelas ! b Buatlah rangkuman pengetahuan yang anda peroleh setelah mempelajari kegiatan 2 ! 65 3. KEGIATAN BELAJAR 3 Melaksanakan Perbaikan Dalam A tau Ban Luar Ban a. Tujuan Kegiatan Belajar 3 Peserta diklat memiliki kemampuan 1. Menjelaskan cara perbaikan ban dalam dan ban luar. 2. Menjelaskan cara penggunaan peralatan dan perlengkapan perbaikan ban dalam atau luar dengan aman. b. Uraian Materi 3 PERBAIKAN BAN DALAM ATAU LUAR 1 Perbaikan Ban Dalam Dalam pemakaian sehari-hari, perlakuan terhadap ban akan sangat berpengaruh terhadap keawetan pemakaian ban. Ban merupakan salah satu komponen kendaraan yang menopang seluruh berat kendaraan dalam berbagai kondisi jalan. Faktor yang sangat berpengaruh terhadap keawetan ban adalah a Kondisi tekanan ban, b pembebanan yang tidak sesuai dengan kemampuan ban, c pengendaraan yang salah, dan d kondisi jalan selama operasional kendaraan. Kerusakan ban yang sering terjadi adalah ? Ban bocor ? Ban gembung tidak rata ? Tambalan sudah terlalu banyak ? Pentil yang berkarat sehingga tidak melekat dengan baik terhadap ban dalam. Prosedur Perbaikan Ban Dalam a Lepaskan ban dalam terhadap roda sesuai prosedur pembongkaran. 66 b Pasang pentil pada ban dan ban dalam diberi tekanan angin ± 3 kg/cm 2. cUntuk mengecek adanya kebocoran, masukkan ban dalam ke dalam bak air. Gelembung udara yang keluar menunjukkan adanya kebocoran. d Tandai posisi adanya kebocoran pada ban dalam tersebut. e Pasang alat pemanas pada jala-jala listrik. f Keringkan ban dalam dengan kain lap. g Siapkan parut penggosok untuk menggosok pada bagian ban dalam yang bocor sampai permukaannya menjadi kasar. h Potong bahan penambal ban dalam kompound dengan ukuran 2x2 cm. i Berikan lem pada bagian yang akan ditambal dari ban dalam yang bocor dan pada salah satu sisi permukaan guntingan kompound. j Tempelkan guntingan kompound yang sudah diberi lem pada bagian ban yang bocor. kPasangkan kertas timah di atas guntingan kompound. l Tempatkan ban dalam pada alat pres ban dengan posisi kompound menempel secara terbalik pada alat pres ban. m Putar ulir pres ban sampai kompound terhadap ban dalam menempel dengan kuat. n Hidupkan tombol ON alat pres, maka filament/elemen pemanas akan memanaskan tambalan ban. o Tunggu selama 10 menit, maka kompound akan menyatu dengan ban dalam secara kuat. 67 p Matikan peralatan tambal ban dengan menekan tombol OFF. q Teteskan air di sekitar tambalan ban sedikit demi sedikit agar bagian tambalan dapat terlepas dari pres ban. r Pasang kembali pentil dan berikan tekanan ±3 kg/cm 2. sCek hasil penambalan ban dengan cara memasukkan ban ke dalam bak air, dan apabila tidak terdapat gelembung udara, berarti proses penambalan berhasil. t Pasang kembali ban dalam terhadap rodanya dan lakukan pemompaan sesuai dengan tekanan yang telah ditentukan. 2 Perbaikan Ban Luar Pemakaian ban pada kendaraan secara berangsur akan mengalami kerusakan baik berupa keausan maupun kerusakan fisik akibat tertusuk benda tajam, misalnya serpihan batu runcing, paku, pecahan kaca, dan sebagainya. Kerusakan ban luar yang lain disebabkan karena kesalahan penyetelan geometri roda / Front Wheel Alignment FWA, kerusakan bearing, tie-tod yang kocak, dan suspensi yang tidak berfungsi dengan baik. Untuk ban jenis tubeless, kerusakan yang dapat diperbaiki apabila ban tertusuk paku atau benda runcing lainnya asalkan tidak sobek, masih dapat diperbaiki dengan cara menambal dengan peralatan khusus. Prosedur Penambalan Ban Tubeless a Lepaskan roda dari kendaraan, dengan mengendurkan baut-baut roda. b Bersihkan seluruh permukaan ban dengan menyemprot dengan air. 68 c Periksa secara visual apakah ada benda asing/paku yang menancap pada ban. d Apabila ban tertusuk paku, lepaskan paku dari ban dengan cara mencabut dengan tang. e Siapkan peralatan tambal ban tubeless berupa suntikan dan penusuk. f Tempatkan tabung kompound compound tube pada peralatan suntikan. g Tusukkan ujung suntikan pada bagian ban yang berlubang. h Tekan tabung kompound agar mengisi bagian ban yang berlubang/bocor. i Tarik suntikan kompound dari ban. j Tunggu sampai kompound mengering dan menyatu terhadap carcass pada ban luar. k Rapikan bekas tambalan dengan pisau tajam untuk meratakan hasil tambalan. l Pompa ban dengan kompresor sesuai dengan tekanan spesifikasi ban. m Cek terhadap kebocoran dengan cara memasukkan roda ke dalam bak air. Bila tidak ada gelembung udara yang muncul, berarti proses penambalan berhasil. n Pasang kembali roda pada kendaraan. Catatan Sewaktu memasang roda, perhatikan arah putaran roda jangan sampai terbalik dengan cara melihat arah tanda panah pada ban. 69 3 Penggantian Pentil pada Ban Tubeless Pada dasarnya, pentil merupakan sumbat udara air check valve yang membuka saat mendapat tekanan dari luar dan akan menutup ketika tekanan dilepaskan. Konstruksi pentil pada ban tubeless dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar37. Konstruksi Pentil Pada Ban Tubeless Pada ban tubeless, apabila terjadi kebocoran udara melalui dasar pentil, Penggantian maka pentil diperlukan dapat dengan penggantian mudah pentil. dilakukan menggunakan SST special service tool berupa pengungkit seperti diperlihatkan pada gambar di bawah ini. Gambar 38. Penggantian Pentil Pada Ban Tubeless Prosedur Penggantian Pentil pada Ban Tubeless a Membongkar ban dari peleknya, kemudian lepaskan pentil dari pelek dengan cara menarik dari bagian dalam pelek menggunakan tang. 70 b Bersihkan sekeliling lubang bekas pentil pada bagian dalam maupun bagian luar dari pelek, bila perlu cuci dengan air. c Oleskan sedikit paselin pada lubang pentil. d Pasang pentil yang baru pada lubang pentil di pelek dengan memasukkan pentil dari sisi dalam pelek ke arah luar. e Gunakan SST untuk menekan pentil sampai terpasang sempurna pada pelek. f Pasang kembali ban pada pelek, dan pompa dengan tekanan sesuai spesifikasi. g Cek terhadap kebocoran dengan cara memasukkan roda ke dalam bak air. Bila tidak ada gelembung udara yang muncul, berarti proses penggantian pentil berhasil. HAL-HAL YANG DAPAT DILAKUKAN UNTUK MENCEGAH TERJADINYA AUS TIDAK RATA PADA BAN 1 Memeriksa dan menjaga tekanan angin ban sesuai spesifikasi 2 Melakukan rotasi ban dengan benar 3 Setelan roda disesuaikan dengan ukuran standar 4 Mencegah terjadinya perbedaan diameter ban outer diameter dan perbedaan tekanan angin pada ban ganda 5 Perbedaan keliling lingkaran dan tekanan ban menyebabkan pemakaian tidak merata pada tread, disebabkan beban yang diterima tread tidak merata/tidak seimbang. Hal ini akan menyebabkan aus tidak rata pada telapak ban 6 Merawat kendaraan penyetelan rem, bearing, dsb 71 MENJAGA TEKANAN ANGIN STANDAR 1 Pengaturan tekanan angin Apabila berat beban sesuai dengan standar kendaraan, aturlah tekanan angin sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan pabik pembuat kendaraan. Gambar 39. Pengaturan Tekanan Angin ban 2 Penggantian dan pemeriksaan ban berkala a Waktu memeriksa tekanan angin, gunakanlah alat ukur standar b Pemeriksaan dilakukan minimal sebulan sekali, dan ban harus dalam keadaan dingin c Tekanan angin ban ganda tidak boleh berbeda d Ban baru harus lebih sering diperiksa 3 Pemeriksaan isi dan tutup pentil a Pastikan isi pentil bekerja dengan baik b Pasang isi pentil baru pada ban dalam dan luar baru u Pastikanlah tutup pentil selalu terpasang c. Rangkuman 3 1 Perbaikan Ban Dalam Tube Faktor yang sangat berpengaruh terhadap keawetan ban adalah a Kondisi tekanan ban, b pembebanan yang tidak sesuai dengan kemampuan ban, c pengendaraan 72 yang salah, dan d kondisi jalan selama operasional kendaraan. Kerusakan ban yang sering terjadi adalah ban bocor, ban gembung tidak rata, tambalan sudah terlalu banyak, dan pentil yang berkarat sehingga tidak melekat dengan baik terhadap ban dalam. 2 Perbaikan Ban Luar Kerusakan fisik akibat tertusuk benda tajam, misalnya serpihan batu runcing, paku, pecahan kaca, dan sebagainya untuk ban jenis tubeless, dapat diperbaiki asalkan ban tidak sobek, masih dapat diperbaiki dengan cara menambal dengan peralatan khusus. Hal yang perlu diperhatikan sewaktu memasang roda, arah putaran roda jangan sampai terbalik dengan cara melihat arah tanda panah pada ban. 3 Penggantian Pentil pada Ban Tubeless Pada ban tubeless, apabila terjadi kebocoran udara melalui dasar pentil, Penggantian maka pentil diperlukan dapat dengan penggantian mudah pentil. dilakukan menggunakan SST special service tool berupa pengungkit. d. Tugas 3 1 Jelaskan prosedur perbaikan pada kerusakan ban tubeless ! e. Tes Formatif 3 1 Jelaskan prosedur perbaikan kerusakan pada ban biasa ! 2 Jelaskan prosedur perbaikan pada ban tubeless yang mengalami kebocoran karena tertusuk serpihan batu ! 3 Jelaskan prosedur perbaikan kebocoran pentil pada ban tubeless ! 73 f. Kunci Jawaban Formatif 3 1 Prosedur perbaikan kerusakan ban biasa ban dalam a Lepaskan ban dalam terhadap roda sesuai prosedur pembongkaran. b Pasang pentil pada ban dan ban dalam diberi tekanan angin ± 3 kg/cm 2. c Untuk mengecek adanya kebocoran, masukkan ban dalam ke dalam bak air. Gelembung udara yang keluar menunjukkan adanya kebocoran. d Tandai posisi adanya kebocoran pada ban dalam tersebut. e Pasang alat pemanas pada jala-jala listrik. f Keringkan ban dalam dengan kain lap. g Siapkan parut penggosok untuk menggosok pada bagian ban dalam yang bocor sampai permukaannya menjadi kasar. h Potong bahan penambal ban dalam kompound dengan ukuran 2x2 cm. i Berikan lem pada bagian yang akan ditambal dari ban dalam yang bocor dan pada salah satu sisi permukaan guntingan kompound. j Tempelkan guntingan kompound yang sudah diberi lem pada bagian ban yang bocor. k Pasangkan kertas timah di atas guntingan kompound. l Tempatkan ban dalam pada alat pres ban dengan posisi kompound menempel secara terbalik pada alat pres ban. m Putar ulir pres ban sampai kompound terhadap ban dalam menempel dengan kuat. 74 n Hidupkan tombol ON alat pres, maka filament/elemen pemanas akan memanaskan tambalan ban. o Tunggu selama 10 menit, maka kompound akan menyatu dengan ban dalam secara kuat. p Matikan peralatan tambal ban dengan menekan tombol OFF. q Teteskan air di sekitar tambalan ban sedikit demi sedikit agar bagian tambalan dapat terlepas dari pres ban. r Pasang kembali pentil dan berikan tekanan ±3 kg/cm 2. s Cek hasil penambalan ban dengan cara memasukkan ban ke dalam bak air, dan apabila tidak terdapat gelembung udara, berarti proses penambalan berhasil. t Pasang kembali ban dalam terhadap rodanya dan lakukan pemompaan sesuai dengan tekanan yang telah ditentukan. 2 Prosedur Penambalan Ban Tubeless a Lepaskan roda dari kendaraan, dengan mengendurkan baut-baut roda. b Bersihkan seluruh permukaan ban dengan menyemprot dengan air. c Periksa secara visual apakah ada benda asing/paku yang menancap pada ban. d Apabila ban tertusuk paku, lepaskan paku dari ban dengan cara mencabut dengan tang. e Siapkan peralatan tambal ban tubeless berupa suntikan dan penusuk. f Tempatkan tabung kompound compound tube pada peralatan suntikan. 75 g Tusukkan ujung suntikan pada bagian ban yang berlubang. h Tekan tabung kompound agar mengisi bagian ban yang berlubang/bocor. i Tarik suntikan kompound dari ban. j Tunggu sampai kompound mengering dan menyatu terhadap carcass pada ban luar. k Rapikan bekas tambalan dengan pisau tajam untuk meratakan hasil tambalan. l Pompa ban dengan kompresor sesuai dengan tekanan spesifikasi ban. m Cek terhadap kebocoran dengan cara memasukkan roda ke dalam bak air. Bila tidak ada gelembung udara yang muncul, berarti proses penambalan berhasil. n Pasang kembali roda pada kendaraan. Catatan Sewaktu memasang roda, perhatikan arah putaran roda jangan sampai terbalik dengan cara melihat arah tanda panah pada ban. 3 Prosedur penggantian pentil pada ban tubeless a Membongkar ban dari peleknya, kemudian lepaskan pentil dari pelek dengan cara menarik dari bagian dalam pelek menggunakan tang. b Bersihkan sekeliling lubang bekas pentil pada bagian dalam maupun bagian luar dari pelek, bila perlu cuci dengan air. c Oleskan sedikit paselin pada lubang pentil. 76 d Pasang pentil yang baru pada lubang pentil di pelek dengan memasukkan pentil dari sisi dalam pelek ke arah luar. e Gunakan SST untuk menekan pentil sampai terpasang sempurna pada pelek. f Pasang kembali ban pada pelek, dan pompa dengan tekanan sesuai spesifikasi. g Cek terhadap kebocoran dengan cara memasukkan roda ke dalam bak air. Bila tidak ada gelembung udara yang muncul, berarti proses penggantian pentil berhasil. 77 g. Lembar Kerja 3 1 Alat dan Bahan a Ban Biasa dengan ban dalam b Ban Tubeless c Alat tambal pemanas ban beserta kelengkapannya d Kertas timah e Suntikan dan penusuk f Kompound g Alat ukur tekanan ban h Chock udara untuk ban i Kompresor j Bak air k Lap/majun 2 Keselamatan Kerja a Gunakanlah peralatan yang sesuai dengan fungsinya. b Ikutilah instruksi dari instruktur ataupun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja. c Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja. d Gunakan tekanan kompresor sesuai tekanan yang diizinkan. e Bila perlu mintalah buku manual dari ban yang menjadi training object. 3 Langkah Kerja a Persiapkan alat dan bahan praktek secara cermat, efektif dan seefisien mungkin. 78 b Perhatikan penjelasan prosedur penggunaan alat, baca lembar kerja dengan teliti. c Laksanakan perbaikan ban dalam atau ban luar dengan prosedur yang benar! d Mintalah penjelasan pada instruktur mengenai hal yang belum jelas. e Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktek secara ringkas. f Setelah selesai, bersihkan dan kembalikan semua peralatan dan bahan yang telah digunakan kepada petugas. 4 Tugas a Buatlah laporan praktik secara ringkas dan jelas ! b Buatlah rangkuman pengetahuan yang anda peroleh setelah mempelajari kegiatan 3 ! 79 BAB III EVALUASI A. PERTANYAAN No Pertanyaan Skor 1-10 1. Gambarkan konstruksi dasar ban bias dan ban radial, berikan keterangan komponenkomponennya ! 2. Jelaskan prosedur pembongkaran dan penggantian ban dalam dan luar untuk ban dengan ban dalam ! 3. Jelaskan prosedur pemeriksaan kerusakan ban ! 4. Jelaskan prosedur perbaikan kerusakan pada ban dengan ban dalam ! 5. Jelaskan prosedur perbaikan pada ban tubeless yang mengalami kebocoran karena tertusuk serpihan kaca ! Total Bobot 0,25 0,25 0,2 0,2 0,1 1,0 Uji Kompetensi Psikomotor dan Afektif Demonstrasikan dihadapan guru/ instruktur kompetensi saudara dalam waktu yang telah ditentukan! Soal Disediakan sebuah ban terangkai dengan peleknya yang memerlukan pemeriksaan dan perbaikan. Lakukanlah pemeriksaan dan perbaikan yang diperlukan terhadap ban tersebut. Jangan lupa menuliskan langkah pengerjaan pada lembar jawab yang tersedia! No 1. 2. 3. 4. Kegiatan Pemeriksaan Pembongkaran Perbaikan Pemasangan Total Waktu 10’ 10’ 15’ 10’ 45’ 80 B. KUNCI JAWABAN 1. Konstruksi dasar ban bias dan ban radial. a. Ban Bias. Lapisan benang/serat arah miring membentuk sudut 30o – 40o terhadap garis tengah ban. b. Ban Radial. Lapisan serat pada ban ini tegak lurus dengan garis tengah ban, ditambah lapisan sabuk/belt rigid breaker searah lingkar ban yang terbuat dari benang tekstil kuat atau kawat yang dibalut karet untuk membuat tread lebih rigid. BREAKER BELT RADIAL CORD BIAS CORD 2. Prosedur pembongkaran dan penggantian ban dalam dan luar untuk ban dengan ban dalam. Prosedur Pembongkaran Ban dari Pelek Ban Biasa a. Pasang ban yang telah kempes pada sisi samping mesin. b. Posisikan bilah penekan 3 dengan menggeser handle 4 pada sisi samping ban berjarak 5 mm dari rim. c. Selama proses pengepresan, tangan tidak berada di posisi samping ban karena berbahaya. d. Tekan pedal 2, maka bilah nekan 3 akan menekan sidewall dengan tekanan yang cukup kuat sampai kedua bead lepas dari rim. e. Tempatkan roda di atas mesin, tekan pedal 3 sampai posisi pelek terjepit dengan kuat. f. Posisikan pengait pelepas ban 2, 2 mm di atas rim. g. Gunakan sendok ban 1 untuk mencongkel sisi samping ban dan menepatkan dengan pengait sampai pengait 2 masuk ke dalam bead. 81 h. Tekan pedal pemutar 3, maka mesin akan memutarkan ban berlawanan arah jarum jam anticlock wise, maka bead akan terlepas dari rim. i. Keluarkan ban dalam dari pelek dengan menarik secara perlahan. j. Untuk melepas bead sisi bawah, tempatkan pengait pada rim sisi bawah. k. Tekan pedal 3, maka mesin akan berputar berlawanan arah jarum jam dan ban akan terlepas dari peleknya. Prosedur Pemasangan Ban pada Pelek a. Tempatkan pelek di atas mesin. b. Tempatkan ban di atas pelek, masukkan bead ke salah satu sisi samping pelek. c. Tempatkan tuas pemasang pada bead sisi bawah dan tekan pedal pemutar, maka mesin akan berputar searah jarum jam, maka bead bawah akan terpasang pada pelek. d. Masukkan ban dalam dan tepatkan pentil pada lubangnya sampai posisi tegak lurus terhadap pelek. e. Pasang tuas pengait pemasang, setel posisi tuas 2 mm di sisi atas rim. f. Tekan pedal pemutar panah kanan, maka mesin akan berputar searah jarum jam, secara perlahan ban akan terpasang pada pelek. g. Posisikan ban luar terhadap pelek dengan cara menekan sisi bead, maka ban akan tertata rapi pada peleknya. h. Pasang katup pentil ban dengan menggunakan kunci pentil. i. Pompa ban dengan kompresor dengan tekanan yang sesuai dengan peruntukan ban. 3. Prosedur pemeriksaan kerusakan ban. a. Prosedur pemeriksaan kerusakan ban luar 82 1 Bersihkan seluruh permukaan ban dari kotoran dan bendabenda asing yang menempel, bila perlu cuci dengan air bersih. 2 Secara visual, periksa kesesuaian ukuran ban dengan pelek. 3 Secara visual, periksa ban jika terdapat cacat atau rusak pada sisi luar dan sisi dalam dari ban. Kerusakan yang sering terjadi pada ban diantaranya ply-cord putus retak alur, rusak luar telapak, retak dinding samping, kerusakan bead, lapisan ban terpisah separation, dan kebocoran/perbaikan yang tidak sempurna pada ban tubeless. 4 Secara visual, periksa perubahan bentuk/keausan pada pola ban. Keausan yang sering terjadi pada ban adalah keausan normal karena umur pemakaian, dan keausan yang tidak normal, yakni aus pada shoulder, aus pada bagian tengah tread, aus sebelah luar/dalam, aus menyamping/berbulu, aus tidak rata spot wear, dan toe-and-heel. b. Prosedur pemeriksaan ban dalam 1 Bersihkan seluruh permukaan ban dalam dari kotoran dan benda-benda asing yang menempel, bila perlu cuci dengan air bersih. 2 Periksa kesesuaian dengan ban luar yang dipakai. Ban dalam dan luar harus menggunakan ukuran dan jenis yang sama. Ban luar radial harus menggunakan ban dalam radial juga. 3 Periksa keliling penampang luar. Ban dalam yang keliling penampang luarnya telah mengembang sampai 92% atau lebih, dibandingkan dengan keliling penampang ban luar pada bagian dalam harus diganti baru. 4 Periksa kondisi pentil. Pentil yang sudah tidak bekerja dengan baik macet, karatan, bocor tidak layak pakai dan 83 harus diganti baru. Batang pentil yang rusak karatan/bocor menunjukkan ban dalam harus diganti. Pastikan tutup pentil ada dan terpasang. 5 Periksa karet ban. Ban dalam yang sudah aus, melipat, sobek ataupun ada bagian yang lunak karetnya harus diganti baru. Ban dalam dengan tambalan yang sudah terlalu banyak juga harus diganti baru. c. Prosedur perbaikan kerusakan pada ban dengan ban dalam. 1 Lepaskan ban dalam terhadap roda sesuai prosedur pembongkaran. 2 Pasang pentil pada ban dan ban dalam diberi tekanan angin ± 3 kg/cm 2. 3 Untuk mengecek adanya kebocoran, masukkan ban dalam ke dalam bak air. Gelembung udara yang keluar menunjukkan adanya kebocoran. 4 Tandai posisi adanya kebocoran pada ban dalam tersebut. 5 Pasang alat pemanas pada jala-jala listrik. 6 Keringkan ban dalam dengan kain lap. 7 Siapkan parut penggosok untuk menggosok pada bagian ban dalam yang bocor sampai permukaannya menjadi kasar. 8 Potong bahan penambal ban dalam kompound dengan ukuran 2x2 cm. 9 Berikan lem pada bagian yang akan ditambal dari ban dalam yang bocor dan pada salah satu sisi permukaan guntingan kompound. 10Tempelkan guntingan kompound yang sudah diberi lem pada bagian ban yang bocor. 11Pasangkan kertas timah di atas guntingan kompound. 12Tempatkan ban dalam pada alat pres ban dengan posisi kompound menempel secara terbalik pada alat pres ban. 84 13Putar ulir pres ban sampai kompound terhadap ban dalam menempel dengan kuat. 14Hidupkan tombol ON alat pres, maka filament/elemen pemanas akan memanaskan tambalan ban. 15Tunggu selama 10 menit, maka kompound akan menyatu dengan ban dalam secara kuat. 16Matikan peralatan tambal ban dengan menekan tombol OFF. 17Teteskan air di sekitar tambalan ban sedikit demi sedikit agar bagian tambalan dapat terlepas dari pres ban. 18Pasang kembali pentil dan berikan tekanan ±3 kg/cm 2. 19Cek hasil penambalan ban dengan cara memasukkan ban ke dalam bak air, dan apabila tidak terdapat gelembung udara, berarti proses penambalan berhasil. 20Pasang kembali ban dalam terhadap rodanya dan lakukan pemompaan sesuai dengan tekanan yang telah ditentukan. d. Prosedur perbaikan pada ban tubeless yang mengalami kebocoran karena tertusuk serpihan kaca. 1 Lepaskan roda dari kendaraan, dengan mengendurkan bautbaut roda. 2 Bersihkan seluruh permukaan ban dengan menyemprot dengan air. 3 Periksa secara visual apakah ada benda asing/paku yang menancap pada ban. 4 Apabila ban tertusuk paku, lepaskan paku dari ban dengan cara mencabut dengan tang. 5 Siapkan peralatan tambal ban tubeless berupa suntikan dan penusuk. 6 Tempatkan tabung kompound compound tube pada peralatan suntikan. 7 Tusukkan ujung suntikan pada bagian ban yang berlubang. 8 Tekan tabung kompound agar mengisi bagian ban yang berlubang/bocor. 85 9 Tarik suntikan kompound dari ban. 10Tunggu sampai kompound mengering dan menyatu terhadap carcass pada ban luar. 11Rapikan bekas tambalan dengan pisau tajam untuk meratakan hasil tambalan. 12Pompa ban dengan kompresor sesuai dengan tekanan spesifikasi ban. 13Cek terhadap kebocoran dengan cara memasukkan roda ke dalam bak air. Bila tidak ada gelembung udara yang muncul, berarti proses penambalan berhasil. 14Pasang kembali roda pada kendaraan. Catatan Sewaktu memasang roda, perhatikan arah putaran roda jangan sampai terbalik dengan cara melihat arah tanda panah pada ban. 86 C. KRITERIA KELULUSAN Aspek Skor 1-10 Kognitif soal no 1 s/d 5 Psikomotor Afektif Nilai Akhir Bobot Nilai 5 3 2 Keterangan Syarat lulus, nilai minimal 70 dengan skor masing-masing aspek minimal 7 Kriteria Kelulusan 70 79 memenuhi kriteria minimal dengan bimbingan 80 89 memenuhi kriteria minimal tanpa bimbingan 90 100 di atas minimal tanpa bimbingan Kisi-Kisi Penilaian Afektif Komponen yang dinilai Skor 0-10 Kelengkapan pakaian kerja Penataan alat dan kelengkapan lingkungan kerja Sikap kerja Keselamatan kerja Nilai akhir Bobot Nilai 0,25 0,25 0,25 0,25 Kisi-Kisi Penilaian Psikomotor Komponen yang dinilai Skor 0-10 Ketepatan Alat Ketepatan Prosedur Kerja Ketepatan Hasil Kerja Ketepatan waktu Nilai akhir 87 Bobot 0,1 0,3 0,4 0,2 Nilai BAB IV PENUTUP Peserta diklat yang telah mencapai syarat kelulusan minimal dapat melanjutkan ke modul berikutnya. Sebaliknya, apabila peserta diklat dinyatakan tidak lulus, maka peserta diklat harus mengulang modul ini dan tidak diperkenankan untuk mengambil modul selanjutnya. Jika peserta diklat telah lulus menempuh modul ini, maka peserta diklat berhak memperoleh sertifikat kompetensi Pembongkaran, Perbaikan dan Pemasangan Ban Luar dan Dalam. 88 DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1992. Basic Knowledge of Tire. Bogor PT. Bridgestone Tire Indonesia. Anonim. 1992. Bridgestone Tire Advisor. Bogor PT. Bridgestone Tire Indonesia. Anonim. 1992. Bridgestone Tire Bridgestone Tire Indonesia. Maintenance. Bogor PT. Anonim. 1987. Dasar-dasar Automotive . Jakarta PT. Toyota – Astra Motor. Anonim. 1995. Materi Pelajaran Chassis Group Step 2. Jakarta PT. Toyota – Astra Motor. Anonim. 1995. New Step 1 Training Manual. Jakarta PT. Toyota – Astra Motor. Ravaglioli. 2003. Service Manual Tyre Changer. Bologna, Italia Pontecchio Marconi. William K. Tobold & Larry Johnson. 1977. Automotive Encyyclopedia. South Holland The Good Heart – Wilcox Company Inc. Publisher. 89 DaftarKerusakan Mobil Yang sering Terjadi. Berikut ini adalah daftar beberapa kerusakan yang sering terjadi di mobil. silahkan klik pada kategori topik untuk mendapatkan informasi tentang bagaimana melakukan analisa dan perbaikan kerusakan-kerusakan tersebut. JOBSHEET PRAKTIKUM RODA DAN BAN Alat dan bahan - Alat ………………………….. ………………………….. ………………………….. ………………………….. ………………………….. ………………………….. - Bahan …………………… .. …... ……………………… .. … ……………………… .. … ………………………….. 1. Prosedur pembongkaran ban a. Kendorkan baut roda pada ban dengan menggunakan kunci roda b. Dongkraklah kendaraan kemudian ditahan oleh jackstand untuk menahan kendaraan agar lebih aman c. Buka roda roda dan ban dengan membuka semua mur roda sehingga terlepas dari baut pada poros d. Buka tromol ban dengan cara menggunakan baut 12 masukan ke lubang yang ada pada tromol sehingga tromol dapat terlepas dari poros roda e. Kempeskan ban dengan membuka air valve dengan menggunakan kunci pentil sehingga udara didalam ban habis f. Lepaskan ban dalam dengan menggunakan alat sehingga ban dalam dapat dikeluarkan dari roda dan ban 2. Prosedur pemeriksaan ban 1. Prosedur pemeriksaan ban luar. - Bersihkan seluruh permukaan ban dari kotoran dan benda-benda asing yang menempel, bila perlu cuci dengan air bersih. - Secara visual, periksa kesesuaian ukuran ban dengan pelek. - Secara visual, periksa ban jika terdapat cacat atau rusak pada sisi luar dan sisi dalam dari ban. Kerusakan yang sering terjadi pada ban diantaranya ply-cord putus retak alur, rusak luar telapak, retak dinding samping, kerusakan bead, lapisan ban terpisah separation, dan kebocoran/perbaikan yang tidak sempurna pada ban tubeless. - Secara visual, periksa perubahan bentuk/keausan pada pola ban. Keausan yang sering terjadi pada ban adalah keausan normal karena umur pemakaian, dan keausan yang tidak normal, yakni aus pada shoulder, aus pada bagian tengah tread, aus sebelah luar/dalam, aus berbulu, aus tidak rata spot wear , dan toe-and-heel . 2. Prosedur pemeriksaan ban dalam. - Bersihkan seluruh permukaan ban dalam dari kotoran dan benda-benda asing yang menempel, bila perlu cuci dengan air bersih. - Periksa kesesuaian dengan ban luar yang dipakai. Ban dalam dan luar harus menggunakan ukuran dan jenis yang sama. Ban luar radial harus menggunakan ban dalam radial - Periksa keliling penampang luar. Ban dalam yang keliling penampang luarnya telah mengembang sampai 92% atau lebih, dibandingkan dengan keliling penampang ban luar pada bagian dalam harus diganti baru. - Periksa kondisi pentil. Pentil yang sudah tidak bekerja dengan baik macet, karatan, bocor tidak layak pakai dan harus diganti baru. Batang pentil yang rusak karatan/bocor menunjukkan ban dalam harus diganti. Pastikan tutup pentil ada dan terpasang. - Periksa karet ban. Ban dalam yang sudah aus, melipat, sobek ataupun ada bagian yang lunak karetnya harus diganti baru. Ban dalam dengan tambalan yang sudah terlalu banyak juga harus diganti baru. 3. Prosedur Pemasangan Ban a. Pastikan bahwa kendaraan berada pada tempat yang rata dan roda diganjal. b. Pompa ban dengan kompresor dengan tekanan yang sesuai dengan peruntukan ban. Peralatan yang perlu disiapkan antara lain Tire gauge alat ukur tekanan ban, Chuck udara untuk ban, udara bertekanan, kunci roda dan jack stand. c. Tempatkan roda pada lubang baut-baut roda sehingga posisinya tepat dan benar sesuai dengan tanda pemasangannya. d. Dongkraklah kendaraan dan kemudian ambil stand dari bawah kendaraan. e. Keraskan mur roda dengan urutan seperti pada gambar disamping ini, Torsi 600 kgf-cm 59 43 - Kencangkan setiap mur roda dengan kunci mur roda dan periksa jika ada yang kendor. o Jika ada yang longgar, kencangkan sampai putaran yang ditentukan. o Putaran untuk mengencangkan -
2 Pemeriksaan Sebelum Penyerahan Daihatsu Training Center (1) Tekanan ban yang berlebihan Untuk pencegahan perubahan kembang ban selama pengapalan , tekanan ban di beri diatas standard tekanan ban kira kira 3 kg/cm2 Ukuran ini sengaja untuk semua kendaraan penumpang dan beberapa truk kecil dimana standard tekanan angin di bawah 3kd/cm2 saat
1MELEPAS, MEMASANG DAN MENYETEL RODA BAGI AN PROYEK PENGEMBANGAN KURI KULUM DI REKTORAT PENDI DI KAN MENENGAH KEJURUAN DI REKTORAT JENDERAL PENDI DI KAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDI DI KAN NASI ONAL 2004 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BI DANG KEAHLI AN TEKNI K MESI N PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K MEKANI K OTOMOTI F KODE MODUL 2KATA PENGANTAR Modul Melepas, Memasang dan Menyetel Roda digunakan sebagai panduan kegiatan belajar untuk membentuk salah satu kompetensi, yaitu Melepas, Memasang dan Menyetel Roda. Modul ini dapat digunakan untuk peserta diklat Program Keahlian Mekanik Otomotif. Modul ini memberikan latihan untuk mempelajari melepas, memasang dan menyetel roda. Modul ini terdiri atas empat kegiatan belajar. Kegiatan belajar 1 membahas tentang mengidentifikasi konstruksi jenis roda. Kegiatan belajar 2 membahas tentang melepas roda-roda. Kegiatan belajar 3 membahas tentang pemeriksaan roda, dan Kegiatan belajar 4 membahas tentang memasang roda. Yogyakarta, Februari 2005 Penyusun. Tim Fakultas Teknik 3DAFTAR I SI MODUL PERI STI LAHAN/ GLOSSARY ……..……… ix I . PENDAHULUAN ………1 A. DESKRI PSI ……..……… 1 B. PRASYARAT ………1 C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ……… 1 1. Petunjuk Bagi Peserta Diklat ……..………1 2. Peran Bagi Guru …….……… 2 D. TUJUAN AKHI R ………3 E. KOMPETENSI ……….………4 F. CEK KEMAMPUAN ………8 I I . PEMELAJARAN ……..……… 9 A. RENCANA BELAJAR PESERTA DI KLAT ………9 B. KEGI ATAN BELAJAR ……..………9 1. Kegiatan Belajar 1 Mengidentifikasi Konstruksi Jenis Roda 9 a. Tuj uan kegiatan belajar 1 ……….………. 9 b. Uraian materi 1 …….………10 c. Rangkuman 1 …….………23 d. Tugas 1 …….………24 e. Tes formatif 1 ……..………..24 f. Kunci jawaban formatif 1 ……..………25 g. Lembar kerja 1 ………27 2. Kegiatan Belajar 2 Melepas Roda-roda …….………28 a. Tujuan kegiatan belajar 2 ……..……….. 28 b. Uraian materi 2 ……..………..28 4d. Tugas 2 ……..………33 e. Tes formatif 2 ……..………33 f. Kunci jawaban formatif 2 ………34 g. Lembar kerja 2 ………36 3. Kegiatan Belajar 3 Pemeriksaan Roda ...37 a. Tujuan kegiatan belajar 3 ………. 37 b. Uraian materi 3 ……..………37 c. Rangkuman 3 ……..………51 d. Tugas 3 ……….………54 e. Tes formatif 3 ……..………...55 f. Kunci jawaban formatif 3 ……..………56 g. Lembar kerja 3 ……..………61 4. Kegiatan Belajar 4 Memasang Roda ...62 a. Tujuan kegiatan belajar 4 ………. 62 b. Uraian materi 4 ……..………62 c. Rangkuman 4 ………66 d. Tugas 4 ……..………66 e. Tes formatif 4 ………...66 f. Kunci jawaban formatif 4 ……..………67 g. Lembar kerja 4 ……..………69 I I I . EVALUASI ………..70 A. PERTANYAAN …….………...70 B. KUNCI JAWABAN ………....70 C. KRI TERI A KELULUSAN ……..………73 I V. PENUTUP …….………74 5PETA KEDUDUKAN MODUL A. Diagram Pencapaian Kompetensi Diagram ini menunjukkan tahapan atau tata urutan pencapaian kompetensi yang dilatihkan pada peserta diklat dalam kurun waktu tiga tahun, serta kemungkinan multi entry–multi exit yang dapat diterapkan. O P K R -4 0 -0 1 7 6Keterangan Diagram Pencapaian Kompetensi Kode Kompetensi Judul Modul OPKR 10-001B Pelaksanaan pemeliharaan/ servis komponen Pelaksanaan pemeliharaan/ servis komponen OPKR 10-002B Pemasangan sistem hidrolik Pemasangan sistem hidrolik OPKR 10-003B Pemeliharaan/ servis sistem hidrolik Pemeliharaan/ servis sistem hidrolik OPKR 10-005B Pemeliharaan/ servis dan per-baikan kompresor udara dan komponen-komponennya Pemeliharaan/ servis dan per-baikan kompresor udara dan komponen-komponennya OPKR 10-006B Melaksanakan prosedur penge-lasan, pematrian, dan pemo-tongan dengan panas dan pemansan Melaksanakan prosedur pengelas-an, pematrian, dan pemotongan dengan panas dan pemansan OPKR 10-009B Pembacaan dan pemahaman gambar teknik Pembacaan dan pemahaman gambar teknik OPKR 10-010B Penggunaan dan pemeliharaan alat ukur Penggunaan dan pemeliharaan alat ukur OPKR 10-016B Mengikuti prosedur kesehatan dan keselamatan kerja Mengikuti prosedur kesehatan dan keselamatan kerja OPKR 10-017B Penggunaan dan pemeliharaan peralatan dan perlengkapan tempat kerja Penggunaan dan pemeliharaan peralatan dan perlengkapan tempat kerja OPKR 10-018B Konstribusi komunikasi di tempat kerja Konstribusi komunikasi di tempat kerja OPKR 10-019 B Pelaksanaan operasi penangan an secara manual Pelaksanaan operasi penanganan secara manual OPKR 20-001B Pemeliharaan/ servis engine dan komponen-komponennya Pemeliharaan/ servis engine dan komponen-komponennya OPKR 20-010B Pemeliharaan/ servis sistem pendingin dan komponen-komponennya Pemeliharaan/ servis sistem pendingin dan komponen-komponennya OPKR 20-011B Perbaikan sistem pendingin dan komponen-komponennya Perbaikan sistem pendingin dan komponen-komponennya OPKR 20-012B Overhaul komponen sistem pendingin Overhaul komponen sistem pendingin OPKR 20-014B Pemeliharaan/ servis sistem bahan bakar bensin Pemeliharaan/ servis sistem bahan bakar bensin OPKR 20-017B Pemeliharaan/ servis sistem injeksi bahan bakar diesel Pemeliharaan/ servis sistem injeksi bahan bakar diesel OPKR 30-001B Pemeliharaan/ servis kopling dan komponen-komponennya sistem pengoperasian Pemeliharaan/ servis kopling dan komponen-komponennya sistem pengoperasian OPKR 30-002B Perbaikan kopling dan komponen-komponennya Perbaikan kopling dan komp onen-komponennya OPKR 30-003B Overhaul kopling dan komponen-komponennya Overhaul kopling dan komponen-komponennya OPKR 30-004B Pemeliharaan/ servis transmisi manual Pemeliharaan/ servis transmisi manual OPKR 30-007B Pemeliharaan/ servis transmisi otomatis 7Kode Kompetensi Judul Modul OPKR 30-010B Pemeliharaan/ servis unit final drive/ gardan Pemeliharaan/ servis unit final drive/ gardan OPKR 30-013B Pemeliharaan/ servis poros roda penggerak Pemeliharaan/ servis poros roda penggerak OPKR 30-014B Perbaikan poros penggerak roda Perbaikan poros penggerak roda OPKR 40-001B Perakitan dan pemasangan sistem rem dan komponen-komponennya Perakitan dan pemasangan sistem rem dan komponen-komponennya OPKR 40-002B Pemeliharaan/ servis sistem rem Pemeliharaan/ servis sistem rem OPKR 40-003B Perbaikan sistem rem Perbaikan sistem rem OPKR 40-004B Overhaul komponen sistem rem Overhaul komponen sistem rem OPKR 40-008B Pemeriksaan sistem kemudi Pemeriksaan sistem kemudi OPKR 40-009B Perbaikan sistem kemudi Perbaikan sistem kemudi OPKR 40-012B Pemeriksaan sistem suspensi Pemeriksaan sistem suspensi OPKR 40-014B Pemeliharaan/ servis sistem suspensi Pemeliharaan/ servis sistem suspensi OPKR 40-016B Balans roda/ ban Balans roda/ ban OPKR 40-017B Melepas, memasang dan me-nyetel roda Melepas, memasang dan menyetel roda OPKR 40-019B Pembongkaran, perbaikan, dan pemasangan ban luar dan ban dalam Pembongkaran, perbaikan, dan pemasangan ban luar dan ban dalam OPKR 50-001B Pengujian, pemeliharaan/ servis dan penggantian baterai Pengujian, pemeliharaan/ servis dan penggantian baterai OPKR 50-002B Perbaikan ringan pada rangkai-an/ sistem kelistrikan Perbaikan ringan pada rangkaian/ sistem kelistrikan OPKR 50-007B Pemasangan, pengujian, dan perbaikan sistem penerangan dan wiring Pemasangan, pengujian, dan perbaikan sistem penerangan dan wiring OPKR 50-008B Pemasangan, pengujian, dan perbaikan sistem pengaman ke listrikan dan komponennya Pemasangan, pengujian, dan perbaikan sistem pengaman ke listrikan dan komponennya OPKR 50-009B Pemasangan kelengkapan kelistrikan tambahan assesoris Pemasangan kelengkapan kelistrikan tambahan assesoris OPKR 50-011B Perbaikan sistem Pengapian Perbaikan sistem Pengapian OPKR 50-019B Memelihara/ servis sistem AC Air Conditioner Memelihara/ servis sistem AC Air Conditioner B. Kedudukan Modul 8PERI STI LAHAN / GLOSSARY PR Play Rating yaitu Rating merupakan satu istilah yang dipakai untuk menyatakan kekuatan ban, berdasarkan pada kekuatan serat katun yang ditentukan oleh JI S. Carcass merupakan rangka ban yang keras, cukup kuat untuk menahan udara yang bertekanan tinggi, tetapi harus cukup fleksibel untuk meredam perubahan beban dan benturan. Tread adalah lapisan karet luar yang melindungi carcass terhadap keausan dan kerusakan yang disebabkan oleh permukaan jalan. Sidew all adalah lapisan karet yang menutup bagian samping ban dan melindungi carcass terhadap ker usakan dari luar. Breaker adalah lapisan yang terletak diantara carcass dengan tread yang memperkuat daya rekat keduanya. Belt yang digunakan pada ban radial-ply dan diletakkan seperti sarung mengelilingi ban diantara carcass dan karet tread, untuk menah an carcass dengan kuat. Bead yaitu untuk mencegah robeknya ban dari rim oleh karena berbagai gaya yang bekerja, sisi bebas atau bagian samping ply dikelilingi 9BAB I PENDAHULUAN A. DESKRI PSI Modul Melepas, Memasang dan Menyetel Roda ini membahas tentang beberapa hal penting yang perlu diketahui agar dapat melepas, memasang dan menyetel roda secara efektif, efisien dan aman. Cakupan materi yang akan dipelajari dalam modul ini meliputi a mengidentifikasi konstruksi jenis roda, b melepas roda-roda, c pemeriksaan roda, dan d memasang roda. Modul ini terdiri atas empat kegiatan belajar. Kegiatan belajar 1 membahas tentang mengidentifikasi konstruksi jenis roda. Kegiatan belajar 2 membahas tentang melepas roda-roda. Kegiatan belajar 3 membahas tentang pemeriksaan roda, dan Kegiatan belajar 4 membahas tentang memasang roda. Setelah mempelajari modul ini peserta diklat dihar apkan dapat memahami cara melepas, memasang dan menyetel roda. B. PRASYARAT Sebelum memulai modul ini, peserta diklat pada Bidang Keahlian Mekanik Otomotif harus sudah menyelesaikan modul-modul prasyarat seperti terlihat dalam diagram pencapaian kompetensi maupun peta kedudukan modul. Prasyarat mempelajari modul OPKR-40-017B antara lain adalah OPKR-10-018B. C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL 10Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan modul ini maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain a. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta diklat dapat bertanya pada guru atau instruktur yang mengampu kegiatan belajar. b. Kerjakan setiap tugas formatif soal latihan untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar. c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah hal-hal berikut ini 1.Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku. 2.Pahami setiap langkah kerja prosedur praktikum dengan baik. 3.Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi tentukan peralatan dan bahan yang diperlukan dengan cermat. 4.Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar. 5.Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus meminta ij in guru atau instruktur terlebih dahulu. 6.Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula d. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan b elajar sebelumnya atau bertanyalah kepada guru atau instruktur yang mengampu kegiatan pembelajaran yang bersangkutan. 2. Petunjuk Bagi Guru 11a. Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar b. Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar c. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep, praktik baru, dan menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai proses belajar peserta diklat d. Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar. e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan f. Merencanakan seorang ahli / pendamping guru dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan D. TUJUAN AKHI R Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam modul ini peserta diklat diharapkan 1. Memahami cara m engidentifikasi konstruksi jenis roda dengan baik. 2. Memahami cara melepas roda-roda dengan baik. 3. Memahami cara memeriksa roda dengan baik. 12E. KOMPETENSI Modul OPKR-40-017B membentuk subkompetensi mengidentifikasi konstruksi jenis roda, melepas roda-roda, memeriksa roda, memasang roda yang merupakan unsur untuk membentuk kompetensi melepas, memasang dan menyetel roda. Uraian subkompetensi ini dijabarkan seperti di bawah ini. Materi Pokok Pembelajaran Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Lingkup Belajar Sikap Pengetahuan Ketrampilan 1. Mengidentifikasi konstruksi jenis roda. roda dilaksanakan tanpa menyebabkan kerusakan-kerusakan terhadap komponen atau sistem lainnya. nformasi yang benar diakses dari spesifikasi pabrik dan dipahami. roda untuk mengidentifikasi tanda dan titik pemasangannya. konstruksi roda dan metode pemasangannya. 1. Klasifikasi jenis roda. dan klasifikasi roda. dan bahan roda. 1. Melakukan pemilihan macam-macam ro da. 13Materi Pokok Pembelajaran Belajar Sikap Pengetahuan Ketrampilan 2. Melepas roda-roda. dentifikasi prosedur keamanan untuk melepas roda. dan perlengkapan menjadi tindakan diperiksa lebih dahulu sebelum digunakan sesuai dengan spesifikasi dan kondisi keamanan. peralatan dan perlengkapan yang memadai serta pengaturan area kerja yang aman. urutan kerja dan titik-titik pengujian keselamatan dibutuhkan. mesi n/ pera latan diangkat dan disangga. kedua roda pada permukaan/ lantai yang rata. prosedur untuk melepas roda-2. Pelepasan roda sesuai dengan SOP. keselamatan diri. cara mengangkat dan menyangga kendaraan . cara melepas roda. 1. Melaksanakan pengangkatan dan menyangga kendaraan . 2. Melepas ro da. 14Materi Pokok Pembelajaran Belajar Sikap Pengetahuan Ketrampilan 3. Pemeriksaan roda. roda dan pemasangannya dari kerusakan dan keausan, kelayakan, material asing dan keretakan. spesifikasi dan membandingkan kondisi keadaan ban. temuan yang didapat dan merekomendasikan. 1. Prosedur pemasangan roda. 1. Cermat dan teliti dalam pemeriksaan roda. kondisi roda. 1. Memeriksa kondisi velg. 2. Memeriksa kondisi ban. 4. Memasang roda. urutan dan momen peralatan dan perlengkapan keamanan tempat. pemasangan roda-roda dengan aman dan memastikan urutan 2. Hati-hati dalam menurunkan 2. Memahami cara pemasngan roda. 1. Melaksanakan pemasangan roda. 15Materi Pokok Pembelajaran Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Lingkup Belajar Sikap Pengetahuan Ketrampilan pengencangan dan momen pengencangan sesuai spesifikasi. kerja roda untuk pemasangan roda yang benar dan kemungkinan keausan. kegiatan dilaksanakan berdasarkan SOP Standard Operatio Prosedures, undang-undang K3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, peraturan perundang-undangan dan prosedur/ kebijakan perusahaan. 16F. CEK KEMAMPUAN Sebelum mempelajari modul OPKR- 40- 017B, isilah dengan cek list ? kemampuan yang telah dimiliki peserta diklat dengan sikap jujur dan dapat dipertanggung jawabkan Jaw aban Sub Kompetensi Pernyataan Ya Tidak Bila jaw aban Ya’, kerj akan 1. Mengidentifikasi konstruksi jenis roda. 1. Saya mampu menjelaskan tentang identifikasi konstruksi jenis roda dengan baik. Soal Tes Formatif 1. 2. Melepas ro da-roda. 2. Saya mampu menjelaskan tentang identifikasi prosedur keamanan untuk melepas roda dengan baik. Soal Tes Formatif 2 3. Pemeriksaan roda. 3. Saya mampu menjelaskan tentang pemeriksaan roda dan pemasangannya dari kerusakan dan keausan, kelayakan, material asing dan keretakan dengan baik. Soal Tes Formatif 3. 4. Memasang roda. 4. Saya mampu menjelaskan tentang pemasangan roda-roda dengan aman dan memastikan urutan pengencangan dan momen pengencangan sesuai spesifikasi dengan baik. Soal Tes Formatif 4. Apabila peserta diklat menjawab Tidak, pelajari modul ini. 17BAB I I PEMELAJARAN A. RENCANA BELAJAR PESERTA DI KLAT Rencanakan setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi tabel di bawah ini dan mintalah bukti belajar kepada guru jika telah selesai mempelajari setiap kegiatan belajar. Jenis Kegiatan Tanggal W akt u Tempat Belajar Alasan Perubahan Paraf Guru 1. Mengidentifikasi konstruksi jenis roda. 2. Melepas roda-roda. 3. Pemeriksaan roda. 4. Memasang roda. ATAN BELAJAR 1. Kegiata n Belajar 1 Mengidentifikasi Konstruksi Jenis Roda Kegiatan Belajar 1 1. Peserta diklat dapat menjelaskan pengkonstruksian roda dilaksanakan tanpa menyebabkan kerusakan-kerusakan terhadap komponen atau sistem lainnya. 2. Peserta diklat dapat menjelask an informasi yang benar diakses dari spesifikasi pabrik dan dipahami. 3. Peserta diklat dapat memeriksa roda untuk mengidentifikasi tanda dan titik pemasangannya. 4. Peserta diklat dapat mengklasifikasikan konstruksi roda dan metode pemasangannya 18PELEK DAN BAN Pada umumnya roda yang digunakan pada mobil seperti terlihat pada gambar 1. Roda dapat dibagi menjadi pelek dan ban. Pelek roda dan ban ini pada manusia dapat diumpamakan sebagai kaki dan sepatu. Roda meluncur disepanjang jalan sambil mem ikul berat kendaraan. Ban berfungsi meredam kejutan-kejutan yang ditimbulkan oleh keadaan permukaan jalan dan mencegah kejutan ini berpindah ke body. Gambar 1. Pelek dan Ban 1 .PELEK RODA DI SC WHEEL Ban tidak dapat dipasang langsung pada mobil, tetapi dipasang pada roda-roda, biasanya pelek disc wheel. Karena roda merupakan bagian penting yang menyangkut keselamatan mengemudi, maka harus cukup kuat untuk menahan beban vertikal dan horisontal, beban pengendaraan dan pengereman dan berbagai macam tenaga yang tertumpu pada ban. Disamping itu roda harus seringan mungkin. Tambahan pula ban harus dibalance dengan baik, dengan demikian dapat berputar lembut pada putaran tinggi, dan pelek harus dibuat 19Gambar 2. Penampang pelek roda a .TI PE PELEK RODA Pada gambar 2. memperlihatkan sebuah model roda yang banyak digunakan pada mobil penumpang. Beberapa roda ada yang menggunakan ruji-ruji, dan disc wheel yang banyak digunakan ini terbuat dari baja plat yang dipres dalam bentuk tertentu. Rim dilaskan menjadi satu dibagian luar disekeliling roda untuk memungkinkan pemasangan ban. Roda dipasangkan pada hub atau poros axle shaft dengan menggunakan empat atau enam buah baut tanam hub bolt. Mur roda dibuat sedemikian rupa sehingga pelek dapat menempatkan posisinya dengan tepat dan center secara otomatis pada axle hub saat pemasangan. Berat 20diluar disekeliling rim untuk membalance roda. Baut-baut yang dipasangkan pada roda disebut baut-baut hub, dan tutup yang menutupi baut-baut ini disebut tutup roda wheel drop. Pelek roda dapat dibedakan menurut metode pembuatan dan bahannya. Ada dua tipe yang umumnya digunakan sekarang yaitu baja press dan campuran besi tuang cast light alloy. Gambar 3. T ipe pelek roda PELEK BAJA PRESS Pelek tipe pressed-steel disc wheel ini terdiri dari rim yang dilas. Disc dibuat dari lembaran baja yang dipres. Konstruksi seperti ini mudah untuk diproduksi dalam jumlah yang banyak. Pada umumnya mobil menggunakan tipe ini karena tahan lama dan kualitasnya merata. PELEK DARI BAHAN CAMPURAN BESI TUANG Pelek cast light-alloy disc wheel ini terbuat dari bahan campuran biasanya dari aluminium atau magnesium. Pada umumnya digunakan untuk mengurangi berat dan menambah penampilan kendaraan. 21Hal yang perlu diperhatikan dalam menangani pelek aluminium adalah ? Pada kendaraan yang menggunakan pelek aluminium, bila melepasnya untuk sementara, umpamanya untuk rotasi ban, perbaikan, atau bila memasang pelek yang baru pada kendaraan, maka setelah 1500 km roda dipasang periksalah kekerasan mur rodanya. ? Bila menggunakan rantai ban, berhati-hatilah memasangnya agar tidak merusak pelek aluminium. ? Gunakanlah khusus untuk pelek aluminium. ? Bila perlu membalance roda, gunakanlah balance weight khusus untuk pelek aluminium. Gunakanlah palu plastik atau karet dan bukan logam untuk memasangnya. ? Seperti halnya pelek jenis lainnya, periksalah pelek aluminium secara teratur. b .SI STEM KODE SPESI FI KASI PELEK Ukuran pelek tercetak pada permukaan pelek itu sendiri. Biasanya meliputi lebar, bentuk dan diameter pelek. Misalnya F x 15 SDC Keterangan Lebar pelek dalam inchi F Bentuk flens pelek 15 Diameter pelek dalam inchi SDC Tipe rim 22c . Pelek Rim Penggunaan pelek atau rim yang betul akan bermanfaat bagi kemampuan ban yang dipakai dan keamanan dalam mengendarai mobil. Menurut standard industri Jepang JI S, pelek dibagi menjadi enam kategori sebagai berikut Nama Singkat an Divided Type Rim Drop Center Rim Wide Drop Center Rim Semi Drop Center Rim Flat Base Rim I .R. ? Divide Type Rim Gambar 5. Divide Type Rim Pelek jenis ini digunakan untuk mobil kecil, mesin pertanian, dan kendaraan industri forklift dan sebagainya. Devide Type Rim paling cocok untuk keperluan buka dan pasang ban secara mudah. Tempat kedudukan bead tidak datar, tetapi miring pada kedua sisi, menurun kearah pusat dan membentuk apa yang dinamakan “taper”. Bead yang miring mencegah penggeseran dan akan menghasilkan pegangan yang kuat dari bead dan pelek. ? Drop Center Rim Pelek ini digunakan terutama untuk mobil sedan dan truk kecil. Terdiri dari satu bagian saja Devide type terdiri 23dimaksudkan untuk memudahkan pemasangan bead. Disini juga ada “taper” untukmencegah pergeseran diantara ban dan pelek. Gambar 6. Drop Center Rim ? Wide Drop Center Rim Gambar 7. Wide Drop Center Rim Belakangan ini ban dengan tekanan angin rendah telah digunakan untuk menambahkan kenyamanan dalam mengendarai mobil. Ban-ban tersebut lebih lebar daripada jenis yang biasa dan oleh karena itu, memerlukan suatu Wide Drop Center Rim lebih lebar. Kebanyakan ban ini digunakan untuk mobil sedan dan truk kecil. ? Semi Drop Center Rim 24Semi Drop Center Rim digunakan terutama untuk ban truk kecil. Bentuk bagian tengah yang sedikit cekung memudahkan penggantian ban. Kontak antara ban dan pelek diperbesar dengan adanya “ taper” . Hasilnya lebih baik daripada yang diberikan oleh jenis Flat Base biasa. Semi Drop Center Rim terdiri dari 3 bagian untuk memudahkan penggantian ban. Cincin yang dipasang diantara flens dan pelek induk disebut Cincin Pengunci Lock Ring.Tetapii dewasa ini, pelek dengan 2 bagian tanpa cincin pengunci lebih sering digunakan, bagian yang dapat dilepas disebut Cincin Samping Side Ring. ? Flat Base Rim Gambar 9. Flat Base Rim Flat Base Rim dig Flat Base Rim digunakan untuk truk dan bus. Struktur pelek rata dan kuat dan oleh karena itu, dapat menahan beban yang lebih berat. Seperti pada semi drop center rim, pelepasan dari cincin samping adalah untuk pemasangan dan pelepasan ban. Pelek jenis ini sekarang dibuat lebih lebar. Tempat kedudukan bead sebelah kiri pada gambar 8, tidak begitu jelas kelihatan tetapi ada “taper“ sedikit. Pada sisi dimana cincin samping berada, tidak ada taper. Jadi disini pasangan bead tidak begitu baik, karena itu tidak 25? I nterim Rim Gambar 10. I nterim Rim I nterim Rim mempunyai konstruksi yang sama dengan Flat Base Rim yang lebar Wide Base Rim dan merupakan model yang telah disempurnakan dari Flat Base Rim. Dari hasil eksperimen yang bertahun-tahun ditem ukan bahwa perbandingan ratio yang terbaik antara lebar pelek dan ban adalah sekitar 70% . Penggunaan pelek yang lebih lebar memberikan pencegahan yang baik terhadap pembangkitan panas dalam ban, umur ban yang pendek dibandingkan dengan pelek yang lebih tua dengan lebar kira-kira 57 % dari lebar ban. d .Ukuran Pelek Contoh S x 20 Keterangan = Lebar pelek = lebar dasar ban dalam inchi. S = bentuk flens dari pelek. Ada 20 macam,dari A sampai V. 20 = diameter pelek dalam inchi. 26NAMA BENTUK DASAR PENGGUNAAN Divided Type Rim Drop Center Rim Semi Drop Center Rim Flat Base Rim Gambar 11. Bentuk Dasar Pelek 2 .BAN Ban kendaraan dapat dibagi menjadi ban bias, radial dan tubeless tanpa ban dalam. a. Ban Bias Ban ini dibuat dengan lapisan serat arah miring. Memiliki tapak tread dengan daya serap benturan yang baik sehingga memberikan kenyamanan berkendaraan. Adapun ketahanan terhadap keausan dan guncangan rol tidak 27b. Ban Radial Lapisan serat pada ban ini menyilang lingkar ban, ditambah lapisan sabuk searah lingkar ban. Tipe ban ini, sabuk terbuat dari serat baja. Ban ini disebut ban radial baja. Tapaknya lebih kaku, lebih tahan terhadap guncangan dan keausan daripada tipe bias, namun kurang nyaman pada jalan tidak rata. TIRE TUBE FLAP WHEEL SIDE RING Gambar 13. Roda Dengan Ban Dalam RADIAL CORD BELT BIAS CORD BREAKER LINER CHAMFER BEAD TIRE RIM VALVE 28c. Ban Tubeless Tipe ini dirancang untuk menahan udara langsung didalamnya tanpa menggunakan ban dalam. Dilengkapi dengan lapisan dalam untuk menghindari kebocoran udara serta berfungsi untuk menghambat udara bocor dengan cepat saat ban tertusuk, sehingga tingkat keamanannya cukup baik. Keuntungan Ban Tubeles yaitu saat ban terkena paku atau benda tajam lainnya, tread dan liner mencengkeram kuat pada paku, sehingga dapat mencegah kebocoran udara sehingga ban tidak cepat kempis. Karena udara dalam ban berhubungan langsung dengan rim, transfer radiasi panas akan lebih baik. Dengan dihilangkannya ban dalam, flap dan side ring ban menjadi lebih ringan. Gambar 14. Roda Dengan Ban Tubeless TREAD BEAD SIDEWALL SHOULDER CARCASS CORD BEAD WIRE LINER CHAMFER BEAD WIRE RIM VALVE + WHEEL DISK TIRE 29d. Kode ukuran ban dan roda Umumnya ukuran ban dan roda berdasar lebar, kekerasan, ketebalan, serta sifat lainnya. Tabel 1. Kode ukuran ban dan roda Jenis ban Contoh nominasi ban Ban bias – 20 – 14PR a Ban dengan ban dalam – R – 20 – 14PR bBan tubeless 305 .PR Play Rating Rating merupakan satu istilah yang dipakai untuk menyatakan kekuatan ban, berdasarkan pada kekuatan serat katun yang ditentukan oleh JI S. Semakin banyak jumlah lapisan, semakin tinggi kekuatan ban. Dengan kata lain, jumlah ini menyatakan berapa banyak lapisan benang katun carcass yang membentuk kerangka ban yang sama. 14PR tidak berarti bahwa ban mempunyai 14 lapisan serat katun. 6 .Rasio Ketebalan dan Tingkat Ketebalan Gambar 16. Ratio Ketebalan dan Tingkat Kerataan TIRE WIDTH W TIRE HEIGHT H W Ratio Ketebalan _____ H W 317 .Pola tapak ban Tread pattern Jenis, ukuran dan play rating ban ditentukan pada tahap desain kendaraan, tetapi pola tapak dapat ditentukan menurut kondisi pelayanan. Menurut tapaknya secara umum ban diklasifikasikan menjadi 5 pola dasar sebagai berikut. c. Rangkuman 1 1. Roda dapat dibagi menjadi pelek dan ban. Pelek roda dapat dibedakan menurut metode pembuatan dan bahannya yaitu baja press dan campuran besi tuang cast light alloy. 2. Menurut standard industri Jepang JI S, pelek dibagi menjadi 6 kategori sebagai berikut Divided Type Rim, Drop Center Rim, Wide Drop Center Rim, Semi Drop Center Rim, Flat Base Rim. 3. Ban berfungsi untuk menahan seluruh berat kendaraan, memindahkan gaya gerak dan gaya pengereman kendaraan ke jalan, dan juga mengontrol start, akselerasi, deselerasi, pengereman dan berbelok, juga mengurangi kejutan yang disebabkan oleh permukaan jalan yang tidak beraturan. LUG LURUS LUG MIRING COMPOSITE / KOMBINASI BLOCK RIB 324. Macam -macam pola tread Rib, Lug, Rib – Lug, dan Block. 5. Menurut konstruksinya, ban dikelompokkan sebagai berikut ban bias-ply cross-ply tire, ban radial-ply dan ban belted bias. Menurut caranya menyimpan udara ban dengan ban dalam Tubed dan ban tanpa ban dalam Tubeless. d. Tugas 1. 1. Jelaskan arti dari kode pelek di bawah ini! a 4 ½ - J x 13 b F x 15 SDC 2. Jelaskan arti dari kode ban di bawah ini ! a 250/ 70 R 17 - 120 110 O b 10-18 - 18PR 3. Jelaskan tentang bagian-bagian konstruksi ban! Formatif 1 1. Jelaskan secara singkat tentang pelek baja press dan campuran besi tuang! 2. Terangkan tentang pelek Semi Drop Center Rim! 33f. Kunci Jaw aban Formatif 1 1. Pelek t ipe pressed-steel disc wheel ini terdiri dari rim yang dilas. Disc dibuat dari lembaran baja yang dipres. Konstruksi seperti ini mudah untuk diproduksi dalam jumlah yang banyak. Pada umumnya mobil menggunakan tipe ini karena tahan lama dan kualitasnya merata. Sedangkan pelek cast light-alloy disc wheel ini terbuat dari bahan campuran terutama dari aluminium atau magnesium. Pada umumnya digunakan untuk mengurangi berat dan menambah penampilan kendaraan. 2. Semi Drop Center Rim Pelek Semi Drop Center Rim Semi Drop Center Rim digunakan terutama untuk ban truk kecil. Bentuk bagian tengah yang sed ikit cekung memudahkan penggantian ban. Kontak antara ban dan pelek diperbesar dengan adanya “taper”. Hasilnya lebih baik daripada yang diberikan oleh jenis Flat Base biasa. Semi Drop Center Rim terdiri dari 3 bagian untuk memudahkan penggantian ban. Cincin yang dipasang diantara flens dan pelek induk disebut Cincin Pengunci Lock Ring.Tetapi dewasa ini, pelek dengan 2 bagian tanpa cincin pengunci lebih sering digunakan, bagian yang dapat dilepas disebut Cincin Samping Side Ring. 343.Ban kendaraan dapat dibagi menjadi ban bias, radial dan tubeless tanpa ban dalam . a. Ban Bias Ban ini dibuat dengan lapisan serat arah miring. Memiliki tapak tread dengan daya serap benturan yang baik sehingga memberikan kenyamanan berkendaraan. Adapun ketahanan terhadap keausan dan guncangan rol tidak sebaik ban radial. b. Ban Radial Lapisan serat pada ban ini menyilang lingkar ban, ditambah lapisan sabuk searah lingkar ban. Tipe ban ini sabuk terbuat dari serat baja disebut ban radial baja. Tapaknya lebih kaku, lebih tahan terhadap guncangan dan keausan daripada tipe bias, namun kurang nyaman pada jalan tidak rata. c. Ban Tubeless Tipe ini dirancang untuk menahan udara langsung didalamnya tanpa menggunakan ban dalam. Dilengkapi dengan lapisan dalam untuk menghindari kebocoran udara serta berfungsi untuk menghambat udara bocor dengan cepat saat ban tertusuk, sehingga tingkat keamanannya cukup baik. Keuntungan Ban Tubeles yaitu saat ban terkena paku atau benda tajam lainnya, tread dan liner mencengkeram kuat pada paku, sehingga dapat mencegah kebocoran udara sehingga ban tidak cepat kempis. Karena udara dalam ban berhubungan langsung dengan rim, transfer radiasi panas akan lebih baik. Dengan dihilangkannya ban dalam, flap dan 35 Kerja 1 1 .Alat dan Bahan a. Dongkrak b. Jack Stand c. Kunci Roda d. Roda dengan ring 13” e. Lap / majun f. Alat pengukur tekanan udara ban 2 .Keselamatan Kerja a. Gunakanlah per alatan tangan sesuai dengan fungsinya. b. I kutilah instruksi dari instruktur/ guru atau pun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja. c. Jangan bekerja dibawah kendaraan yang tidak di jack stand dengan kuat. 3 .Langkah Kerja a. Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat, efektif dan seefisien mungkin. b. Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh guru. c. Lakukan pemeriksaan roda dan analisis kontruksi jenis roda! d. Buatlah catatan- catatan penting kegiatan praktikum secara ringkas. e. Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan seperti keadaan semula. 4 .Tugas a. Buatlah laporan kegiatan praktik saudara secara ringkas dan jelas! b. Buatlah rangkuman pengetahuan yang anda peroleh setelah 362. KEGI ATAN BELAJAR 2 Melepas Roda-roda a. Tujuan Kegiatan Belajar 2 Peserta diklat memiliki kemampuan 1. Menjelaskan tentang identifikasi prosedur keamanan untuk melepas roda. 2. Menjelaskan p enggunaan peralatan dan perlengkapan yang memadai serta pengaturan area kerja yang aman. 3. Menjelaskan perencanaan urutan kerja dan titik-titik pengujian keselamatan dibutuhkan. 4. Menjelaskan kendaraan/ m esin/ peralatan diangkat dan disangga. 5. Menjelaskan cara melepas kedua roda pada permukaan/ lantai yang rata. 6. Menjelaskan prosedur untuk melepas roda-roda. b. Uraian Materi 2. 1 .PROSEDUR MELEPAS RODA Melepas roda dari dudukan diperlukan apabila terjadi kebocoran ban, mengganti roda dengan yang baru, dan lain-lain. Adapun momen pengerasannya 103 76 Sebelum melepas roda, perlu diperhatikan keselamatan kerja sebagai berikut a. Melepas kedua roda pada permukaan/ lantai yang rata. b. Gunakan alat kunci roda sesuai dengan fungsinya. c. Pada saat mengangkat kendaraan dengan menggunakan dongkrak, pastikan posisinya kuat. d. Sebelum didongkrak sebaiknya mur-mur roda dikendorkan 37e. Pilihlah penyangga yang kuat menahan beban kendaraan. f. Perhatikan benar -benar semua spesifikasi momen pengencangan baut. Gunakan selalu kunci momen. g. Mungkin SST Alat Servis Khusus diperlukan, tergantung pada sifat perbaikan. Gunakanlah SST apabila diinstruksikan dan ikuti prosedur sebaik-baiknya. h. Pada saat mendongkrak dan menopang kendaraan, hendaknya berhati-hati. Tempatkan dongkrak dan penopang pada lokasi yang benar. i. Apabila yang diangkat hanya bagian depan atau belakang saja, ganjal-lah roda demi keselamatan. j. Setelah kendaraan didongkrak, jangan lupa menopangnya. Adalah sangat berbahaya; mengerjakan perbaikan dengan kendaraan diangkat tanpa penopang, walau hanya untuk pekerjaan yang kecil dan sebentar sekalipun. Prosedur Melepas Roda Roda Depan Gambar 18. Menempatkan kendaraan pada permukaan rata 38a. Posisikan kendaraan pada tempat yang rata. Jang an lupa berilah pengganjal pada roda belakang. b.Bukalah tutup roda dan kendorkan sedikit mur-mur pengikat baut roda hanya dikendorkan sedikit saja, tidak sampai lepas dengan kunci roda berlawanan arah jarum jam . c. Dongkrak mobil dan naikkan as depan kemudian dijamin dengan jack stand pada bagian yang aman di dekat roda yang akan dilepas. d.Bukalah kap hub dengan menggunakan obeng - . e. Lepaskan mur-mur pengikat baut roda dengan menggunakan kunci roda. f. Lepaskan roda dari baut pengikatnya dengan menarik secara perlahan. g.Lakukan pemeriksaan dan diskusikan mengenai kondisi roda, kemungkinan penyebab kerusakan, kemungkinan perbaikan serta kemungkinan akibat jika kerusakan terjadi dan dibiarkan! h.Lakukan pemasangan kembali komponen-komponen yang dibongkar secara efektif dan efisien! dengan kebalikan dari langkah pelepasan. 39LOKASI PENGANGKATAN DAN PENOPANGAN KENDARAAN Gambar 21. Lokasi pengangkatan dan penopangan kendaraan POSI SI DONGKRAK _________________________________ Depan ... Crossmember depan Belakang ... Batang axle belakang PERHATI KAN Saat mengangkat bagian depan dan belakang, pastikan bahwa kendaraan tidak memuat beban ekstra. POSI SI DONGKRAK PANTHOGRAPH _____________________ POSI SI PENOPANGAN 40c. Rangkuman 2. 1.Sebelum melepas roda, perlu diperhatikan keselamatan kerja sebagai berikut a. Melepas kedua roda pada permukaan/ lantai yang rata. b. Gunakan alat kunci roda sesuai dengan fungsinya. c. Sebelum didongkrak sebaiknya mur-mur roda dikendorkan terlebih dahulu. d. Perhatikan benar -benar semua spesifikasi momen pengencangan baut. Gunakan selalu kunci momen. e. Pada saat mendongkrak dan menopang kendaraan, hendaknya berhati-hati. Tempatkan dongkrak dan penopang pada lokasi yang benar. f. Apabila yang diangkat hanya bagian depan atau belakang saja, ganjal-lah roda demi keselamatan. g. Setelah kendaraan didongkrak, jangan lupa menopangnya. Adalah sangat berbahaya; mengerjakan perbaikan dengan kendaraan diangkat tanpa penopang, walau hanya untuk pekerjaan yang kecil dan sebentar sekalipun. 2.Prosedur Melepas Roda Roda Depan a. Posisikan kendaraan pada tempat yang rata. Jangan lupa berilah pengganjal pada roda belakang. b. Bukalah tutup roda dan kendorkan sedikit mur-mur pengikat baut roda hanya dikendorkan sedikit saja, tidak sampai lepas dengan kunci roda berlawanan arah jarum jam . c. Dongkrak mobil dan naikkan as depan kemudian ditopang dengan jack stand pada bagian yang aman di dekat roda yang akan dilepas. 41e. Lepaskan mur-mur pengikat baut roda dengan menggunakan kunci roda. f. Lepaskan roda dari baut pengikatnya dengan menarik secara perlahan. g. Lakukan pemeriksaan dan diskusikan mengenai kondisi roda, kemungkinan penyebab kerusakan, kemungkinan perbaikan serta kemungkinan akibat jika kerusakan terjadi dan dibiarkan! h. Lakukan pemasangan kembali komponen-komponen yang dibongkar secara efektif dan efisien! kebalikan dari langkah pelepasan. d. Tugas 2. 1. Jelaskan langkah ker ja melepas roda kendaraan! Formatif 2. 1. Sebutkan tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang ada di dalam prosedur melepas roda! 42f. Kunci Jaw aban Formatif 2 1.Sebelum melepas roda, perlu diperhatikan keselamatan kerja sebagai berikut a. Melepas kedua roda pada permukaan/ lantai yang rata. b. Gunakan alat kunci roda sesuai dengan fungsinya. c. Sebelum didongkrak sebaiknya mur-mur roda dikendorkan terlebih dahulu. d. Perhatikan benar -benar semua spesifikasi m omen pengencangan baut. Gunakan selalu kunci momen. e. Pada saat mendongkrak dan menopang kendaraan, hendaknya berhati-hati. Tempatkan dongkrak dan penopang pada lokasi yang benar. f. Apabila yang diangkat hanya bagian depan atau belakang saja, ganjal-lah roda demi keselamatan. g. Setelah kendaraan didongkrak, jangan lupa menopangnya. Adalah sangat berbahaya; mengerjakan perbaikan dengan kendaraan diangkat tanpa penopang, walau hanya untuk pekerjaan yang kecil dan sebentar sekalipun. 2.Urutan langkah melepas roda yaitu antara lain a. Posisikan kendaraan pada tempat yang rata. Jangan lupa berilah pengganjal pada roda belakang. b. Bukalah tutup roda dan kendorkan sedikit mur-mur pengikat baut roda hanya dikendorkan sedikit saja, tidak sampai lepas dengan kunci roda berlawanan arah jarum jam. c. Dongkrak mobil dan naikkan as depan kemudian dijamin dengan jack stand pada bagian yang aman di dekat roda yang akan dilepas. 43e. Lepaskan mur-mur pengikat baut roda dengan menggunakan kunci roda. f. Lepaskan roda dari baut pengikatnya dengan menarik secara perlahan. g. Lakukan pemeriksaan dan diskusikan mengenai kondisi roda, kemungkinan penyebab kerusakan, kemungkinan perbaikan serta kemungkinan akibat jika kerusakan terjadi dan dibiarkan! h. Lakukan pemasangan kembali komponen-komponen yang dibongkar secara efektif dan efisien! dengan kebalikan dari 44g. Lembar Kerja 2 1 . Alat dan Bahan a. Dongkrak b. Jack Stand c. Kunci Roda d. Lap / majun e. Alat pengukur tekanan udara ban f. Roda dengan rim 13 ” 2 . Keselamatan Kerja a. Gunakanlah perlatan tangan sesuai dengan fungsinya. b. I kutilah instruksi dari guru atau pun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja. c. Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja. d. Pastikan kendaraan dalam keadaan kuat ditahan jack stand. 3 . Langkah Kerja a. Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat, efektif dan seefisien mungkin. b. Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh guru. c. Lakukan pelepasan roda-roda dengan langkah yang efektif! d. Buatlah catatan- catatan penting kegiatan praktikum secara ringkas. e. Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan seperti keadaan semula. 4 . Tugas a. Buatlah laporan praktik anda secara ringkas dan jelas! b. Buatlah rangkuman pengetahuan yang anda peroleh setelah 45New Tread Worn Tread TREAD WEAR I NCI CATOR Location marks ATAN BELAJAR 3 Pemeriksaan Roda a. Tujuan Kegiatan Belajar 3 Peserta diklat memiliki kemampuan 1. Menjelaskan pemeriksaan roda dan pemasangannya dari kerusakan dan keausan, kelayakan, material asing dan keretakan. 2. Menjelaskan pemeriksaan spesifikasi dan membandingkan kondisi keadaan ban. 3. Menjelaskan temuan yang didapat dan merekomendasikan secara lengkap. b. Uraian Materi 3 BATAS PEMAKAI AN BAN LUAR I ndikator Keausan Ban = Tread Wear I ndicator. I ndikator keausan ban adalah tonjolan di dalam tread yang jumlahnya empat sampai enam di sekeliling ban. Tingginya 1,6 sampai 1,8 mm dari dasar tread. Apabila keausan tread mencapai indikator, hal ini menunjukkan batas keausan ban dan saatnya ban harus diganti. Berikut ini merupakan alasan mengapa ban yang keausannya sudah mencapai TWI harus diganti. 46Hydroplanning Genangan air di jalan yang menjadi penyekat antar a ban dengan permukaan jalan, sehingga mengurangi daya cengkeram ban road holding. Faktor yang mempengaruhi hydroplanning Aman Berbahaya 1. Kecepatan Rendah Tinggi 2. Tekanan Angin Tinggi Rendah 3. Alur Telapak Ban Ada alur Gundul Pengendaraan di Jalan Basah Ban yang baik harus dapat mengalirkan air minimal sebanyak 4 s/ d 5 liter per detik, ketika kendaraan berkecepatan 60 km/ jam. Bila ketentuan tersebut tidak terpenuhi, maka kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi ialah 1. Terjadi peningkatan permukaan air di depan ban, 2. Bila kecepatan kendaraan meningkat, ban/ kendaraan akan berjalan di atas air terjadi Aquaplane / Hydroplane, 3. Daya cengkeram kurang, kendaraan tidak dapat dikendalikan dengan baik ada resiko slip, mengurangi kemampuan pengereman. Pengendalian di Jalan Basah Alur telapak ban dirancang sedemikian rupa untuk dapat membuang / mengalirkan air dengan baik, agar terjadi kontak area antara telapak ban dengan permukaan jalan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembuangan air 1. Kedalam an alur telapak 2. Kelebaran alur telapak 3. Jumlah alur telapak 4. Jenis pola telapak 47Pemakaian pelek yang tidak sempurna akan mengakibatkan 1. Posisi kedudukan bead kurang sempurna tidak melekat dengan baik. 2. Ketika menikung, ban mungkin lepas dari pelek. 3. Tidak dapat menjaga tekanan angin ban tubeless dengan sempurna. 4. Ban dalam mungkin koyak karena terjepit bead pada pelek yang lebih sempit. 5. Pada pelek yang lebih lebar, dinding samping ban terlalu tegang tidak lentur, sehingga pengendaraan m enjadi keras. PEMAKAI AN PELEK YANG TI DAK SEMPURNA Pelek Standar Pelek Sempit Pelek Lebar Gambar 23. Posisi Ban Terhadap Pelek PENGGUNAAN BAN DAN PELEK YANG SESUAI 1. Ban luar radial harus memakai ban dalam radial. 2. Gunakan ban dengan spesifikasi teknis yang seragam. 3. Gunakan pelek ukuran standar, sesuai dengan ukuran ban. 4. Gunakan pelek Hump Rim untuk ban tubeless. 48PEMERI KSAAN BAN LUAR 1 . Kesesuaian ban terhadap pelek yang digunakan. Ukuran ban harus sesuai dengan pelek yang digunakan. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan melihat ukuran ban yang tertera pada sidewall dan dibandingkan dengan ukuran pelek yang digunakan. Ukuran pelek biasanya tertera pada pelek tersebut. Pemakaian pelek yang tidak sempurna akan m engakibatkan akibat seperti telah diuraikan di atas. Penting juga memeriksa run out pelek roda, yaitu seperti gambar dibawah ini. Gambar 24. Memeriksa Run Out Pelek 2 . Pemeriksaan keausan ban. Keausan ban dapat dilihat dengan melihat indikator keausan ban pada tread. Apabila keausan tread mencapai indikator, hal ini menunjukkan batas keausan ban dan saatnya ban harus diganti. Gambar 25. Pemeriksaan Keausan Ban New Tread Worn Tread 493 . Tekanan angin. Tekanan angin ban yang tidak sesuai akan menyebabkan kerusakan pada ban dan memperpendek umur ban, diantaranya keausan tread tidak rata, lepasnya ikatan ply-cord dari karet ban, dan keretakan pada daerah sidewall. Oleh karena itu penting juga dilakukan memeriksa keolengan roda, seperti gambar dibawah ini. keolengan roda 1,0 mm Gambar 26. Pemeriksaan run-out ban 4 . Kerusakan luar. Kerusakan luar dari ban merupakan kerusakan yang dapat diamati secara visual. Gambar 27. Pemeriksaan Kerusakan Luar Ban a .Rib Tear Ada bagian alur Rib yang robek dan terlepas dari telapak ban. Tear Rib disebabkan posisi telapak ban tidak menapak ke permukaan jalan dengan sempurna, sehingga konsentrasi berat hanya bertumpu pada sebagian kecil telapak. Karena beban tidak sesuai dengan kekuatan bagian ban yang memikul, maka terjadi kerusakan. Gantilah ban Anda 50b .Separation Pada bagian luar ban terjadi benjolan bagian yang menggelembung terutama pada shoulder, atau pada sidewall. I ni disebabkan terlepasnya ikatan ply-cord dari karet ban yang disebabkan beban berat, tekanan angin kurang dan kecepatan tinggi. c . Terputusnya ply-cord pada sidewall, kerusakan dapat dilihat dari sisi dalam ban. Penyebab kerusakan ini adalah tekanan ban sangat kurang, sehingga terjadi defleksi pergerakan-pergerakan yang besar pada sidewall. Gaya regang tarik yang berulang-ulang menyebabkan ply-cord putus. Macam dan Golongan Kerusakan Ban Luar Tabel 2. macam dan Golongan Kerusakan Ban Luar Macam dan Kondisi kerusakan Penggolongan Ply-cord putus Berbahaya Mencapai benang / Rusak luar telapak Belum mencapai Kerusakan bead Bead broken Berbahaya Lapisan ban terpisah separation Berbahaya Kebocoran/ perbaikan yang tidak sempurna pada ban tubeless 515 .Keausan ban. Digolongkan menjadi dua, yaitu keausan karena umur pemakaian dan keausan yang tidak wajar. Tread yang aus secara merata merupakan keausan yang wajar yang terjadi karena umur pemakaian ban. Apabila tanda indikator keausan pada tread sudah terlihat, ban perlu diganti baru. Berikut ini merupakan keausan yang tidak wajar yang terjadi pada ban. a .Ban Aus Pada Shoulder Atau Di Tengah Penyebab utama keausan ban yang terpusat pada shoulder atau di tengah adalah kesalahan tekanan ban. Kalau tekanan ban terlalu rendah, maka bagian tengah akan cekung, dan beban akan tertumpu pada shoulder sehingga akan aus lebih cepat daripada bagian tengah. Beb an yang berlebihan juga akan berakibat sama. Kalau tekanan ban terlalu tinggi, bagian tengah ban menjadi cembung, dan sebagian besar beban akan tertumpu di tengah sehingga keausannya lebih cepat daripada bagian shoulder. Gambar 28. Aus Pada Tengah Tread dan Pada Shoulder b .Keausan Ban Sebelah Dalam Atau Sebelah Luar 1 Keausan karena menikung, seperti terlihat di bawah adalah yang disebabkan karena berbelok dengan kecepatan yang berlebihan. Ban tergelincir dan mengakibatkan jenis keausan diagonal. I ni adalah masalah yang paling sering terjadi. Satu-satunya cara Keausan 52pencegahannya adalah pengemudi harus memperlambat kendaraan pada saat membelok. 2 Deformasi atau kelonggaran yang berlebihan pada bagian suspensi akan mempengaruhi front wheel alignment, dan mengakibatkan keausan ban tidak normal. 3 Kalau sebelah tread keausannya lebih cepat dari yang lain, penyebab utamanya adalah mungkin camber tidak tepat. Karena besarnya bidang singgung ban dengan jalan tergantung pada besarnya beban, ban dengan camber positip, diameter sebelah luarnya lebih kecil daripada sebelah dalam. Akibatnya, tread bagian luar akan slip pada jalan untuk mengejar jarak tempuh yang sama untuk tread bagian dalam. Kejadian slip ini mengakibatkan keausan yang berlebihan di sebelah luar tread. Untuk ban dengan camber negatip, keausan tread di sebelah dalam akan lebih cepat. Gambar 29. Aus Sebelah Dalam dan Luar c .Keausan Akibat Toe- I n Atau Toe- Out Aus Berbulu Penyebab utama aus berbulu pada tread ban adalah penyetelan toe-in yang tidak tepat. Toe-in yang terlalu besar akan memaksa roda slip keluar dan menggesek bidang singgung tread bagian dalam pada permukaan jalan, ini 53akan membentuk susunan seperti bulu seperti terlihat pada gambar di bawah ini. I ni dapat diketahui dengan jalan mengusapkan tangan pada tread dari bagian dalam ke bagian luar ban. Gambar 30. Keausan Ban Akibat Toe – in Dalam hal lain, toe-out yang berlebihan akan menarik ban ke dalam dan menggesek bidang singgung tread bagian luar pada permukaan jalan. Keausan toe-out yang terjadi bentuknya seperti gambar di bawah. Gambar 31. Keausan Ban Akibat Toe – out d .Keausan Toe - and- Heel Keausan toe-and-heel adalah aus sebagian yang sering terjadi pada ban dengan pola tread block dan lug. Ban dengan tread berpola rib keausannya membentuk pola seperti gelombang. PENTI NG ! Kalau kedua ban menunjukkan keausan seperti ini, berarti penyetelan front end tidak tepat. Kalau hanya sebelah ban yang mengalami keausan seperti itu, kemungkinan penyebabnya adalah steering knuckle arm bengkok. I ni mengakibatkan in atau toe-out sebelah ban lebih besar dari lainnya. Keausan Keausan 54Karena ban yang bukan penggerak roda tidak memperoleh gaya penggerak, tetapi hanya gaya pengereman, keausannya cenderung membentuk pola toe-and-heel. Keausan seperti ini juga akan terjadi jika rem secara berulang-ulang diinjak dan dilepaskan, yang mengakibatkan ban tergelincir pada jarak yang pendek berkali-kali. Gambar 32. Keausan Toe – and – Heel e .Keausan Spot/Spot Wear Cupping Keausan spot membentuk lekukan seperti mangkok pada beberapa bagian tread roda dan terjadi jika kendaraan berjalan pada kecepatan tinggi. Keausan semacam ini terjadi karena tread roda mengalami slip pada interval yang teratur, seperti diterangkan di bawah. Kalau bearing roda, ball joint, tie rod end, dan lain-lain mengalami keausan yang berlebihan, atau kalau spindle bengkok, ban akan bergoyang pada titik tertentu di saat berputar dengan kecepatan tinggi, sehingga mengakibatkan gesekan yang kuat dan menyebabkan terjadinya keausan spot. Teromol rem yang telah berubah bentuk atau aus tidak merata menyebabkan terjadinya pengereman pada interval yang teratur, dan ini mengakibatkan terjadinya keausan spot 55Gambar 33. Keausan Spot BATAS PEMAKAI AN BAN DALAM 1.Ban dalam yang keliling penampang luarnya telah mengembang sampai 92% atau lebih, dibandingkan dengan keliling penampang ban luar pada bagian dalam. 2.Ban dalam yang rusak / patah batang pentilnya. 3.Sudah melipat, aus, atau ada bagian yang lunak karetnya. PEMI LI HAN BAN DALAM 1.Ukuran ban dalam harus sesuai dengan ukuran ban luarnya. 2.Ban dalam baru dipasangkan dengan ban luar baru. 3.Gunakan merek ban dalam yang sama dengan merek ban luarnya. 4.Pilih ban dalam dengan pentil yang sesuai dengan klasifikasi ban luar dan jenis peleknya. 5.Pakailah isi pentil yang sesuai dengan jenis pentilnya dan selalu gunakan penutup pentil. PENTI NG ! ? Kanvas yang dipasang pada tread ban untuk menambal kebocoran atau tonjolan akan menyebabkan terjadinya keausan spot. ? Start, pengereman dan belokan tajam yang mendadak juga menyebabkan keausan spot. ? Roda yang tidak balance berlebihan juga menyebabkan terjadinya keausan spot. 56PEMERI KSAAN BAN DALAM Pemeriksaan ban dalam meliputi 1. Kesesuaian dengan ban luar yang dipakai. Ban dalam dan luar harus menggunakan ukuran dan jenis yang sama. Ban luar radial harus menggunakan ban dalam radial juga. 2. Keliling penampang luar. Ban dalam yang keliling penampang luarnya telah mengembang sampai 92% atau lebih, dibandingkan dengan keliling penampang ban luar pada bagian dalam harus diganti baru. 3. Kondisi pentil. Pentil yang sudah tidak bekerja dengan baik macet, karatan, bocor tidak layak pakai dan harus diganti baru. Batang pentil yang rusak karatan/ bocor menunjukkan ban dalam harus diganti. Pastikan tutup pentil ada dan terpasang. 4. Karet ban. Ban dalam yang sudah aus, melipat, sobek ataupun ada bagian yang lunak karetnya harus diganti baru. Ban dalam dengan tambalan yang sudah terlalu banyak juga harus diganti baru. 57PROSEDUR PEMERI KSAAN BAN DALAM DAN BAN LUAR 1 .Memeriksa Kerusakan Ban Luar Prosedur Pemeriksaan Kerusakan Ban a. Bersihkan seluruh permukaan ban dari kotoran dan benda-benda asing yang menempel, bila perlu cuci dengan air bersih. b.Secara visual, periksa kesesuaian ukuran ban dengan pelek. c. Secara visual, periksa ban jika terdapat cacat atau rusak pada sisi luar dan sisi dalam dari ban. Kerusakan yang sering terjadi pada ban diantaranya ply-cord putus retak alur, rusak luar telapak, retak dinding samping, kerusakan bead, lapisan ban terpisah separation, dan kebocoran/ perbaikan yang tidak sempurna pada ban tubeless. d.Secara visual, periksa perubahan bentuk/ keausan pada pola ban. Keausan yang sering terjadi pada ban adalah keausan normal dan keausan yang tidak normal, yakni aus pada shoulder, aus pada bagian tengah tread, aus sebelah luar/ dalam, aus menyamping/ berbulu, aus tidak rata spot wear, dan toe-and-heel. 2 .Memeriksa Kerusakan Ban Dalam Prosedur Pemeriksaan Ban dalam a. Bersihkan seluruh permukaan ban dalam dari kotoran dan benda-benda asing yang menempel. b.Periksa kesesuaian dengan ban luar yang dipakai. Ban dalam dan luar harus menggunakan ukuran dan jenis yang sama. Ban luar radial harus menggunakan ban 58c. Periksa keliling penampang luar. Ban dalam yang keliling penampang luarnya telah mengembang sampai 92% atau lebih, dibandingkan dengan keliling penampang ban luar pada bagian dalam harus diganti baru. d.Periksa kondisi pentil. Pentil yang sudah tidak bekerja dengan baik macet, karatan, bocor tidak layak pakai dan harus diganti baru. Batang pentil yang rusak karatan/ bocor menunjukkan ban dalam harus diganti. Pastikan tutup pentil ada dan terpasang. e. Periksa karet ban. Ban dalam yang sudah aus, melipat, sobek ataupun ada bagian yang lunak karetnya harus diganti baru. Ban dalam dengan tambalan yang sudah terlalu banyak juga harus diganti baru. 3 .Memeriksa dan Mengatur Tekanan Udara Ban a .I tem yang perlu disiapkan 1 Alat ukur ban 2 Chock udara untuk ban 3 Udara bertekanan b .Prosedur 1 Pastikan bahwa k endaraan berada pada tempat yang rata dan roda diganjal bila ban masih terpasang. 2 Periksa tekanan udara ban. Senantiasa pasang tutup katup Gambar 35. Pemeriksaan Tekanan Udara ban 3 Pompa ban 59New Tread Worn Tread TREAD WEAR I NCI CATOR Location marks c . Tekanan Udara Standar dengan/ tanpa barang Tabel 3. Tekanan Udara Standar Ukuran ban Tekanan udara kg/ cm2 depan & belakang 11/ Gambar 36. Pengaturan Tekanan Udara Ban c. Rangkuman 3. BATAS PEMAKAI AN BAN LUAR I ndikator Keausan Ban = Tread Wear I ndicator. I ndikator keausan ban adalah tonjolan di dalam tread yang jumlahnya empat sampai enam di sekeliling ban. Tingginya 1,6 sampai 1,8 mm dari dasar tread. Apabila keausan tread mencapai indikator, hal ini menunjukkan batas keausan ban dan saatnya ban harus diganti. Gambar I ndikator Keausan Ban SALAH BETUL SALAH Tekanan Angin Kurang Tekanan Angin standar 60PEMERI KSAAN BAN LUAR 1. Kesesuaian ban terhadap pelek yang digunakan. Ukuran ban harus sesuai dengan pelek yang digunakan 2. Pemeriksaan keausan ban. Keausan ban dapat dilihat dengan melihat indikator keausan ban pada tread. Apabila keausan tread mencapai indikator, hal ini menunjukkan batas keausan ban dan saatnya ban harus diganti. 3. Tekanan angin. Tekanan angin ban yang tidak sesuai akan menyebabkan kerusakan dan memperpendek umur ban. 4. Macam -macam kerusakan pada ban a. Rib Tear, yaitu adanya bagian alur Rib yang robek dan terlepas dari telapak ban. b. Separation, pada bagian luar ban terjadi benjolan bagian yang menggelem bung yang disebabkan terlepasnya ikatan ply-cord dari karet ban. c. yaitu terputusnya ply-cord pada sidewall. Macam dan Golongan Kerusakan Ban Tabel 12. macam dan Golongan Kerusakan Ban Macam dan Kondisi kerusakan Penggolongan Ply -cord putus Berbahaya Rusak luar telapak Belum mencapai Retak dinding samping Belum mencapai benang Hati-hat i Kerusakan bead Bead broken Berbahaya Lapisan ban terpisah separation Berbahaya Kebocoran/ perbaikan yang tidak sempurna pada ban tubeless 615. Keausan ban. Digolongkan menjadi dua, yaitu keausan karena umur pemakaian dan keausan yang tidak wajar, diantaranya a. Ban Aus Pada Shoulder Atau Di Tengah, disebabkan terutama karena tekanan ban. b. Keausan Ban Sebelah Dalam Atau Sebelah Luar, dapat disebabkan oleh Keausan karena menikung, berbelok dengan kecepatan yang berlebihan, kelonggaran yang berlebihan pada bagian suspensi mengakibatkan keausan ban tidak normal, dan sudut camber yang tidak tepat. c. Keausan Akibat Toe-I n Atau Toe-Out Aus Berbulu, penyebab utamanya adalah penyetelan toe-in yang tidak tepat. d. Keausan Toe-and-Heel, aus sebagian yang sering terjadi pada ban dengan pola tread block dan lug. e. Keausan Spot/Spot Wear Cupping, membentuk lekukan seperti mangkok pada beberapa bagian tread roda. PEMERI KSAAN BAN DALAM Pemeriksaan ban dalam meliputi 1. Kesesuaian dengan ban luar yang dipakai. Ban dalam dan luar harus menggunakan ukuran dan jenis yang sama. 2. Keliling penampang luar. Ban dalam yang keliling penampang luarnya telah mengembang sampai 92% atau lebih, dibandingkan dengan keliling penampang ban luar pada bagian dalam harus diganti baru. 3. Kondisi pentil. Pentil yang sudah tidak bekerja dengan baik macet, karatan, bocor tidak layak pakai dan harus diganti baru. Batang pentil yang rusak karatan/ bocor menunjukkan ban
Prosedurperakitan komponen pompa air : (1) Mem asang bearing pompa dengan car a sebagai berikut : (a) Mem anaskan bodi pompa secara bertahap sampai mencapai suhu 75° - 85° C (b) Menggunakan SST dan pres, tekan poros bearing dan lepas bearing dan rotor. Permukaan bearing harus rata dengan bodi pompa.
Karawang, -Pemeriksaan ban secara rutin dinilai dapat menghindarkan pengendara dari masalah saat berkendara, selain tentunya menjaga keamanan dalam berkendara itu sendiri. Berbicara mengenai hal ini, ada empat hal yang perlu diperhatikan saat pemeriksaan rutin terhadap ban hal inilah yang jadi bagian dari kampanye keselamatan ban tire safety yang diselenggarakan Bridgestone Tire Indonesia selama 10 hari, dari mulai 3 Mei hingga 12 Mei 2018 di lokasi rest area KM57, Tol Jakarta-Cikampek, Karawang, Jawa Barat. Baca juga Pilihan Baru Ban Motor Dual Purpose 1. Pemeriksaan tekanan angin. Saat pemeriksaan tekanan angin, sesuaikanlah tekanan angin dengan berat muatan, atau naikan tekanan ke standar maksimum. Kemudian periksalah tekanan angin minimal sebulan sekali. Rudi Presiden Direktur PT Bridgestone Indonesia Gaurav Gupta memperagakan cara memeriksa tekanan angin dengan alat khusus dalam kunjungannya ke rest area 57 Tol Jakarta-Cikampek yang menjadi lokasi kampanye keselamatan ban, Selasa 8/5/2018. Pemeriksaan tekanan angin hanya dilakukan saat ban dalam keadaan dingin. Untuk ban cadangan, tekanan angin harus di atas tekanan standar. 2. Perlu diperhatikan adalah bersihkan ban dari benda-benda asing. Sebab acapkali ada benda-benda yang menempel dan bisa merusak alur ban, seperti batu kerikil, paku, besi dan juga Pengguna Chevrolet Trax Keluhkan Ban yang Gampang Sobek 3. Selanjutnya, periksa bagian luar ban. Apabila ada sobek atau retak, ban disarankan diganti karena berpotensi pecah tiba-tiba saat tengah digunakan. 4. periksa tanda keausan pada ban. Bila alur ban menjadi 1,6 mm atau kurang, segeralah ganti ban dengan yang baru. Rudi Cara mengecek kembang ban yang diperagakan dalam kampanye keselamatan ban yang diadakan Bridgestone Indonesia di rest area 57 Tol Jakarta-Cikampek, Karawang, Selasa 8/5/2018. Seperti tahun sebelumnya, tema kampanye Tire Safety yang diusung Bridgestone mengambil tema "Ban Sehat, Anda Selamat". Kampanye tersebut bertujuan untuk mengurangi jumlah angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia, sekaligus menginformasikan kepada masyarata pentingnya peranan ban untuk keselamatan berkendara. Dalam kampanye ini, tenaga ahli Bridgestone di lokasi akan memeriksa kondisi ban kendaraan seluruh pengunjung. Selain itu, mereka juga menyampaikan penjelasan mengenai pengetahuan seputar perawatan ban untuk mendapatkan performa berkendara yang optimal dan tentunya aman. Seperti contoh, pengendara diajarkan bagaimana cara memeriksa tapak ban untuk menghindari bahaya akibat kerusakan pada ban yang sudah aus atau rusak. "Jadi ada edukasi bagi pengendara untuk selalu merawat ban dengan baik dan benar serta prosedur keselamatannya," kata Presiden Direktur PT Bridgestone Indonesia Gaurav Gupta saat datang ke lokasi kampanye tire safety, Selasa 8/5/2018. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

1 Faktor penyebab kerusakan ban pada proses vulkanisir. 2. Bagaimana menganalisis penyebab kerusakan ban vulkanisir. 3. Bagaimana mengatasi kerusakan ban pada proses vulkanisir. 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penulisan tugas akhir ini adalah : 1. Menentukan kriteria ban yang layak di vulkanisir. 2. Menganalisa ban vulkanisir. 3.

Cara termudah memastikan pencapaian jarak pemakaian yang memuaskan dan performa maksimal dari ban Goodyear Anda adalah dengan melakukan hal sederhana, inspeksi bulanan atas tekanan angin, keausan telapak dan kerusakan. Pelihara tekanan angin pada ban Tekanan angin yang tepat selain akan memberikan performa ban terbaik, juga keamanan dan hemat bensin. Ingatlah selalu untuk memeriksa tekanan angin setidaknya sebulan sekali dengan alat pemeriksa dalam keadaan ban dingin. Jagalah tekanan angin sesuai rekomendasi Anda bisa temukan rekomendasi itu pada stiker di pintu mobil, tutup pintu bensin dan tentu saja di buku petunjuk pemilik. Menjaga tekanan angin adalah satu hal terpenting yang bisa Anda lakukan untuk memperpanjang masa pakai ban dan ketahanannya. Ban yang kempes bisa menyebabkan kerusakan permanen dan memperparah kondisi kerusakan ban serta hilangnya tekanan angin. Mengurangi kapasitas bebannya, menyebabkan tekanan berlebihan pada dinding samping ban, meningkatkan hambatan putar ban, menyebabkan panas berlebih, boros pemakaian bbm dan kerusakan mekanik pada roda. Sementara tekanan berlebihan memperkeras ban yang mengurangi kenyamanan berkendara dan bisa menyebabkan getaran. Juga bisa meningkatkan kemungkinan kerusakan akibat benturan. Jangan putar ban berlebihan Hindari memutar berlebihan saat ban terjebak di salju, es, lumpur atau pasir. Karena hal ini bisa menyebabkan panas berlebih dan kerusakan parah. Lakukan gerakan maju dan mundur perlahan untuk membebaskan kendaraan dari jebakan. Jangan berdiri didekat mobil baik di depan atau di belakangnya saat kondisi ini dijalankan, atau mendorongnya keluar saat ban mobil berputar kencang. Periksa kembangan telapak ban Segera ganti kalau telapak ban sudah kurang dari 1,6mm di atas penanda keausan. Indikator penanda keausan ban biasanya akan tampak seperti jalur menonjol di dalam paritan groove telapak. Tergelincir di jalur basah gampang terjadi karena ban yang gundul atau hampir gundul. Ban yang sudah aus juga mudah sekali mengalami tusukan. Periksa kerusakan yang mungkin terjadi Setidaknya sebulan sekali harus dilakukan pemeriksaan atas kondisi kerusakan ban dan kondisi umum lainnya yang terkait keamanan. Jika Anda memiliki pertanyaan, Segera hubungi toko ban Anda untuk memeriksa, bila ada pertanyaan. Benturan, tusukan, retak, bunting, gembung atau bahkan kempes membutuhkan penggantian ban dan pemeriksaan dari tenaga ahli. Proper tyre repair Catatan Goodyear tidak memberikan jaminan pemeriksaan ataupun proses perbaikan. Perbaikan seluruhnya adalah tanggung jawab dari toko dan perbaikan seharusnya sesuai dengan prosedur Rubber Manufacturers Association RMA. Sistem monitoring dini tekanan angin Lihat buku panduan pemiki kendaraan untuk informasi apa yang harus dilakukan jika tanda monitoring dini tekanan angin aktif. Jangan mencoba memasang ban sendiri Bisa terjadi kecelakaan yang serius dari ledakan ban yang tidak terpasang sempurna. Pastikan bahwa instruksi pabrikan ban telah diikuti dan ban sesuai rim diameter velg roda. Hanya tenaga terlatih yang boleh melakukan hal ini. Jangan campurkan ban berbeda tipe dan ukuran dalam satu poros Untuk handling dan penguasaan kendaraan yang sempurna, Goodyear menyarankan penggunaan ban berukuran dan tipe yang sama sesuai anjuran pabrikan mobil. Waspada Sebelum mengganti ban, perhatikan buku petunjuk pemilik dan ikuti rekomendasi pabrikan mobil untuk ban pengganti. Handling kendaraan mungkin akan sedikit berubah karena perubahan ukuran dan tipe ban yang digunakan. Ketika memilih ban yang berbeda ukuran dari ban bawaan aslinya, coba diskusikan dulu dengan mekanik untuk memastikan ruang gerak roda yang tepat, kapasitas daya beban, dan tekanan angin yang dianjurkan. Jangan melebihi kapasitas daya beban dan tekanan angin anjuran seperti yang ada di dinding samping luar ban. Ketika mengganti ban, sebaiknya kamu mengikuti diameter sisi luar dan kapasitas daya beban awal sesuai anjuran pabrikan mobil. Tekanan angin mungkin harus disesuaikan untuk menghindari beban berlebih pada ban. Perhatikan ETRTO atau JATMA standard untuk tabel Tekanan Angin dan Beban Ban Berbanding Ukuran Velg untuk informasi tekanan angin dan beban. Dilarang menggunakan ban dengan kemampuan daya beban yang lebih rendah dari anjuran pabrikan mobil Pastikan bahwa ban setidaknya memiliki kemampuan daya beban sebanding dengan rekomendasi spesifikasi awal pabrikan mobil atau lebih tinggi lagi. CATATAN Produk Goodyear dan/atau ban yang dipasarkan untuk mobil penumpang dengan Matriks standard Eropa dan P-Metric bisa ditukar-pasangkan selama memiliki aspek rasio, lebar telapak dan diameter velg yang sama. PERHATIAN Jangan pernah mengganti ban “Standard Load” SL dengan ban “Extra Load XL. Gunakan ban pengganti dengan tipe daya beban yang sama. Ikuti petunjuk tambahan berikut Bila hanya mengganti dua ban saja, pasang ban yang masih tebal telapaknya pada poros belakang. Jika harus menggunakan dua jenis berbeda, tempatkan ban radial pada poros belakang kendaraan. JANGAN campur radial dan non-radial pada sumbu yang sama. Bila menggunakan tipe ban salju atau ban segala cuaca untuk kendaraan berperforma tinggi, gunakan untuk ke-empatnya. Tidak dianjurkan menggunakan ban dengan speed ratings yang berbeda. Bila terpaksa harus menggunakan speed ratings berbeda, setidaknya gunakan yang sama pada satu sumbu. Kemampuan percepatan dari kendaraan akan menjadi terbatas menuruti speed rating terendah ban yang digunakan. Bila mengubah ukuran ban, konsultasikan lah lebih dulu dengan toko untuk ukuran maksimum lebar velg dan pastikan ruang gerak ban. Jangan bebani mobil Anda Baca kembali buku petunjuk pemilik kendaraan untuk beban maksimal kendaraan. Beban berlebih pada kendaraan akan membuat ban menerima beban berlebih juga dan juga komponen kendaraan yang lain. Hal ini bisa menyebabkan handling yang buruk, konsumsi bbm dan menyebabkan kerusakan pada ban. Sekali lagi, jangan gunakan ban baru dengan kapasitas daya beban lebih kecil dari plakat yang ada dimobil, dan ingatlah bahwa lebar velg optimum penting untuk distribusi beban pada ban dan fungsinya. Perhatikan suspensi kendaraan & spooring, & balancing & rotasi ban Tidak melakukan rotasi, suspensi yang sudah aus, kekurangan atau kelebihan tekanan angin, ban tidak imbang, dan tidak tepat pemasangan bisa menyebabkan getaran serta keausan ban yang tidak rata. Lakukan rotasi ban sesuai rekomendasi produsen mobil atau maksimum dengan jarak 6,000 mi atau/ setiap 10,000 KM. Informasi tambahan, lihat “Be Tyre Smart/Play Your Part” brosur yang diterbitkan oleh RMA Rubber Manufacturers Association, yang bisa di unduh melalui website RMA Kunjungi Goodyear Branded Outlet terdekat untuk penggantian ban dan jaminan layanan. Bagaimana cara membaca nomor serial pada ban adalah singkatan dari Department of Transportation Departemen Transportasi. Angka-angka itu terletak di sisi bawah dinding samping setiap ban, yang menunjukkan bahwa ban sudah sesuai dengan standar keamanan dari departemen. 12-digit angka produksi tahun 2000-an 11-digit angka produksi tahun 1990-an M6MJEH0R0911 M6 Kode Pabrik Manufaktur MJ Ukuran dan Kode Ply EHOR Kode Konstruksi Manufakturing 0911 Tanggal Pembuatan Ban minggu ke-9 di tahun 2011 Masa Pakai Ban Ban dirancang untuk pemakaian ribuan mil/KM secara maksimal. Untuk manfaat yang maksimum, ban harus di rawat dengan baik agar terhindar dari kerusakan yang mungkin mengakibatkan ban tidak bisa dipakai lagi sebelum terjadi aus pada ketebalan telapak. Sulit untuk secara akurat menentukan masa pakai sebuah ban hanya dengan melihat kronologis waktu produksi karena kondisi ban sangat bervariasi.

Reportan issue. Q. Seorang mekanik hendak melakukan balancing roda, yang akan dilakukan adalah membalas static. Dibawah ini disajikan penyataan mengenai prosedur yang dilakukan: 1. Melepaskan roda dari kendaraan. 2. Memeriksa kembali (menyeimbangkan roda) untuk memastikan hasil yang diinginkan. 3.
1. Kesesuaian ban terhadap pelek yang digunakan. Ukuran ban harus sesuai dengan pelek yang digunakan. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan melihat ukuran ban yang tertera pada sidewall dan dibandingkan dengan ukuran pelek yang digunakan. Ukuran pelek biasanya tertera pada pelek tersebut. Pemakaian pelek yang tidak sempurna akan mengakibatkan akibat seperti telah diuraikan di atas. Penting juga memeriksa run out pelek roda, yaitu seperti gambar dibawah ini. Gambar 24. Memeriksa Run Out Pelek 2. Pemeriksaan keausan ban. Keausan ban dapat dilihat dengan melihat indikator keausan ban pada tread. Apabila keausan tread mencapai indikator, hal ini menunjukkan batas keausan ban dan saatnya ban harus diganti. Gambar 25. Pemeriksaan Keausan Ban New Tread Worn Tread TREAD WEAR INCICATOR Location marks 3. Tekanan angin. Tekanan angin ban yang tidak sesuai akan menyebabkan kerusakan pada ban dan memperpendek umur ban, diantaranya keausan tread tidak rata, lepasnya ikatan ply-cord dari karet ban, dan keretakan pada daerah sidewall. Oleh karena itu penting juga dilakukan memeriksa keolengan roda, seperti gambar dibawah ini. keolengan roda 1,0 mm Gambar 26. Pemeriksaan run-out ban 4. Kerusakan luar. Kerusakan luar dari ban merupakan kerusakan yang dapat diamati secara visual. Gambar 27. Pemeriksaan Kerusakan Luar Ban a. Rib Tear Ada bagian alur Rib yang robek dan terlepas dari telapak ban. Tear Rib disebabkan posisi telapak ban tidak menapak ke permukaan jalan dengan sempurna, sehingga konsentrasi berat hanya bertumpu pada sebagian kecil telapak. Karena beban tidak sesuai dengan kekuatan bagian ban yang memikul, maka terjadi kerusakan. Gantilah ban Anda b. Separation Pada bagian luar ban terjadi benjolan bagian yang menggelembung terutama pada shoulder, atau pada sidewall. Ini disebabkan terlepasnya ikatan ply-cord dari karet ban yang disebabkan beban berat, tekanan angin kurang dan kecepatan tinggi. c. Terputusnya ply-cord pada sidewall, kerusakan dapat dilihat dari sisi dalam ban. Penyebab kerusakan ini adalah tekanan ban sangat kurang, sehingga terjadi defleksi pergerakan-pergerakan yang besar pada sidewall. Gaya regang tarik yang berulang-ulang menyebabkan ply-cord putus. Macam dan Golongan Kerusakan Ban Luar Tabel 2. macam dan Golongan Kerusakan Ban Luar Macam dan Kondisi kerusakan Penggolongan Ply-cord putus Berbahaya Mencapai benang / kanvas Berbahaya Retak alur Belum mencapai benang Hati-hati Mencapai benang / kanvas Berbahaya Rusak luar telapak Belum mencapai benang Hati-hati Mencapai benang / kanvas Berbahaya Retak dinding samping Belum mencapai benang Hati-hati Kerusakan bead Bead broken Berbahaya Lapisan ban terpisah separation Berbahaya Kebocoran/perbaikan yang tidak sempurna 5. Keausan ban. Digolongkan menjadi dua, yaitu keausan karena umur pemakaian dan keausan yang tidak wajar. Tread yang aus secara merata merupakan keausan yang wajar yang terjadi karena umur pemakaian ban. Apabila tanda indikator keausan pada tread sudah terlihat, ban perlu diganti baru. Berikut ini merupakan keausan yang tidak wajar yang terjadi pada ban. a. Ban Aus Pada Shoulder Atau Di Tengah Penyebab utama keausan ban yang terpusat pada shoulder atau di tengah adalah kesalahan tekanan ban. Kalau tekanan ban terlalu rendah, maka bagian tengah akan cekung, dan beban akan tertumpu pada shoulder sehingga akan aus lebih cepat daripada bagian tengah. Beban yang berlebihan juga akan berakibat sama. Kalau tekanan ban terlalu tinggi, bagian tengah ban menjadi cembung, dan sebagian besar beban akan tertumpu di tengah sehingga keausannya lebih cepat daripada bagian shoulder. Gambar 28. Aus Pada Tengah Tread dan Pada Shoulder b. Keausan Ban Sebelah Dalam Atau Sebelah Luar 1 Keausan karena menikung, seperti terlihat di bawah adalah yang disebabkan karena berbelok dengan kecepatan yang berlebihan. Ban tergelincir dan mengakibatkan jenis keausan diagonal. Ini adalah masalah yang paling sering terjadi. Satu-satunya cara Keausan pencegahannya adalah pengemudi harus memperlambat kendaraan pada saat membelok. 2 Deformasi atau kelonggaran yang berlebihan pada bagian suspensi akan mempengaruhi front wheel alignment, dan mengakibatkan keausan ban tidak normal. 3 Kalau sebelah tread keausannya lebih cepat dari yang lain, penyebab utamanya adalah mungkin camber tidak tepat. Karena besarnya bidang singgung ban dengan jalan tergantung pada besarnya beban, ban dengan camber positip, diameter sebelah luarnya lebih kecil daripada sebelah dalam. Akibatnya, tread bagian luar akan slip pada jalan untuk mengejar jarak tempuh yang sama untuk tread bagian dalam. Kejadian slip ini mengakibatkan keausan yang berlebihan di sebelah luar tread. Untuk ban dengan camber negatip, keausan tread di sebelah dalam akan lebih cepat. Gambar 29. Aus Sebelah Dalam dan Luar c. Keausan Akibat Toe-In Atau Toe-Out Aus Berbulu Penyebab utama aus berbulu pada tread ban adalah penyetelan toe-in yang tidak tepat. Toe-in yang terlalu besar akan memaksa roda slip keluar dan menggesek bidang singgung tread bagian dalam pada permukaan jalan, ini menyebabkan terjadinya keausan toe-in. permukaan tread akan membentuk susunan seperti bulu seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Ini dapat diketahui dengan jalan mengusapkan tangan pada tread dari bagian dalam ke bagian luar ban. Gambar 30. Keausan Ban Akibat Toe – in Dalam hal lain, toe-out yang berlebihan akan menarik ban ke dalam dan menggesek bidang singgung tread bagian luar pada permukaan jalan. Keausan toe-out yang terjadi bentuknya seperti gambar di bawah. Gambar 31. Keausan Ban Akibat Toe – out d. Keausan Toe-and-Heel Keausan toe-and-heel adalah aus sebagian yang sering terjadi pada ban dengan pola tread block dan lug. Ban dengan tread berpola rib keausannya membentuk pola seperti gelombang. PENTING ! Kalau kedua ban menunjukkan keausan seperti ini, berarti penyetelan front end tidak tepat. Kalau hanya sebelah ban yang mengalami keausan seperti itu, kemungkinan penyebabnya adalah steering knuckle arm bengkok. Ini mengakibatkan in atau toe-out sebelah ban lebih besar dari lainnya. Keausan Keausan Karena ban yang bukan penggerak roda tidak memperoleh gaya penggerak, tetapi hanya gaya pengereman, keausannya cenderung membentuk pola toe-and-heel. Keausan seperti ini juga akan terjadi jika rem secara berulang-ulang diinjak dan dilepaskan, yang mengakibatkan ban tergelincir pada jarak yang pendek berkali-kali. Gambar 32. Keausan Toe – and – Heel e. Keausan Spot/Spot Wear Cupping Keausan spot membentuk lekukan seperti mangkok pada beberapa bagian tread roda dan terjadi jika kendaraan berjalan pada kecepatan tinggi. Keausan semacam ini terjadi karena tread roda mengalami slip pada interval yang teratur, seperti diterangkan di bawah. Kalau bearing roda, ball joint, tie rod end, dan lain-lain mengalami keausan yang berlebihan, atau kalau spindle bengkok, ban akan bergoyang pada titik tertentu di saat berputar dengan kecepatan tinggi, sehingga mengakibatkan gesekan yang kuat dan menyebabkan terjadinya keausan spot. Teromol rem yang telah berubah bentuk atau aus tidak merata menyebabkan terjadinya pengereman pada interval yang teratur, dan ini mengakibatkan terjadinya keausan spot dengan ukuran yang cukup besar melingkar pada ban. Gambar 33. Keausan Spot
Karenakerusakan tersebut di luar dari yang dikerjakan dealer. "Pihak dealer bilang dia (pemilik) hanya minta tune-up, ganti oli, sama periksa rem, jadi tiga item itu yang diperbaiki pihak dealer dengan persetujuan pelanggan dengan seharga Rp 2,5 juta," ucap Fedy lagi.

0% found this document useful 0 votes2 views36 pagesCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes2 views36 pagesMelepas Dan Memasang Roda Mobil Serta Perawatan BanJump to Page You are on page 1of 36 You're Reading a Free Preview Pages 7 to 9 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 16 to 33 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.

IJOxt.
  • zbs42436e2.pages.dev/69
  • zbs42436e2.pages.dev/430
  • zbs42436e2.pages.dev/438
  • zbs42436e2.pages.dev/157
  • zbs42436e2.pages.dev/68
  • zbs42436e2.pages.dev/465
  • zbs42436e2.pages.dev/47
  • zbs42436e2.pages.dev/137
  • prosedur pemeriksaan kerusakan ban luar